Bab 4

1.1K 86 12
                                    

Selamat membaca...






































































































10 menit setelah gito menyelesaikan balapannya, shani baru sampai ke garis finish dan memarkirkan mobilnya.

Dia keluar dari mobilnya dengan keadaan wajah yang sedih, dia berjalan menuju tempat teman-temannya.

Saat genandra menghampiri shani, shani malah melewati genandra lalu mendatangi gito yang sedang asik melihat hpnya.

Shani tanpa ada aba-aba dia langsung duduk di pangkuan gito dan memeluk sang adik dengan wajah dia benamkan di ceruk leher gito.

Gito yang mendapat perlakuan begitu, dia sungguh kaget dan begitu juga teman-teman mereka yang lain.

Mereka tidak pernah lihat shani berkelakuan seperti itu, dimata mereka itu shani wanita yang berwibawa tinggi dan tegas. Tapi kali ini, shani tiba-tiba berkelakuan seperti anak kecil.

"Mulai manjanya itu." Celetuk bobby sang papa shani.

"Untung ci gre gak ada pa." Sambung indah.

"Maksudnya kak?" Tanya zee yang bingung.

"Ah itu, ci gre sama ci shani suka manja sama bang gito. Kalau ci shani manja sama bang gito dan ci gre lihat pasto mereka ribut. Gitu juga sebaliknya, makanya malam ini untung gak ada ci gre." Jelas indah maksud ucapannya tadi.

Zee dan kitty yang mendengar itu pun paham sama kelakuan shani.

"Ci lepas dong, ada bang ge tuh." Ucap gito ke shani.

Sang empu yang mendengar itu makin mengeratkan pelukannya. Genandra juga sudah maklum kalau shani manja ke gito.

"Tumben lu gak marah gen." Goda aran.

"Ngapain gua marah, biarin aja lagian sudah 10 tahun orang itu gak ketemu. Waktu SMA dulu juga kan sama juga kayak gini, lagian mereka kakak adik jadi gua gak harus cemburu." Jelas genandra dan membuat aran paham alasan genandra gak cemburu.

Shani masih bertahan dengan pelukannya dengan gito dan masih berada di pangkuan gito.

"Ci udah dong, gak malu apa dilihat sama yang lain." Ucap gito mencoba membujuk shani biar melepas pelukannya.

"Gak mau." Ucap shani.

Gito tidak tahu harus berbuat apa lagi, dia hanya pasrah saja melihat kelakuan cicinya itu.

"Oh iya, cici gak lupa sama taruhannya kan." Ucap gito yang membuat shani melonggarkan pelukannya.

"Kamu mau apa?" Tanya shani.

"Aku mau tim kagami." Ucap gito.

"Ngapain kamu pengen sama tim cici?" Tanya shani.

"Aku mau gabungin mereka ke dalam tim gerhana." Ucap gito dengan santai.

Shani berpikir sejenak, dia sebenarnya gak mau melepaskan tim kagami. Tapi taruhan tetaplah taruhan jadi shani gak ada pilihan lain.

"Tenang aja ci, aku gak bubarin tim kamu kok. Sebenarnya aku rencana besar buat kalian." Jelas gito yang paham sama raut wajah shani.

"Rencana apa?" Tanya shani.

"Gini ci, aku mau bang gen terus cici terus..." Ucapan gito terpotong lalu melihat orang disekeliling dia.

Gerhana & Rembulan (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang