PROLOG

2.2K 115 3
                                    


Di negara ini, kami selalu diajarkan untuk memiliki kepercayaan dan kami bebas menganut agama apa pun. Setiap orang mempunyai hak dan kebebasan untuk mempercayai apapun yang mereka inginkan. Seringkali ada pepatah yang mengatakan bahwa Thailand adalah negara Budha karena agama yang paling populer adalah Budha. Namun, berapa banyak orang yang mengetahui dan memahami secara pasti apa itu agama Buddha? Doktrin macam apa yang ada di sana? Keyakinan dan praktik apa yang dimilikinya? Ketika kepercayaan lain terucap, kami mendengar dan meyakininya bersama.

Bahwa Thailand... adalah kota arwah.

Saat melihat ritual keyakinan dan hal-hal lainnya yang dapat dilihat secara umum, terlihat jelas bahwa keberadaan arwah atau dewa, sangat diyakini. Semua dewa memiliki nama dan mereka menyembahnya. Bahkan mereka meyakini bahwa roh penjaga atau leluhur, selalu ada disekitar kita. Entah itu roh kakek, nenek, paman, bibi, ayah, bibi, adik, kakak, bahkan arwah atau roh penunggu rumah. Jika kau berkunjung, kau akan bisa melihat dupa, lilin, dan berbagai macam sesaji dapat ditemukan di berbagai tempat. Seperti di jalan yang berkelok-kelok, lembah yang sepi, persimpangan jalan, atau bahkan pohon yang tumbuh tidak beraturan. Tindakan dan kepercayaan ini diturunkan dari generasi ke generasi sebagai sesuatu yang tidak pernah terpikirkan atau dipertanyakan oleh siapapun. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat menganutnya karena merupakan suatu keyakinan.

Saat ini, manusia mulai menemukan berbagai hal untuk dijadikan sandaran pikiran. Entah itu untuk beribadah atau menyembah atas nama dewa Tiongkok, dewa India, atau semua Brahma, termasuk roh dan setan. Namun bagaimana kita menyadari bahwa kita sedang beribadah? Kurasa itu dilakukan dengan menyembah dan menghormati apa yang benar-benar kita yakini. Dan ini bukanlah soal rasa hormat yang ceroboh, terhadap sesuatu yang lain, yang tersembunyi bersama kepercayaan itu....

..

..

Sabtu, malam bulan purnama.

Hujan badai yang mengamuk dan hembusan angin menyebabkan jendela kayu dengan engsel yang buruk berayun terbuka dan berdenyit, menimbulkan suara melengking seperti seseorang berteriak. Di dalam ruangan itu, ada total empat orang yang duduk di tengah lingkaran suci. Suara tangisan bayi berusia enam bulan, terdengar dimana-mana, seolah-olah dia dikejutkan oleh sesuatu sepanjang waktu. Bocah laki-laki itu menggeliat-geliat di dalam keranjang, di tengah tiga tetua lainnya yang sedang melakukan ritual.

"Hari ketiga, anak hantu... hari keempat anak manusia. Anak siapa ini?" Suara lelaki tua itu terdengar khawatir. Sesuai tradisi, seharusnya orang tua yang harus melakukan tradisi untuk menyambut anaknya, tapi kali ini berbeda.

"Ughhhh!!!"' Suara itu bergema di seluruh area. Orang-orang yang melakukan upacara itu menoleh ke kiri dan ke kanan untuk mencari sumbernya. Tapi mereka tidak menemukan siapapun. Tangan yang yang dirapatkan langsung diangkat ke tengah dahi.

"Anak ini adalah anak manusia, bukan anak hantu." Kata lelaki tua itu dengan ekspresi serius.

(TN : Upacara ini disebut Mae Tu, berasal dari kebudayaan Thailand di daerah timur laut. Mereka percaya bahwa bayi yang baru lahir memiliki roh 'ibu' pendamping yang akan melindungi mereka sampai berumur 12 tahun. Ada 7 roh ibu berdasarkan hari lahir. Para Mae tu ini bisa jadi baik dan melindungi mereka tapi ada juga yang bisa menjadi cemburu karena 'anak' nya akan memiliki ibu lain (ibu yang melahirkannya) dan akhirnya akan mengganggu anak itu dengan menampakkan wujud-wujud yang menakutkan sehingga akan mengganggu ketenangan si anak. Untuk itu, upacara dilakukan agar para Mae Thu ini tenang dan tetap melindungi anak ini dengan baik dan rela 'berbagi' anak dengan ibu kandungnya. Untuk jelasnya, aku bakalan bikin thread di twitter. Stay tune ya. Dah, back to the story).

Api dari tempat lilin di meja altar padam seluruhnya oleh hembusan angin. Hanya kepulan asap putih yang tersisa. Sebuah tangan yang keriput dengan panik mengambil tongkat melingkar untuk menyalakan kembali cahaya. Namun kemudian ia terkejut ketika di sudut rumah yang gelap ada sesosok wanita pucat. Mengenakan kain robek dan kemeja Mor Hom yang ternoda. Dia tidak tahu apakah itu karena pecahan karat atau noda darah kering. Wajah panjangnya menunjukkan ketidakpuasan, tapi tidak ada ekspresi di matanya....

สิงสาลาตาย - GODDESS BLESS YOU FROM THE DEATH [INDO]Where stories live. Discover now