6.

251 29 3
                                    

"Ayah maaf ya aku pulang duluan, karena aku merasa lengket sekali, rambutku juga bau, ingin segera di cuci. Rasanya sangat tidak nyaman" Ungkap Donghyuck lewat sambungan teleponnya, gadis itu memainkan rambutnya dengan jari, kemudian meringis karena jijik.

"Tidak apa-apa ayah, aku baik-baik saja. Lagipula aku di temani Jeno" lanjutnya.

"Tidak usah! Serius ayah, disana ayah dan ibu lanjutan saja sarapannya. Aku akan memesan makanan lewat online bersama Jeno nanti"

"Iya aku sudah di dalam taxi"

"Ah tidak usah khawatir"

"Tidak apa-apa"

"Baik yah terimakasih"

Donghyuck mengakhiri percakapannya bersama sang ayah dan langsung mematikan sambungan telepon, dia baru saja selesai menghubungi tuan Lee untuk mengabari bahwa ia dan Jeno memilih untuk pulang duluan dan tak ikut melanjutkan agenda sarapan di restoran itu. Alasannya jelas, dia tidak dalam kondisi memungkinkan untuk melanjutkan,  kondisinya buruk seperti itu. Pada awalnya Donghyuck memaksa Jeno untuk tidak usah ikut pulang, dia baik-baik saja meskipun pulang sendirian dengan taxi. Namun Jeno memaksa untuk turut ikut pulang kerumah bersamanya.

Gadis itu juga tak menemui ayah dan ibunya lagi, dia langsung pulang dan memesan taxi. takut mereka juga turut pulang, tak melanjutkan sarapannya.

Sungguh hari yang sial, batin Donghyuck. Gadis itu memanyunkan bibirnya karena sedikit kesal. Dia tidak marah pada pelayanan yang tidak sengaja menyiramnya. Dia hanya tidak suka situasinya saat ini. Dia ingin sarapan bersama kedua orangtuanya diluar setelah sekian lama. Disisinya, Jeno hanya memasang wajah dingin, namun penuh kepedulian kepada Donghyuck.

Jeno membantu Donghyuck membilas rambut dan bahunya di restoran sebelum pulang, juga memastikan gadis itu merasa sedikit nyaman. Jeno mengenggam tangan Donghyuck yang saat ini menganggur. Dan mengalihkan pandangannya ke depan, tatapan matanya berubah sengit, saat dia melihat supir taxi itu lewat kaca spion atas, dia sengaja memasang wajah kerasnya pada supir taxi lewat kaca spion karena Jeno menangkap supir itu terus memperhatikan Donghyuck lewat sana. Mencuri lirikan dan memindai penampilan Donghyuck. Tentu saja Jeno menjadi tidak senang dan merasa terganggu. Apalagi selama ini dia sangat posesif.

Supir yang kepergok menatap Donghyuck dan menangkap tatapan tajam Jeno yang seolah akan membunuhnya itu kemudian  berdehem canggung, ia mengalihkan pandangannya kedepan untuk fokus menyetir. Tidak berani lagi menatap kebelakang. Menatap Donghyuck maupun Jeno.

Perjalanan menuju rumah terasa sangat sunyi dan tidak nyaman setelah itu, kecuali hanya untuk Donghyuck yang tidak mengetahui apapun, gadis itu mulai memejamkan matanya dan bersandar pada bahu lebar Jeno. Dia tidak tidur. Hanya memejamkan matanya saja dan mencium bahu sang adik.

Saat sampai di depan rumah, Donghyuck langsung turun dan mengucapkan terimakasih dengan sopan, ia kemudian buru-buru masuk kedalam. Sedangkan Jeno turun dengan santai. Setelah turun, dia kemudian mengetuk pintu depan tempat pengemudi taxi. Sang supir menurunkan jendelanya ragu.
Jeno menyeringai, dia sedikit membungkukkan tubuhnya untuk berbicara. "Aku masih berbaik hati hari ini.  Andai kau sedang sial karena suasana hatiku sedang buruk. Ku pastikan bola matamu keluar karena aku mencongkelnya". Ucap Jeno dengan serius.

Jeno kemudian terkekeh geli melihat reaksi supir taxi yang terlihat ketakutan dan kaget. "Kau menatapnya terlalu berlebihan" lanjut Jeno. Jeno mengedikan bahunya. "Dia hanya milikku, lagipula kau tidak boleh seenaknya menatap orang seperti itu sial".

Supir taxi membelalakkan matanya tak percaya dengan apa yang dia dengar. Dia sudah cukup berumur sementara Jeno jauh lebih muda di bandingkan dirinya.  "Apa kau gila nak? Aku tidak melakukan tindakan kriminal nak! Aku hanya melihatnya. Gadis yang bersamamu tadi sangat cantik, aku hanya mengaguminya bukan bermaksud melecehkan atau apapun. Ku kira itu hal yang biasa dan wajar ketika melihat orang yang terlalu cantik. Aku akan melaporkan mu pada polisi dengan tuduhan pengancaman jika begini. Kau harus belajar lebih sopan" ucap supir taxi itu tak terima dengan sikap Jeno. Jeno balas tertawa. "Aku tidak takut! Kau pikir aku tidak tahu bahwa kau menatap gadis tadi dengan pandangan seperti apa hah?"

Secret Obsession Where stories live. Discover now