21| Keresahan Hati Septian

138 23 4
                                    

Septian hanya bisa menunduk pasrah saat Wisnu memarahinya habis-habisan dengan raut wajah memerah. Selama hidupnya, baru kali ini Wisnu benar-benar marah dengan Septian, keponakan kesayangannya ini. Biasanya, kesalahan apapun yang Septian perbuat, Wisnu selalu bisa memaafkannya. Namun untuk kesalahan yang ini, rasanya Wisnu sudah kehabisan kata-kata.

"Kamu benar-benar memalukan, Septian!"

"Bagaimana kalau Pak Seno sampai tahu kamu begini pada anak gadis semata wayangnya itu?"

"Om malu, Septian. Om malu! Om yang jodohin kamu sama Zifa dan kamu dengan bodohnya melakukan hal busuk seperti ini!"

"Istrimu itu sedang hamil, apa kamu tidak punya otak, hah?"

Plak!

Satu tamparan keras mendarat sukses di pipi kiri Septian. Septian hanya meringis tanpa berani menyela sedikit pun ucapan om-nya itu. Napas Wisnu naik turun menahan amarah. Kalau saja Wisnu tega, bisa saja ia menghajar bahkan membunuh Septian sekarang juga.

Septian sudah menceritakan semuanya pada Wisnu. Mengenai kedatangan Carissa dan kebohongan yang ia sembunyikan di belakang Zifa. Septian menceritakan semuanya dengan detail, tanpa terkecuali.

Wisnu mengusap wajahnya dengan kasar dan menghempaskan tubuhnya di kursi kerjanya. Wisnu tahu betul siapa Carissa, bahkan Wisnu juga tahu semua cerita tentang Septian dan Carissa di masa lalu.

"Maafkan Septian, Om." ucap Septian lirih, tanpa berani melihat ke arah Wisnu sedikit pun.

"Apa? Maaf katamu? MAAF?!"

Septian sontak memejamkan kedua matanya saat Wisnu melempar sebuah botol air mineral dan tepat mengenai wajahnya. Septian sama sekali tidak melawan, ia mengakui kalau dirinya memang salah.

"Kamu tidak ingat dengan perkataan Pak David yang sombong itu, hah? Kamu tidak ingat bagaimana pria itu menginjak-injak harga diri orang tuamu? Kamu ini bodoh atau bagaimana?"

"Carissa bahkan tidak tahu apa-apa soal ini, Om."

"Jadi karena Carissa tidak tahu apa-apa, kamu membiarkannya seperti ini? Kamu membiarkan semuanya baik-baik saja dan seolah tidak terjadi apa-apa?"

Septian menarik napas panjang. "Tolong kasih waktu untuk Septian, Om. Septian pasti akan memberitahukan ini pada Zifa dan Carissa. Untuk sekarang Septian belum siap."

"Kenapa? Kamu masih mencintainya? Iya?"

Septian menelan ludahnya sekuat tenaga. "Lima tahun bukan waktu yang sebentar, Om. Septian bahkan sudah mencintai Carissa jauh sebelum kami menjalin hubungan."

Ya, Septian benar-benar tidak bisa membohongi perasaannya. Carissa memang bukan cinta pertamanya, tapi Septian sudah jatuh cinta padanya sejak SMA. Gadis itu adalah satu-satunya yang berhasil memikat hatinya kala itu bahkan sampai sekarang.

"Lalu bagaimana dengan Zifa? Kamu tega meninggalkan istrimu yang masih polos dan tidak tahu apa-apa demi menuruti pikiran bodohmu itu?"

Septian menggeleng pelan. "Septian tidak akan meninggalkannya, Om. Septian tahu, Septian memang bodoh. Septian mencintai Zifa, tapi Septian belum bisa mengambil keputusan yang kuat untuk meninggalkan Carissa sekarang. Banyak hal yang harus Septian selesaikan satu persatu."

Wisnu menatap Septian dengan murka. Pria itu mengusap wajahnya dengan kasar. "Om menyesal sudah menjodohkan kamu dengan Zifa. Pak Seno adalah sahabat baik Om dan beliau sudah banyak berjasa pada keluarga Om."

"Maaf, Om—"

"Keluar dari ruangan Om sekarang!" usir Wisnu sambil mengacungkan jari telunjuknya ke arah pintu.

My Om Husband || Lee Heeseung & KarinaWhere stories live. Discover now