27. | Permintaan

72 56 5
                                    

"Lo nggak lagi ngeprank kita, kan?" Tanya Bono yang masih belum yakin dengan Theo.

"Iya, gue serius. Kenapa pada nggak percaya, sih?" Keluh Theo kepada teman teman nya.

"Tapi..." Ucap Malik yang terjeda karena ragu.

"Tapi apa?" Tanya Theo.

"Lo yakin mau PDKT sama Fina?" Tanya Favian yang masih tak percaya.

"Astaga, untuk kesekian kali nya gue bilang kalau gue itu serius mau deketin Fina. Kalian semua kenapa pada nggak percaya sih, sebegitu nggak percaya nya kalian sama gue." Theo kesal karena teman teman nya selalu menanyakan hal yang sama.

"Masalahnya bukan kita nggak percaya sama lo, Theo. Tapi, karena tembok lo berdua yang terlalu tinggi makanya gue nanya terus." Sahut Bono yang tampak frustasi melihat keinginan teman nya itu.

"Emang Fina siapa?" Tanya Eza.

"Fina itu adek kelas disekolah kami, dia itu bisa dibilang sholehah sih soalnya dari penampilan aja muslimah banget. Terus, suka jaga jarak gitu sama lawan jenis dan anak nya juga pinter. Bedalah sama cewek cewek zaman sekarang yang suka nya joget joget depan kamera nggak jelas, suka caper sana sini, pokoknya dia beda lah." Jelas Bono dan Eza yang mendengar hanya menganggukkan kepala.

"Dan karena itu juga, gue jadi jatuh cinta sama dia." Sambung Theo dengan wajah bahagia yang membuat teman teman nya geli terkecuali Favian.

"Huekkk... mau muntah gue denger nya, jangan salahin gue ya kalo lo bakalan susah buat ngejar dia. Lo tau sendiri dia gimana, jangan sampai lo nyesel." Ucap Bono yang tak didengarkan oleh Theo.

"Nggak peduli, pokoknya gue mau deketin dia dan lo, Favian. Harus bantuin gue, apapun cara nya." Ujar Theo sembari merangkul pundak Favian dan tersenyum lebar, akibat senyuman itu niat Favian yang awalnya ingin menolak seketika menjadi ciut dan Favian hanya bisa mengiyakan sembari meneguk air ludah nya dengan susah.

"Sabar, Favian. Inilah definisi orang yang dikasih cobaan malah dicobain, harap sediakan kesabaran lo sebelum menghadapi kebucinan seorang Theo Greyaldi." Ucap Bono dan Favian hanya mengusap dada nya, sambil berdoa semoga ia diberikan kesabaran yang luas untuk menghadapi Theo.

***

Mereka kembali ke ruangan Maria, Maria yang melihat mereka langsung berteriak gembira.

"HAAAAAAA!!!" Teriak Maria dengan wajah sumringah.

"Kenapa lo? Kayak seneng banget hari ini." Tanya Malik yang heran dengan tingkah adik nya.

"Tau nih, temen lagi sedih lo malah bahagia. Itu namanya, menangis diatas penderitaan temen." Sahut Bono dengan wajah tak bersalah, Theo dengan segera menginjak kaki Bono untuk memberikan kode agar ia tak memberitahu Maria masalah Favian di rooftop tadi.

"Awww..." ringis Bono.

"Siapa yang lagi sedih?" Tanya Maria ke Mereka.

"Itu si Favian habis nonton drakor, makanya masih ada hawa hawa sedih nya." Bohong Malik.

"Kalian nonton drakor tanpa sepengetahuan aku? Wahh... curang banget sih, nggak ngajak ngajak." Rajuk Maria.

"E-eh nggak gitu, lo kan lagi sakit jadi masih perlu banyak istirahat karena itu kita nggak ngajak lo." Jelas Malik sembari mengusap kepala Maria yang sedang merajuk.

"Oh iya, tadi kenapa? Kayaknya bahagia banget, ada sesuatu yang bikin lo bahagia?" Malik pun mengalihkan pembicaraan dan untung saja, Maria langsung tersenyum dengan semangat menceritakan hal yang membuatnya bahagia.

"Jadi hari ini..." ucap Maria terpotong dan membuat mereka semua menjadi penasaran.

"Apa sih? Ngomong tuh yang jelas, jangan bikin gue penasaran." Kesal Malik.

HARSA (On Going)Onde histórias criam vida. Descubra agora