9

381 65 12
                                    

Ada yang masih nunggu?



HAPPY READING



Setelah Sasuke merasa pulih, dia berpikir bisa menghindari segalanya. Pasca melakukan pengecekan kesehatan rutin, para staff masih membicarakan malamnya bersama Sakura. Rasa curiganya semakin bertambah saat Sakura dipanggil ke rumah sakit lagi.

Entah sudah berapa kali istrinya itu dipanggil ke rumah sakit di awal bulan ini. Setelah ditanya, Sakura hanya menjawab itu adalah perawatan, tapi bagai hinaan. Sasuke tidak tahu apa itu.

Terkadang, Sasuke mendiskusikan ini dengan Naruto dan Shikamaru. Apa istri mereka juga sering dipanggil ke rumah sakit, dan jawabannya sama. Dua kali. Satu untuk mengecek kehamilan dan satu untuk perawatan miss v. Oke, itu terlalu sialan. Karena orang-orang itu, sudah kelewat ikut campur. Pantas saja Sakura mengatakan bagai hinaan.

Sasuke makan malam di kamar karena kali ini, Kakashi sepertinya sedang mencurigainya lagi. Ok, baiklah. Sasuke tidak mau ambil pusing.

Di sisi lain, Sakura hampir mengelilingi kamarnya seratus kali karena panik. Bahkan dia tidak menyentuh sedikit pun makanan yang dibawakan Kakashi. Hari ini Sasuke tidak berulah dan Sakura tidak merasa tenang. Bayangan malam pertama mereka yang penuh drama rasanya mengerikan. Sakura tidak mau disuntikan zat apa pun yang terkandung di dalamnya. Sungguh, badannya langsung tidak nyaman saat dan setelah kejadian itu.

Sekitar jam setengah tujuh malam kamar Sakura diketuk. Sakura tidak bisa berpikir jika itu Sasuke. Karena kamar ini tidak seperti kamar lainnya yang hanya bisa dimasuki pasangan. Setelah terdiam beberapa saat, barulah Sakura membuka pintu.

Benar saja, di sana ada Kakashi, dan Sasuke yang baru menuruni anak tangga. Tuhan! Setelah luka parah hingga membuat pria itu jelek, kini Sasuke semakin terlihat maskulin.

"Sudah waktunya." Kakashi berjalan lebih dulu. Membiarkan kedua anak itu memilih sepatunya, yang berakhir menggunakan sandal jepit. Benar-benar membuat geram.

"Aku tidak akan memaafkan kalian jika berulah lagi!" Kakashi menekan kata-katanya.

Sasuke dan Sakura masih diam-diaman dalam hening. Namun kedua kakinya seperti di hipnotis untuk mengikuti Kakashi dengan patuh.

Saat tiba di rumah sakit, Kakashi membuka pintu kaca lebar agar kedua anak ini bisa masuk lebih dulu.

"Naik ke lantai dua!" perintah Kakashi tegas.

Sasuke menghentikan langkah dan menatap Kakashi lama. Kemudian dia menuntun Sakura untuk berjalan cepat ke kamar mereka. "Tidak mau!"

"Sasuke!" Kakashi mengikuti mereka dengan tatapan bengis.

"Aku akan melakukannya, berhenti mengomel!" Sasuke enggan menoleh.

"Hah?" Kakashi menatap punggung Sasuke tidak percaya. "Memangnya kau bisa?"

Perempatan siku seolah muncul di kening Sasuke atas penghinaan Kakashi. Memangnya dia tidak bisa?

Sasuke membuka pintu kamar dengan cepat, sebelum pintu tertutup rapat Kakashi berujar lagi.

"Jika aku tidak menemukan bukti, maka jadwal ini akan diulang, Sasuke!" Kakashi menatap pintu tertutup perlahan, dimana Sasuke juga menatapnya marah.

"Sasuke!" Di sisi lain, Sakura memperhatikan punggung suaminya.

Sasuke mengacak rambutnya gemas. "Katakan, kau ingin melakukannya saat mabuk atau sadar?"

Sakura mendengus. "Pertanyaan bodoh! Tentu saja saat sadar."

Yah, iya, semua orang pasti ingin itu. Hanya saja, jika harus dipaksa begini, bagaimana mulainya. Sasuke sungguh dibuat bingung.

Sakura menyentuh bahu lebar suaminya. Menatap onyx indahnya malam. "Kita tidak akan menemukannya jika hanya berpikir sendiri-sendiri."

KONOHA NEXT GENERATION ACADEMYWhere stories live. Discover now