Hari ini weekand, dan Kaiza sudah menghabiskan waktu hampir setengah harinya untuk menemani Liam di kamarnya. Liam sibuk bermain game, dan Kaiza hanya memperhatikan dirinya.
Jam 8 pagi, Kaiza sudah datang ke rumah Liam untuk bermain. Mami dan Papi Liam yang dari awal sudah menerima Kaiza pun langsung saja menyuruh anak itu naik ke kamar dan menemui Liam, dan disinilah dia sekarang. Duduk bersandar di sebelah Liam yang tidur sambil memainkan game di ponselnya.
Sudah hampir 2 jam, Kaiza menemaninya namun anak itu tidak kunjung lelah dengan ponselnya. Malah Kaiza yang rasanya mengantuk memandanginya bermain.
"Stop playing a games" Liam menoleh sebentar dan kembali dengan gamenya. Dengan Kesal Kaiza menarik ponsel anak itu dan menaruhnya di nakas sebelah kasur.
Hal itu membuat Liam menatapnya kesal, dia berusaha mengambil kembali ponselnya. Namun tubuhnya ditahan oleh Kaiza. Tangannya sudah melingkar di pinggang Liam, agar anak itu tidak bisa kemana - mana.
"Kaii... Udah mau menang...!" Rengek Liam kepada Kaiza, bukannya menjawab Kaiza mendekatkan mulutnya ke telinga Liam dan berbisik.
"I don't like being ignored, Liam." Bisikkan Kaiza membuat Liam merinding. Selain suara yang begitu panas di telinganya, wajah Kaiza yang begitu dekat pun membuat Liam diam terpaku.
Kaiza mencium pipi Liam yang masih terdiam itu, wajahnya benar - benar lucu saat merasa bingung. Sentuhan bibir Kaiza di pipinya malah membuat jantungnya semakin berdegup kencang.
"Gue mau mandi aja" Liam menyembunyikan wajahnya di balik kedua tangannya. Ia tidak bisa mengontrol semu di wajahnya. Kenapa Kaiza selalu berhasil membuat Liam malu.
"Gih, yang bersih" Kaiza melepaskan tangannya dari tubuh Liam, Liam langsung bergerak turun dari tempat tidur dan berlari ke kamar mandi tanpa menoleh ke belakang.
Kaiza tersenyum kecil, ia ingin melakukan hal ini terus - menerus hanya untuk melihat wajah Liam yang malu - malu itu.
Jam sudah menunjukan pukul 10, Kaiza sedang berfikir kemana ia harus membawa Liam bersenang - senang hari ini?
-
Kaiza dan Liam turun ke bawah untuk pamit dengan Mami Papi Liam, ingin membawa Liam pergi keluar.
"Om Tante, mau izin bawa Liam main keluar" Ucap Kaiza.
"Mau kemana Kai?" Tanya Mavrendra, yang sedang meminum kopinya.
"Main sekitar pantai Om niatnya"
"Ohh Pantai yang deket kebon jeruk itu ya?" Kaiza mengangguk membenarkan.
"Yaudah gih, jangan malem - malem banget ya pulangnya" Ucap Mavrendra sambil mengulurkan tangannya untuk kedua anak itu menyalim di susul dengan Michelle.
"Hati - hati ya kalian, Kai Tante titip Liam ya, inget juga pesan Tante" Minta Michelle menahan sebentar tangan Kaiza, dan anak itu hanya mengangguk setuju.
"Pa, Ma! Pamit ya" Ucap Liam sambil berjalan menuju pintu keluar.
"Beneran mau ke Pantai nih?" Liam mengejar Kaiza yang sedang berjalan menuju motornya, terlihat sekali Liam sangat exited saat Kaiza menyebut kata Pantai.
"Iya.." Kaiza memakaikan Helm kepada Liam. Anak itu tengah sibuk tersenyum senang karena akan diajak bermain ke Pantai.
"Seneng banget?" Kaiza terkekeh karena anak itu terlihat sangat senang.
"Iya! Soalnya semenjak gue gede, Papi sama Mami jarang ada waktu. Mereka sibuk urusan kerja" Ucapnya, Kaiza hanya mengangguk dan menaiki motornya.
"Sekarang ada gue" Ucapan Kaiza membuat Liam tertegun sebentar. Lalu naik ke motornya dan memeluk Kaiza dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADORE YOU [ENDING]
Teen FictionKaiza Lavinia begitu menganggumi Reyden Cakramawa Biantara sejak pertama kali ia masuk SMA Cipta Karya, ia selalu memikirkan sosok itu sampai rasanya membuat Kaiza gila. Sedang asik asiknya mengagumi sosok yang dia suka, kehadiran Liam Mavrendra ma...