"Aku hanya seorang manusia, tidak bisa sempurna seperti apa yang orang lain harapkan, aku hanya bisa berusaha semampuku saja..."
"Aku akan berusaha untuk selalu kuat dan menjadi anak yang ceria seperti yang eomma inginkan."
"Aku juga ingin diperhati...
Jisoo berkunjung ke Kim Daejung untuk memberikan informasi tentang Rose.
"Appa..."
"Appa tidak marah sama sekali denganmu kok"
"Aku belum bicara apapun, apa yang Appa pikirkan?"
"Appa kira ingin meminta maaf karena telah melakukan ini"
"Bukan itu."
"Lalu apa?"
"Rose..."
"Rose? Rose kenapa?!"
Terlihat Kim Daejung khawatir, Jisoo tidak pernah melihat Appanya se-khawatir ini sekarang padahal dia belum menceritakannya.
"Appa dengarkan aku dulu ya? Aku tidak bisa cepat-cepat berbicara tentang ini, karena aku sedang terluka..."
"Terluka? Apa yang luka? Biar apa lihat"
"Mental aku Appa, mental aku rasanya seperti tergores pisau yang tajam sekarang..."
"Jisoo... maaf apa ini karena Appa?"
"Bukan, dengarkan aku..."
Jisoo menceritakan semuanya yang telah terjadi, Kim Daejung terlihat tidak percaya dengan ini semua.
"Ga, kamu bohong ya?"
"Surat ini, silahkan Appa baca."
Jisoo memberikan surat yang ditulis oleh Rose kepada Appanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah menerima dan membaca surat itu, Kim Daejung baru percaya.
Dia menangis membaca surat tersebut, Jisoo yang melihat Appanya begitu sedih dengan ini semua dia menunduk, tidak berani menatap Appanya yang sangat sedih itu.
"Rose... maaf..."
"Appa besok ikut untuk pem-"
"Ikut, izinkan Appa untuk ikut ya?"
"Iya..."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Lisa jangan berlarut dalam kesedihan ya? Ikhlaskan..." Jisoo memeluk Lisa dengan erat.
"Maaf aku menangis terus, tapi aku sekarang benar-benar tidak memiliki tenaga..."