15

160 38 10
                                    

Haloo... Ada yang sadar, gak? Sebenarnya disini, aku membuat karakter Sasuke itu seperti Eins di MHMK.

Hehehe... Jadi memang Sasuke dibuat nakal. Apalagi kan di sini dia dinikahkan di usia 18 tahun. Kayak aku tuh belum pernah buat funfic, dimana Sasuke itu nikah di usia belasan tahun. Kayaknya, ya. Aku agak lupa soalnya.

Jadi memang karakter Sasuke itu super labil, khas anak remaja akhir sih. Di usia segitu cowok pasti sedang memulai melangkah ke masa depan. Seperti memilih kerjaan, mulai berpikir untuk bersikap dewasa, atau mulai memikirkan langkah ketika punya tanggung jawab.

Usia yang memang cukup tanggung. Dibilang anak-anak bukan. Dibilang dewasa juga nggak.

Pokoknya gitu, deh... Semoga tersampaikan dalam cerita, ya...



HAPPY READING



Dalam rangka persiapan perburuan, Sasuke meluangkan banyak waktu agar Sakura bisa mempelajari cara berkuda dan memanah.

Seperti yang sudah diduga, Sakura masih payah dalam berkuda. Namun setidaknya ada perkembangan. Sakura bisa duduk tegak sendiri dan Sasuke bisa menuntun kuda dari bawah.

Di momen berikutnya. Mereka pergi ke ruang memanah. Ya, ada batas khusus bagi benda-benda tajam. Karena ditakutkan ada panah nyasar dan terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan.

"Kau pernah memegang panah?" tanya Sasuke begitu Sakura datang menggunakan pakaian nyaman. Ya, mereka janjian dan tidak pergi bersama. Waktu mereka mepet oleh jadwal malam intim dan di siang hari mereka sibuk kelas. Namun karena Sakura trauma janjian melalui surat, mereka selalu berdiskusi ini sebelum memulai aktivitas. Akan banyak membuang waktu jika mereka harus saling menjemput di kelas masing-masing.

Sakura mengangguk yakin. "Aku tidak mahir, tapi bukan berarti tidak bisa."

Sasuke memandang Sakura remeh lalu memberikan busur panah yang sudah dia pilih bentuk dan bobotnya. Itu cocok untuk ukuran tubuh Sakura.

Sakura mengambil posisi dan mengangkat busur sesuai instruksi. Dia merasa malu, karena meskipun sudah biasa berlatih, Sasuke masih membenarkan posisinya.

"Buka sedikit kakimu!" Sasuke menggeser kaki Sakura dengan kakinya sendiri.

Sasuke berada tepat di belakang Sakura, dan membenarkan siku-sikunya. "Tegakkan tubuhnya juga!" Tidak lupa dia membenarkan tubuh istrinya agar selaras satu sama lain. "Yo, tidak buruk."

"Siap!..." Sasuke menoleh. "Lepas!"

Slappp

Tiba-tiba Sakura tertawa nyaring sambil memegang perutnya.

"Apa yang lucu?" Sasuke melipat tangannya di dada. Dia melihat hasil panah, dan Sakura secara bergantian.

"Kamu. Kamu yang lucu." Sakura kembali tertawa. "Bisa tidak kau tidak menatapku begitu? Aku sedang berlatih, ya ampun, dan kau hanya membuatku salah tingkah."

"Aku tidak melakukan apa-apa." Sasuke tidak mau mengakui.

"Ya, kau melakukan apa-apa. Jangan menatapku begitu karena aku tidak bisa konsentrasi!"

Sasuke hanya terkekeh dengan ucapan istrinya. "Memang bagaimana?"

Sakura masih tersenyum dan mempraktikkan apa yang Sasuke lakukan ketika Sakura sudah siap tadi. "Begini?"

Sasuke tertawa dan menyanggah. "Tidak mungkin. Itu tatapan jelalatan, Sakura."

"Ya, kau begitu."

"Tidak perlu dibahas lagi. Angkat lagi busurmu! Itu sudah bagus." Tunjuk Sasuke pada panah Sakura.

KONOHA NEXT GENERATION ACADEMYWhere stories live. Discover now