Chapter 10

18 16 0
                                    

Alana terbangun tanpa mengenakan sehelai pakaian pun. Sungguh dia begitu kaget saat melihat ada seorang lelaki yang tidur di sampingnya.

Lelaki itu pun sama seperti Alana. Mereka berdua telanjang bulat. Baju berserakan di mana-mana, pecahan botol minuman keras pun begitu banyak sampai memenuhi kamar.

Entah apa yang telah di lakukan oleh lelaki tersebut, tapi Alana merasa dirinya sudah kotor.

"Kamu kenapa hm?" Tanya lelaki di sebelah Alana tanpa rasa bersalah sedikit pun.

"LO GAK NGAPA-NGAPAIN KAN?" tubuh Alana bergetar hebat.

Lelaki itu tersenyum smrik, "cuman nyobain dikit tubuh lo gapapa kan?"

Mendengar itu seakan dunia Alana begitu hancur. Mahkota yang dia jaga selama ini telah rusak oleh lelaki yang bahkan Alana sendiri tidak tau dia siapa.

"LO SIAPA SI, LO TEGA TAU GAK. KITA GAK KENAL TAPI LO UDAH BERANI NYENTUH GUE," Alana teriak histeris. Dia memukuli tubuh lelaki di sampingnya.

Lelaki itu dengan entengnya memakai baju di hadapan Alana, "mau kita kenal ataupun enggak yang penting gue udah nyobain tubuh lo."

Dengan tega lelaki itu meninggalkan Alana seorang diri di kamar menjijikan itu. Sungguh Alana tidak bisa menerima semua kenyataan ini.

Alana bangkit, dia berjalan mengambil bajunya dengan tangan yang gemetaran. Tubuhnya terlihat begitu jelas di pantulan cermin.

Saat itu tangis Alana pecah. Hidupnya seakan berhenti. Berkali-kali Alana memukul dadanya berniat mengurangi sesaknya, namun bukannya berkurang, sesaknya malah semakin menjadi.

"Bahkan untuk menjaga diri sendiri saja aku tidak sanggup," lirih Alana.

***

Seperti biasa keadaan kampus begitu ramai. Semua orang memandang Alana dengan tatapan yang tak biasa, bahkan mereka juga sering kali berbisik bisik.

Entah apa yang mereka bicarakan, tapi nampaknya mereka begitu serius.

Alana bertanya kepada salah satu teman kampusnya, "ini ada apa kok mereka liatin aku kayak gitu."

"Lo pikir sendiri lah, jangan so gak tau deh," jawaban teman Alana malah semakin membuat Alana dilanda kebingungan.

Saat masuk ke dalam kelas betapa terkejutnya Alana saat melihat tubuh telanjangnya terpajang di setiap sudut kelas.

Jantung nya seakan berhenti berdetak, rasanya dunia begitu tidak adil kepadanya. Dia di anggap lajang oleh teman-temannya.

"Wah gays bener kan kata gue, dia tuh bakal jadi jalang," ucap Yuri dengan menampilkan senyum smrik.

Hati Alana begitu rapuh sekarang, belum lagi dosennya telah mengeluarkan Alana dari kampus akibat foto itu tersebar hingga keluar kampus. Membuat nama kampus seakan jelek di mata masyarakat.

Perjuangan Alana selama ini sia-sia hanya karena dia di perkosa oleh orang yang bahkan Alana sendiri tidak tahu dia siapa.

"Susah payah aku dapetin beasiswa. Tapi di keluarkan nya dengan gampang," lirih Alana sembari keluar dari kampus.

Sampai di kontrakan Alana bertemu dengan pemilik kontrakan.

"Alana! Kamu belum bayar kontrakan bulan ini!" ucap ibu kos melengking.

Alana begitu malu tinggal di kota Bandung, foto nya sudah tersebar luas di Bandung.

"Saya akan pindah Bu dari sini," balas Alana lemas.

Dia baru saja di keluarkan dari kampus, belum lagi ayah baru saja memarahinya.

***

Alana datang ke caffe Gerald untuk mengundurkan diri. Di sana Gerald nampak khawatir kala melihat Alana berjalan menghampirinya.

"Alana apakah benar kau menjual dirimu? saya tau dari Yuri."

"Nggak, aku gak pernah jual diri, aku korban Gerald."

Gerald begitu prihatin melihat keadaan Alana yang sekarang begitu berantakan.

"Aku mau pindah dari kota ini," ujar Alana.

"Mengapa begitu cepat, lalu bagaimana dengan pekerjaanmu?"

"Aku mau mengundurkan diri, tinggal di Bandung membuatku tersiksa."

Luka yang begitu dalam bagi Alana, dia tidak pernah merasa seberantakan ini. Untuk tersenyum pun rasanya sangat sulit


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Karma (end)Where stories live. Discover now