49. Pencarian batu formasi

145 26 0
                                    

ORACLE
Lazy_Monkey

|||

Vote & komen

-------------------------------🌹---------------------------


















“Jika kita tersesat, bagaimana nasib kita nanti?”

“Kamu pikir seberapa besar kota Islar?” Kim Jisoo mendengus sambil memutar mata, dia tidak menyangka Jennie akan tega membuatnya menjadi satu partner dengan Rosseane Adeline. Meski ya, mereka sudah mulai berteman dan kini menjadi satu-kesatuan. Kim Jisoo masih mempertahankan sikap ketus pada gadis penyanyi satu ini. Lebih baik menjadi partner Wendy, gadis yang dulu berhasil mencuri hatinya.

“Hm, aku tidak tahu. Kamu tahu seberapa luas wilayah kota ini?” Rosie balik bertanya dengan polos, setengah menampilkan kebodohannya yang sangat lemah dalam berhitung. Ya, Rosie tidak terlalu suka dengan pelajaran akademik, itulah mengapa dia begitu giat berlatih musik. Sekalipun bakat Gift-nya memang harus disalurkan melalui suara, seandainya Rosie bukan Healer, Rosie tetap akan memilih menjadi penyanyi.

“Oh, sulit berbicara dengan orang tolol.”

“Hei, itu sangat kasar babe!”

“Ewh, jijik!” Jisoo memasang wajah mual.

Andaikata mereka tidak dipersatukan oleh tanggung jawab sebagai penjaga Oracle, mungkin tidak akan pernah dalam seribu tahun Kim Jisoo mau berjalan berdampingan dengan gadis berambut blonde disampingnya ini. Entah kenapa, Jisoo hanya tidak suka saja. Tidak ada alasan untuk membenci seorang Rosseane Adeline, dia sempurna Jisoo akui. Bentuk tubuhnya yang tinggi, wajahnya yang cantik serta senyumannya yang mampu membuat para lelaki serta perempuan berteriak-teriak histeris. Rosie memiliki segalanya tetapi, Jisoo tetaplah yang berada di peringkat pertama dalam segi kecantikan.

Kecualikan Irene Bae, ini salah satu rival yang tak boleh disanjung.

Mungkin, karena sedari dulu Rosie selalu mengejarnya, perasaan terganggu itu muncul dan semakin besar. Rosie tidak pernah mengenal lelah, syukurnya saat Jennie tiba, sikapnya yang mirip anak anjing itu telah berkurang. Mereka semua justru berbalik mengejar Jennie namun, setelah Jennie menentukan pilihan. Tampaknya perasaan lama tersebut datang lagi. Kini Rosie mulai suka mengganggu Kim Jisoo lagi.

“Iya, hari ini panggilan itu mungkin menjijikan. Di masa depan, kamu akan memohon padaku untuk memanggilmu dengan panggilan sayang.” Rosie mengerlingkan mata, terkikik diakhir saat Jisoo kembali membuat raut wajah hendak muntah.

Mereka tengah mencari batu formasi lain yang Eugene sebutkan. Satu batu telah ditemukan dan berada tepat di pusat kota, maka dari itu, semua orang dibagi untuk mencari di semua titik. Tujuan keduanya saat ini adalah wilayah selatan kota, itu dekat dengan hutan tepat di belakang pemukiman. Tidak akan mudah mencari sesuatu seperti itu di malam hari maka, untuk tujuan yang agak berbahaya ini, Jennie memberi arahan agar mereka pergi berdua.

“Bermimpilah, itu cocok untukmu.”

“Aku ingin menyanyikan beberapa lagu.” Rosie membalas tanpa sakit hati, dia hanya tertawa setiap kali balasan Jisoo begitu pedas dan menyayat hati. Kalau kemarin ditanggapi ketus begini Rosie mungkin akan patah hati lagi dan lagi.

Tetapi, sekarang? Ya, Rosie hanya menikmati kebersamaan. Jika beruntung kata-katanya dapat menembus hati Jisoo, esok hari mungkin mereka akan berpacaran. Semudah itu memang bermimpi.

“Kita tidak sedang kencan. Tutup mulutmu.”

Jisoo melangkah lebih cepat, mengarahkan senter tepat ke depan berharap hutan sudah lebih dekat atau mulut Rosie tak akan diam hingga mereka menemukan batu formasi tujuh arah. Semua orang saat ini sedang sibuk berada di pusat kota menikmati festival dari kompetisi yang akan diselenggarakan besok. Itu cukup memudahkan mereka untuk mengamati keadaan sekitar yang lenggang.

ORACLEWhere stories live. Discover now