5.Terburuk dari yang terburuk

1 0 0
                                    

Pagi itu di institut expectmoore, Erbek mengunjungi bangunan pengembangan mekanika. Tempat yang berada di dalam pengawasan professor Iven Burchansk. Disana dia bertemu dengan sang professor dan seorang professor wanita bernama Hilmenoya Arzik. Tampaknya mereka sedang mengerjakan suatu mesin yang terlihat rumit. Kedua professor yang menyadari keberadaan Erbek kemudian menghentikan pekerjaannya. 

"Oh, professor Erbek! Kebetulan sekali, padahal aku baru saja hendak menghubungimu kalau perangkat rancangan kita sudah jadi" Ujar prof. Iven tersenyum.

"Aku merasa sepertinya hari ini barang itu akan selesai, makanya aku datang kesini!" ujar Erbek. Erbek kemudian menatap tepat ke arah bokong wanita yang masih sibuk mengutak-atik perangkat itu. prof. Arzik jadi terusik dibuatnya.

"Astaga Professor Erbek. Bisakah anda berhenti menatap bokongku seperti itu? Anda begitu suka menjatuhkan martabat orang lain, yah?" ujar wanita itu.

"oh, maaf professor Arzik. saya tidak hendak menjatuhkan martabat anda, tapi saya kasihan melihat anda begitu capek menahan bokong yang besar itu. anda bisa duduk di kursi kok" sanggah Erbek.

"BWAHAHAHAHA!!! NGIGGK NGIK" tanpa aba-aba, professor Iven yang berumur 62 tahun itu tertawa terbahak-bahak.

"Professor? professor kenapa?" tanya Erbek.

"tidak tidak. lanjutkan saja diskusi tentang BOKONGNYA NGIGK NGIGK BWAHAHAHA!!" Professor Iven lanjut tertawa. Erbek dan prof. Arzik saling berpandangan. Mereka berdua mengangkat bahu tanda tidak mengerti.

"haah.. pokoknya, perangkat ini sudah komplit. Prof. arzik menambahkan sedikit fungsi aritmetika dan aku memperbaiki beberapa rancangan yang tidak pas, Kamu cuma nyumbang cetak biru aja, Prof. Erbek" ujar prof. Iven.

"Paling tidak kalian ngerjainnya kan pake caraku! Kalian berdua keras kepala soal yang beginian" Erbek menambahkan.

"Pokoknya, kita coba perangkat itu sekarang juga. Silahkan Prof. Erbek" Ujar prof. Arzik.

Erbek mengangguk. dibawanya sampel berupa sejumlah dokumen yang lumayan tebal. Pertama-tama, Erbek memasukkan satu lembar di bawah sihir pembacaan. Kemudian Sihir tersebuk aktif dan mengirimkan aliran sihir kedalam sebuah cakram magnetik. sihir-sihir tadi kemudian bergerak menuju ke saklar super kecil yang  jutaan banyaknya. Jadi aliran sihir itu memutuskan mana saklar yang dihidupkan dan mana yang tidak, sehingga membentuk aliran data yang kemudian disimpan kedalam kertas papirus yang bisa menampung data-data tersebut. Erbek kemudian mengetikkan perintah di perangkat tersebut, dan peralatan itu kemudian mencetak tulisan yang sama persis dari Erbek masukkan sebelumnya. ketiga professor terdecak kagum dengan peralatan itu.

"WAH! berhasil! Tidak sia-sia kita membuat peralatan ini!" ujar professor Arzik.

"Senangnya bisa membuat sesuatu yang rumit begini. Kuharap kita bisa menampung lebih banyak jurnal lagi. Kudengar ada beberapa Ilmuwan dari luar Nebula 31 tertarik mengirimkan jurnalnya kesini!"

