32| Kepergian Septian

149 22 10
                                    

Hari masih sedikit gelap, matahari belum sepenuhnya keluar dari tempat peristirahatannya. Septian berlari memasuki halaman rumah Adam dan Melody dengan raut wajah panik. Septian mengetuk pintu rumah itu dengan tergesa-gesa.

Adam yang baru saja selesai mandi langsung bergegas membuka pintu.

"Ada apa, Yan?"

"Zifa sudah bangun, Mas?"

"Gak tau. Kayaknya belum."

"Aku mau ketemu sama istriku, Mas."

"Ya sudah ayo masuk. Langsung ke atas aja."

Setelah di persilahkan oleh sang pemilik rumah, Septian langsung berlari masuk dan naik ke lantai atas. Septian memanggil nama Zifa, membuat Melody yang baru saja bangun itu langsung membuka pintu kamarnya.

"Mas Septian? Kenapa?"

"Zifa masih tidur?"

"Tuh." tunjuk Melody pada Zifa yang masih tertidur. "Pelan-pelan aja banguninnya."

Septian mengangguk. Ia lantas mendekat dan mengusap lengan istrinya itu sepelan mungkin. "Dek, bangun."

Zifa mengerjap sesaat dan langsung bangkit dari tidurnya saat melihat Septian di sampingnya "Mas Tian? Mas baru pulang?"

"Dek,"

"Kenapa? Duduk dulu, Mas." Zifa yang melihat raut wajah suaminya cemas lantas menggeser tubuhnya, memberi tempat duduk untuk Septian.

"Mas mau izin, Dek."

"Izin kemana, Mas?" tatap Zifa, bingung.

"Carissa—"

"Mbak Carissa kenapa?"

"Carissa keadaannya benar-benar kritis. Jam sembilan nanti dia harus di terbangkan ke Aussie karena di rumah sakit ini sudah tidak bisa menanganinya."

Zifa terdiam, air matanya sudah mulai berjatuhan tanpa bisa ia tahan. "Terus Mas pamit untuk apa?"

"Mas mau nemenin dia sampai ke Aussie karena Tante Ningrum jatuh sakit. Semalam penyakit jantungnya kambuh setelah mendengar kabar ini."

"Terus sampai kapan, Mas?" tatap Zifa.

Septian menghela napas pelan. "Mas belum tahu. Di sini Carissa gak ada keluarga. Dia punya adik masih kecil dan papanya juga ada di luar negeri."

Zifa langsung memeluk Septian sambil menangis. Perasaan Zifa benar-benar membuncah sekarang. Sejujurnya ia tidak rela melepas suaminya, apalagi sebentar lagi dia akan melahirkan tapi Zifa sudah berjanji. Ini juga atas permintaan Zifa yang menyuruh Septian untuk menemani wanita itu. Zifa ingin egois, tapi entah mengapa hatinya benar-benar tidak bisa.

"Mas janji akan segera pulang, sayang. Di Aussie nanti, Carissa akan di temani papanya dan Mas hanya akan mengantarnya saja." ujar Septian.

Zifa terdiam sejenak, tak lantas memberikan jawaban pada suaminya itu. Ia memeluknya semakin erat, seolah tidak rela melepasnya.

"Jangan lama-lama ya, Mas." isak Zifa.

"Iya, Mas janji."

Zifa mau tidak mau akhirnya melepas suaminya itu. Walaupun hatinya terasa begitu berat, tapi sejujurnya Zifa tidak tega melihat kondisi Carissa yang seperti itu.

"Jaga diri baik-baik ya, Mas Tian. Pulanglah dengan selamat. Ingat, ada aku sama calon anak kita yang nunggu kedatangan kamu."

"Iya, Dek. Kamu juga jaga diri baik-baik. Mas akan hubungin kamu setelah sampai sana nanti."

My Om Husband || Lee Heeseung & KarinaWhere stories live. Discover now