Chapter 13

6 2 4
                                    

"Lusder, akhirnya mereka bergerak. Anak ini, Poebe harus dititipkan sementara di wilayahmu." Chengsi menghampiri Lusder secara perlahan mengangkat kedua tangannya bergestur penjelasan penting yang keluar dari mulutnya itu.

Rambut merahnya membentang dalam hujan, badan tinggi dan sedikit otot pada lengan nya yang masih menampakkan ciri khas feminim padanya. Mengenakan Jubah hitam yang lumayan panjang hingga menjulur di atas telapak mata kakinya. Basah kuyup yang menjulur seluruh tubuhnya, tidak ada goyah walaupun jubah itu terlihat berat menyerap banyak air hujan.

Lusder hanya berdiri memandangi Chengsi, teralih Ia kebingungan dengan hal yang terjadi. Setelah sekian lama 'mereka' yang disebutkan telah bergerak, menunjukkan alih-alih revolusi akan segera dimulai.

'Mereka' yang memimpin perlawan, Pemberontak tersembunyi. Pakar yang menyalurkan ide, 'Mereka' yang menyalurkan senjata-senjata. Yang bergerak dalam bayangan, secara perlahan, secara licik. Dan senjata itu? salah satunya adalah Poebe.

"Kekuasaan Cinta." Chengsi semakin mendekati Lusder, sekarang dia berjalan sedikit pincang menandakan dirinya yang sudah berdiri dalam hujan selama berjam-jam. Benar, sangat berat jubah itu sehingga Chengsi tidak dapat menetralkan posisi untuk berjalan. "Dia adalah harapan kita, 'Dia' yang dipercayakan menyandang kekuasaan. Dia yang ditakutkan oleh para Luxurian. Dia adalah kunci untuk 'Pandora'."

'Pandora'. Sebuah kata yang dapat menggema dikala rintik deras hujan, sebuah kata kunci. Sebuah kata yang dapat membungkam seluruh warga yang sedang menonton adegan itu, Sebuah ketahuan yang secara langsung dapat dimengerti oleh mereka calon penggerak Revolusi.

"Pandora. ." Ucap Lusder tertegun, badannya maju secara perlahan tanpa Ia sadari. Mendekati Gadis berambut putih itu secara perlahan. Melihatnya seolah Ialah senjata sempurna untuk melawan para Luxurian. "Hai, Putri Cinta." 

"Hai." Poebe menjawab dengan lembut secara spontan.

"Kau akan tumbuh disini, nak. Berpamitlah kepada Chengsi."

Poebe panik, Ia langsung mengalihkan pandangan mata itu kepada Chengsi. "Chengsi. ."

"Maaf, Putri. Kita akan segera bertemu lagi. Disinilah kamu aman." Chengsi mendekatinya. berlutut dan memegang pundak Poebe serta mengelusnya secara lembut. "Aku akan lakukan apapun caranya agar kamu aman, aku selalu berpihak padamu. Putri Pandora." 

Chengsi bangkit. Ia menghadapi Lusder. "Kanggo Pandora lan sawise."

"Kanggo Pandora, lan self kira." Sahut Lusder.

Chengsi langsung membalikkan tubuhnya setelah mendengar sahutan dari Lusder, menuju gerbang keluar meninggalkan nampak kota yang baru saja dilihatnya. Poebe hanya dapat berdiri diam selagi Lusder telah berdiri disampingnya ikut memandang Chengsi yang tengah menaiki motor di luar gerbang itu. Dan segera meninggalkan Poebe dengan Kota Fang.

  


Farren

Setelah kejadian itu, aku terus menatap dirinya. Gadis putih itu. Aku baru mengetahui bahwa Ayah ku selama ini telah menjadi salah satu, Deputi Hitam dan Putih. Julukan sebuah laskar untuk para pemberontak Pemerintahan Kubu Lux, itu jauh dari dugaanku. Apakah Ibu tahu tentang ini? Apa karena ini Ibu meninggal? Apa karena ini membuat kota kami terus menutup dirinya?

Kaum kami dikenal dengan pelitnya akses masuk menuju Kota Seraphim dan jelas kaum yang sensitif, Kami tidak pernah patuh, dikuasai, atau bahkan dikalahkan. Sesungguhnya itu yang dapat kupandang dan kudengar dari aku telah lahir di kota ini.

Setelah kota kami perlahan menerima gadis putih itu, Poebe. Kota kami berjalan selayaknya seperti biasanya. Ayah meminta rakyat untuk tidak mem buah bibirkan gadis putih itu terlalu jauh atau dalam, atau bahkan menghiraukan nya. Kota kami mematuhi nya, Gadis putih itu hidup di antara kami tanpa membuat kami menyadarinya.

POEBE (Era Luxury)Where stories live. Discover now