"Baguslah kalau begitu. menurut perhitunganku, barang ini bisa menampung sekitar 10.000 halaman jurnal ilmiah. Tapi cukup repot juga yah. Kita butuh Layar yang bisa menampilkan tulisan-tulisan itu secara waktu nyata, begitu juga dengan pengelompokan jurnal. Tapi untuk sekarang ini, kita masukkan saja 500 lembar ini dan menulis urutannya di kertas sihir saja"

"wah, itu saja terdengar lebih hemat. aku tidak mau peralatan ajaib ini malah bisa di sunting isinya  dengan penerapan layar apalah itu" ujar Professor Iven.

"baiklah. Terserah. Selamat bersenang-senang, Para professor yang terhormat" ujar Erbek dengan mengeluarkan salam hormatnya, ia kemudian beranjak pergi. 

"Ada-ada saja Anak muda itu. Padahal ini semua idenya, lha kok dia yang pergi duluan" tukas Professor Arzik.

"Biarkan saja professor. Palingan dia mau membuat sesuatu yang baru lagi. Tapi aku tidak akan mengizinkan pembuatan layar penyunting itu!"

....

Erbek masuk ke kelas pelajaran politiknya. Setelah ini, dia akan langsung ke kelas ekonomi. Semuanya tetap berjalan seperti biasa. Erbek menjelaskan tentang piramida kasta oligarki tentang kerajaan, bagaimana dia menganggap bahwa pengelompokan kasta sesuai dengan keturunan atau harta adalah hal yang konyol, sebab yang terlihat jelas di mata orang luar adalah kerajaan ini dibentuk atas dasar kecantikan seseorang. yang mana lebih konyol lagi.

"Aku tidak habis pikir soal pengelompokan itu. kenapa? karena cantik atau tidaknya seseorang itu karena dari lahir. Kalau mukamu seperti lumpur becek, jangan harap dengan seiringnya waktu mukamu akan sebening air sungai" ujar Erbek. ditengah penjelasan itu. Seorang mahasiswi berdiri. Wanita berambut pendek dan bertubuh pendek

"Aaah Maaf Pak erbek. Tapi saya ada pertanyaan"

"Silahkan"

"Aku terus mendengar anda mengoceh-ngoceh tentang kasta oligarki, apakah anda berniat menjadi yang tertinggi? pak Erbek?"

"tidak, aku mengoceh disini tentang politik, supaya kalian lebih berhati-hati dan lebih waspada. Supaya kalian tidak masuk dalam urusan yang mengerikan"

"sayang sekali pak erbek, tapi anda sudah masuk dalam urusan itu sedari lahir" 

wanita itu menggerakkan tangannya meraih sesuatu dari dalam laci mejanya. Dengan sigap, Erbek mengeluarkan revolver dan langsung menembak meja itu. Semua orang berteriak panik dan mundur kebelakang. Wanita itu berteriak lebih keras dari yang lainnya karena tangannya terkena tembakan Erbek. Pria itu kemudian melempar meja wanita itu. menyingkapkan tangan  wanita itu, yang ternyata juga sedang memegang revolver.  di punggung tangan berdarah milik wanita itu, terdapat tatto apokrypa, seperti milik putri espada. Erbek mengarahkan revolvernya ke kepala wanita itu.

"Aku baru tahu ada teroris yang belajar di kelasku!" Ujar erbek.

"Hhh.. Demi putri keadilan kami.. Kau harus dihukum!"

"Ehh? dihukum? dia aja tadi malam cuma menangis" tukas erbek. Mata wanita itu menatapnya dengan tajam.

"Jangan kau anggap itu REMEH! Pangeran Erbek Archanan!" teriak wanita itu. Semuanya jadi terkejut. Erbek menjadi kesal. dia menarik pemukul revolver, memindahkan peluru ke ruang yang kosong, siap untuk dimuntahkan.

"Namaku Erbek Tuatha. jangan buat aku kesal, anak muda.."

[]

maaf baru up. Saya malas, dan lagi habis dikritik wkwkwkw, makanya butuh kekuatan mental yang baru wkwk tapi kritik is ok kok



You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 01 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

UGLIEST WAR AGAINST SOFT BASTARDSWhere stories live. Discover now