2.

253 39 4
                                    

Suatu kejutan bagi Donghyuck ketika ia turun ke ruang makan untuk sarapan pagi kemudian mendapati ada ayah dan ibunya disana, keduanya telah pulang dari luar kota, dan Donghyuck tidak mengetahui kapan tepatnya mereka tiba di rumah.

"Selamat pagi sayang" Ucap sang ibu sambil merentangkan kedua tangannya, menyambut Donghyuck yang baru saja turun dari kamarnya itu. Donghyuck masih memakai gaun tidurnya yang kusut.

"Ibu!" Sahut Donghyuck dengan riang. Gadis itu berlari dan melompat kedalam pelukan sang ibu. Memeluknya erat.

"Apa kabar sayang" Sang ibu, nyonya Lee membelai rambut Donghyuck dengan sayang. Dia juga mencium pipi anak gadisnya.

"Aku sangat merindukanmu" Ucap Donghyuck dengan nada khasnya yang manja.
"Ibu juga merasakan hal yang sama" Balasnya tulus. Nyonya Lee mengendurkan pelukannya dan memeluknya sekali lagi sebelum melepaskan pelukan sang anak.

Donghyuck berpindah, bergantian memeluk ayahnya. "Kapan ayah dan ibu tiba dirumah?" Tanya Donghyuck penasaran.

"Kita tiba sekitar jam setengah tiga pagi, di jalan sangat macet"

"Kalian sengaja ya tidak memberitahu ku akan pulang" Kata Donghyuck merenggut. "Soalnya nanti aku pasti banyak pesan oleh-oleh"

Sang ayah, tuan Lee terkekeh. "Sengaja untuk memberi kejutan, memangnya kamu mau apa? Ibu sudah beli banyak oleh-oleh"

Donghyuck tidak menjawab, tetapi dia sangat senang kedua orangtuanya sudah pulang kerumah setelah sekian lama. Mereka sudah pergi dalam waktu cukup lama, hampir sebulan lamanya. Ayahnya ada keperluan mengontrol bisnisnya yang ada diluar kota sekalian mengejar projects baru. Donghyuck sangat rindu dengan mereka. Biasanya setiap pagi ketika sarapan, dan juga saat jam makan malam bersama, mereka akan menghabiskan waktu dengan mengobrol bersama di ruang makan itu. Sudah menjadi suatu kegiatan yang rutin berjalan dan biasa dilakukan. Tidak peduli sesibuk apapun, makan bersama sudah menjadi tradisi keharmonisan keluarga. Di dalamnya banyak komunikasi yang terjadi secara luwes dan santai. Membangun hubungan yang erat dan kuat secara perlahan.
Keluarga itu sangat hangat, benar-benar sempurna. Dan semua terjalin begitu saja karena komunikasi yang berjalan baik dan lancar.

Karena kebiasaan, rumah akan terasa sepi jika salah satu anggota keluarga sedang tidak ada dirumah, terlebih jika lebih dari satu, meskipun tidak benar-benar sepi bagi Donghyuck karena masih ada Jeno. Beruntung pria itu sangat jarang pergi keluar rumah. Dia akan berusaha untuk pulang di jam sebelum makan malam menemani Donghyuck meskipun di sela jadwalnya yang padat.

"Apa aku akan sering di tinggal lagi?" Tanya Donghyuck.

Nyonya Lee tersenyum. "Sayang maaf ya, ayah baru saja akan mengerjakan projects baru". Donghyuck paham, setiap ada projects baru itu artinya orang tuanya akan sering bepergian.

"Tidak masalah tentu saja aku mengerti, aku bukan anak kecil. Hanya ijin kan aku memelihara anak anjing supaya tidak kesepian di rumah" Ungkapnya merayu. Donghyuck memiliki sifat manja, dia kerap protes sering di tinggal orangtuanya. Bahkan terbawa sampai sudah kuliah. Memang tidak terbiasa jauh. Meskipun dia tau alasan di baliknya adalah uang, agar keluarga mereka hidup nyaman dan makmur.

"Tidak perlu memelihara anjing, kita sudah punya, itu anak anjing kita sudah turun" Ujar sang ibu begitu melihat Jeno yang baru saja turun lengkap sudah dengan memakai seragam sekolahnya.

Nyonya Lee tidak pernah mengijinkan putrinya itu mengadopsi hewan peliharaan lagi sejak terakhir kali punya, itu sudah bertahun-tahun lamanya. Ketika Donghyuck masih anak-anak, alasannya sederhana, dia tak mau putrinya mengalami hal yang sama seperti dulu, mengalami kesedihan yang mendalam dan juga sampai sakit-sakitan parah ketika di tinggal mati oleh anjing kesayangannya. Donghyuck menjadi murung dan tidak memiliki selera untuk makan atau bersosialisasi berkepanjangan, padahal kepribadiannya cerah dan ceria. Hal itu tentu menjadi mimpi yang buruk. Beruntung hal itu tidak pernah terjadi lagi. Donghyuck berhasil melewati fase sedihnya. Pun melihat karakter Jeno si bungsu, yang sepertinya risih dengan keberadaan hewan peliharaan. Turut menjadi bahan pertimbangan nyonya Lee untuk tidak mengadopsi hewan peliharaan lagi. Apalagi Jeno punya riwayat sejarah kelam ketika masih kecil. Dia pernah memutilasi hewan-hewan yang dia temui di taman. Sampai di bawa ke psikolog dan psikiater untuk berkonsultasi karena hal itu sangat mengerikan untuk Nyonya Lee. Jeno adalah anak yang baik sekaligus memiliki sisi gelap dan menyeramkan yang tidak bisa di tebak.

Secret Obsession Where stories live. Discover now