00. Grandma

2.1K 102 0
                                    

"Kaiza.. Nanti kalau sudah besar, jangan asal menaruh hati pada pria ya? Nanti disini sakit" Ucap Wanita paruh baya yang sedang duduk di kursi roda sambil menunjuk dada anak kecil di depannya,  Kaiza Lavinia.

"Kenapa bisa sakit?" Kaiza yang tidak paham apa maksud Neneknya itu mencoba bertanya.

"Nanti kamu paham, kamu suka lukisan ini?" Nenek Kaiza mengambil sebuah lukisan yang selama ini diidam - idamkan Kaiza. Ia selalu ingin memiliki lukisan itu karena terlihat begitu cantik.

"Iya!" Kaiza kecil itu mengangguk semangat saat lukisan yang selama ini disembunyikan Neneknya kembali di tunjukkan padanya.

"Dia ini pria pertama yang ku-percaya untukku jatuhkan hatiku, bukankah dia terlihat manis?" Ucap Nenek Kaiza, Kaiza tidak paham apa maksudnya. Ia masih sibuk memandangi lukisan itu.

"Lupakan ini, sini nenek ajarkan kau menyentuh kanvas" Ucap Neneknya yang lalu menarik Kaiza agar mendekat ke arahnya, Nenek Kaiza menuntun tangan mungil itu mengisi kanvas putih di depannya.

"Teruskan bakatku sampai kau besar ya, tunjukkan pada ayah ibumu kalau ini merupakan bakat yang luar biasa" Ucap Neneknya penuh antusias, pasalnya ia sangat menyesali anak - anaknya yang tidak ingin meneruskan bakatnya. Mereka hanya mengatakan ini sia - sia, dan tidak menguntungkan. Lihat saja, ia akan memastikan bakatnya mengalir pada darah cucu bungsunya.

"Ibu! Berhenti ajari Kaiza melukis!" Kaiza dan Neneknya sontak menoleh, mereka mengenali suara itu. Ibu Kaiza, Renata.

"Kenapa? Kaizanya sendiri suka kok, yakan?" Kaiza mengangguk ribut, tangan mungil itu masih sibuk memegang kuas dan menyoretnya di kanvas.

"Kai, ayo pulang!" Renata menarik paksa Kaiza dari Neneknya, Kaiza terus memberontak tidak ingin pergi dari sana.

"Gamau! Nenek tolong Kai?" Kaiza terus memanggil Neneknya saat tubuh itu perlahan diseret ibunya menjauh,  samar - samar ia bisa melihat Neneknya yang tersenyum ke arahnya, sambil menaruh telunjuknya sendiri di mulutnya persis seperti saat orang menyuruh diam. Lalu telunjuk itu bergerak menunjuk ke arah kantung baju Kaiza.

Kaiza melihat ke arah kantung di baju depannya, ia melihat sebuah kuas di sana pasti Neneknya yang menyelipkannya. Kaiza tersenyum senang.

Renata langsung memasukkan Kaiza ke dalam mobil dan memakaikan Seatbelt pada dirinya. Kaiza bersyukur saat ini ia mengenakan baju kodok yang memiliki kantung yang dalam. Jadi Renata tidak akan melihat kuas yang berada di kantung bajunya.

"Ibu kamu tuh! Ngajarin Kaiza ngelukis terus! Kalau anaknya jadi kebiasaan gimana? Aku gamau anakku besarnya jadi seperti ibumu, sibuk mendekam diri mengayunkan kuas di atas kanvas!" Papa Kaiza, Lionard hanya menggeleng jengah. Ia malas mendebat Istrinya yang sedang marah - marah. Ia langsung menghidupkan mobil dan menjalankan mobilnya.

"Kaiza, inget ya! Mamah gaakan kasih kamu izin buat ikut - ikut seperti Nenek kamu!" Kaiza hanya diam sibuk memandangi pemandangan di luar kaca.

Tidak pernah terlintas di kepalanya, bahwa ini adalah hari terakhir ia bertemu Neneknya. Neneknya meninggal dunia setelah seminggu mereka berkunjung. Kaiza merasa kesal, tidak akan ada lagi yang mengajarkannya hal yang menyenangkan. Ia akan sangat merindukan Neneknya.

ADORE YOU [ENDING]Where stories live. Discover now