🍁🍁🍁🍁🍁
Udara mulai terasa panas, bersamaan dengan matahari yang kian naik ke atas. Hari pun mulai siang, taman yang ramai dikunjungi para pejuang jalan sehat, kini mulai di padati oleh kendaraan bermotor.
Disuatu bangunan kuno yang sepi, terletak di dalam gang. Nuansanya putih dengan gerbang putih yang terlihat lusuh. Di dalamnya, berkumpul delapan orang. Tampak satu orang paling menonjol berpakaian rapi serba hitam, dengan kacanata hitam di wajahnya.
Beralih dari dekat jendela besar, lelaki berkacamata hitam itu duduk di sebuah sofa. Sedang tujuh yang lainnya berpakaian dengan levis bergaya seperti rock and roll. Ketujuh pria itu tampak duduk di sofa lain yang berbeda dari pria itu.
"Jadi... sekarang tu anak ada dimana?" tanya pria berkacamata hitam sambil membuka kacamatanya. Disusul helaan nafas berat sambil menyandarkan punggungnya ke belakang. Barulah terlihat jelas, dan ternyata dia adalah Fathur Bramasta.
"Masih kami cari, bos." jawab salah satu pria berpakaian rock and roll. Fathur kembali menghela nafas panjang. Kemudian tangannya mengudara dan sedikit mengacak rambutnya.
Fathur mendengus kesal, "Yang profesional ga bisa, yang preman ga bisa, gue harus kemana lagi?" gerutunya menuntut jawaban.
"Ke dukun, bos!" satu yang lain mencoba memberi saran. Fathur memutar bola matanya malas.
Saran itu di tolak mentah-mentah, "Saya ga percaya yang begituan!"
Tak.., tak.., Tak! Ketukan heels yang terdengar cukup berdekatan, menemani tiap-tiap langkah dari Bella yang datang ke ruangan itu. Tampak rambut blondie nya terurai rapi menghiasi wajah cantiknya, menyelimuti bahu hingga ke dadanya.
Langkah itu terhenti di lawang pintu, Bella melihat sendiri suami tercintanya sedang berbincang dengan anak buahnya. Bella pun pastinya sudah tahu apa yang mereka bahas. Fathur beranjak bangun dan membentangkan tangannya, menyambut kehadiran Bella. Bella pun datang mendekat lalu membawa dirinya ke pelukan Fathur.
"Udahlah Fathur, biarin Lea dengan kehidupannya." ucapnya sembari melerai pelukan singkat itu.
Fathur menyita kedua tangan Bella dalam genggamannya, "Gabisa. Kamu ga sayang sama Lea?" balas Fathur. Sambil kedua matanya menatap Bella dengan lekat.
"Kalo sama kita dia ga bahagia, ya buat apa?" timpal Bella sambil menolak tatapan yang mengunci itu. Jawaban Bella membungkam Fathur. Kekosongan mulai menyelimuti ruangan itu.
Sementara itu, dikediamannya Evelia sedang terduduk di dalam kamarnya. Di sebuah kursi yang menghadap meja putih, melamun sambil memandangi poster Azazel yang dia beli seharga 350ribu. Entah siapa yang menjualnya, tapi lengkap dengan tanda tangan Azazel.
Terlihat Azazel yang mengapit motor merahnya yang gagah, Reddo. Sambil berdiri dan mendongak, peluh membasahi tepian wajahnya, rambutnya berantakan, menunjuk ke segala arah mata angin. Matanya tampak sedikit menyipit berkat silaunya cahaya matahari yang menjadi latar poster itu. Tanpa helm fullfacenya, Azazel terlihat sangat luar biasa.
"Aarghh! Cakep banget bang?" gumam Evelia salting sendiri memandangi poster itu.
Tiba-tiba saja dia jadi membayangkan, dirinya terduduk di sebuah tempat menyandarkan wajahnya bertumpu pada tangannya. Lalu, lelaki itu, Azazel datang dan duduk di bangku hadapannya.
Evelia terdiam, larut dalam pesona sang dewa kematian. Lihatlah lelaki itu sekarang! Tampak begitu keren mengangkat dagunya sambil memandangi Evelia yang terdiam. Evelia reflek menutupi wajah dengan kedua tangannya. Senyumnya tak tertahankan. Namun saat Evelia kembali menurunkan tangan dari wajahnya, semua kembali seperti semula. Hanya ada dinding putih di depannya.
ВЫ ЧИТАЕТЕ
Langit Asmara Azalea [TAMAT]
Подростковая литератураCerita ini menceritakan tentang gadis cantik berambut pirang bernama Azalea Mevia yang hidupnya penuh liku. Banyak kepalsuan dalam alur hidupnya. Bahkan Azalea memiliki dua sisi yang bertolak belakang. Kemudian dipertemukan dengan seorang ketua geng...
![Langit Asmara Azalea [TAMAT]](https://img.wattpad.com/cover/328519133-64-k29034.jpg)