21. Psikiater

48 4 2
                                    

Esoknya, saat pagi hari mereka kumpul di ruang makan untuk sarapan.

"Kita jadi jalan-jalan hari ini?" Tanya Lisa.

"Jadi, selesai sarapan kalian siap-siap." Jawab Jisoo.

Lisa mengangguk pelan.

Beberapa menit kemudian, mereka menyelesaikan sarapan.

Kini Jisoo, Jennie, Rose, dan Lisa bersiap-siap untuk pergi.

Setelah selesai, mereka kumpul di ruang tamu.

"Sudah siap semua?" Tanya Jisoo.

"Sudah!" Jawab ketiga adiknya.

Mereka keluar dan mengunci pintu rumah.

Saat dijalan, Rose terus memperhatikan Lisa.

Lisa menyadari hal tersebut, "kenapa?" Tanyanya pada Rose.

"Kenapa apanya?"

"Kenapa terus liatin aku gitu?"

"Gapapa, mana tau kamu kaya kemarin lagi."

"Aneh."

"Ayo kita sewa mobil aja, tempatnya cukup jauh." Ucap Jennie.

Tak lama, Jennie mengirim pesan pada seseorang, orang tersebut adalah jasa sewa mobil yang sudah kenal dengan Jennie.

Jennie menyewa mobil, tak lama orang tersebut mengantarkan mobil itu pada mereka.

"Terimakasih. Nanti anda pulang gimana? Jalan?" Ucap Jennie.

"Ga dong, nanti saya dijemput disini sama temen."

"Oh oke, saya duluan ya!"

Jennie, Jisoo, Rose, dan Lisa menaiki mobil tersebut.

"Duluan ya paman!!"

"Iyaa, hati-hati ya Jennie!"

Jennie tersenyum dan menjalankan mobil tersebut.

"Dia siapa Jen? Udah akrab banget kayanya?" Tanya Jisoo.

"Itu temen Appa, Eonni gapernah dikenalin?"

"Gapernah, Eonni aja baru tau itu temen Appa."

"Dulu Appa dan paman itu deket banget, tapi sekarang sepertinya sudah mulai renggang. Lagian sifat Appa sekarang sudah berubah, emang ada yang masi mau berteman dekat dengannya?"

"Jen ... gaboleh gitu."

"Aku bicara fakta."

"Tapi kalau dipikir-pikir, kata Jennie Eonni benar. Appa sekarang terlalu obses dengan nilai dan keberhasilan." Ucap Rose.

Lisa mengangguk, "aku juga merasa begitu."

"Dari pada kita ngomongin Appa, mending kita fokus buat menikmati perjalanan." Ucap Jisoo.

Jennie mengangguk, "kita ke psikiater dulu aja mau?"

"Boleh, berarti jalan-jalannya nanti selesai aku cek ke psikiater?" Tanya Lisa.

"Iya, nanti ke psikiater yang aku kenal aja, dia baik banget orangnya!"

"Loh? Eonni punya kenalan psikiater?"

"Punya, aku sering ketemu dia."

"Ketemu? Jennie Eonni sering kesana?"

"Sering."

"Untuk apa? Eonni ada masalah?"

"Hanya untuk bertemu dengannya aja, bukan untuk periksa atau bagaimana."

I MUST BE PERFECT?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang