Part 1 .Perkenalan

4.5K 153 4
                                    

Baron Biantara Cakra :

Pria, 28 thn

Pekerjaan diatas kertas : salah satu CEO dan pemegang saham Cakra Company. Perusahaan milik mendiang ayahnya. Perusaahan yang bergerak dibidang retail. Ia datang ke kantor hanya jika ada rapat pemegang saham dan stake holder. Selebihnya ia pantau lewat daring.

Perusahaan Cakra Company tersebut sekarang dipegang penuh oleh kakaknya, Bernard.

Pekerjaan diakui : fotografer

Pekerjaan tak diakui : detekftif partikelir

Anak konglomerat. Ayahnya sudah meninggal dunia sejak usianya 14 tahun.

Dua bersaudara. Kakaknya laki-laki bernama Bernard Dirgantara Cakra, usia 33 thn. Sudah menikah dan memiliki 1 anak laki-laki usia 4 tahun, bernama Banyu Alaric Cakra. Istri Bernard bernama Lulu.

Ibu dari Baron menikah lagi setelah 10 tahun menjanda. Saat itu usia Baron sudah 24 tahun. Ternyata suami barunya bukan orang baik-baik. Ibunya diporoti dan disakiti secara verbal dan fisik.

Kondisi pernikahan sang Ibu yang ternyata jauh dari kata harmonis tercium oleh Baron dan kakaknya. Tapi sang ibu tidak pernah jujur pada anak-anaknya dan selalu berusaha ceria. Bisa dibilang si Ibu memasuki puber ke 2, sehingga bucin jika dikatakan oleh anak sekarang.

Kecurigaan Baron dan Bernard semakin menjadi kala sering kali melihat lebam di tangan ibu nya.

Untuk membongkar kondisi pernikahan Ibunya, Baron menyelediki diam-diam semua latar belakang ayah tirinya dan kondisi pernikahan Ibunya.

Terlambat memang, kenapa tidak di awal? Karena Baron dan Bernard percaya ibunya sudah menemukan tambatan hati yang baru, setelah 10 tahun single. Yang penting bagi mereka saat itu adalah kebahagiaan ibunya.

Perjalanan penyelidikan sang ayah tiri dilakukan Baron dengan hati-hati, terkadang ia meminta tolong sahabatnya sejak kecil, Nyoman, si putra Bali untuk melakukan aktvitas tersebut.

Usahanya tidak sia-sia. Penyelidikannya membongkar sisi kelam sang ayah tiri yang disembunyikan dengan baik oleh pria tersebut. Hal itu membebaskan ibunya dari pernikahan toxic dari si ayah tiri. Bahkan menjebloskan pria tersebut ke penjara atas kasus penipuan tanah beberapa tahun sebelumnya dengan wanita lain sebelum bertemu Ibu dari Baron.

Kesuksesan penyelidikan yang dilakukan oleh Baron dan Nyoman ternyata memberikan kepuasan tersendiri bagi mereka. Rasa penasaran dicampur dengan strategi, pendalaman dokumen-dokumen, bahkan penyamaran sederhana yang dilakukan mereka memberikan lonjakan adrenalin yang membawa semangat tersendiri bagi mereka.

Keberhasilan Baron dan Nyoman juga terlihat jelas oleh sang kakak, Bernard. Bernard kemudian meminta tolong kepada Baron dan Nyoman untuk menyelidiki salah satu karyawan yang ia curigai main uang perusahaan.

Lagi-lagi Baron dan Nyoman berhasil mengungkap fakta mengejutkan dari karyawan tersebut lewat penyelidikan mereka.

Setelah 2 kasus tersebut, nama Baron dan Nyoman sering disebut oleh internal circle mereka untuk dimintai tolong dalam hal-hal yang berbau penyelidikan.

Mereka akhirnya memutuskan untuk membuat kegiatan ini menjadi lebih resmi dan komersil. Mereka membentuk agency dengan nama SMO : Silent Mode Operation.

SMO ini sudah kurang lebih 3 tahun didirikan. Banyak kasus yang sudah mereka tangani, dari kasus penipuan, perselingkuhan, sampai ke orang hilang.

SMO tidak memasang iklan. Akivitas mereka diketahui dari mulut ke mulut. Lewat informasi inner circle yang meluas, tidak lagi hanya diketahui oleh inner circle mereka saja.

Saat ini anggota resmi mereka sudah 5 orang. Baron sebagai leader dan founder, Nyoman sebagai wakil Baron dan co-founder, Niel sebagai IT specialist, Tama dan Pras sebagai tim lapangan.

Mereka berlima adalah teman seangkatan di masa kuliah dulu. Kesenangan mereka pada komik Conan adalah salah satu hal yang membuat mereka sefrekuensi di masa kuliah dulu. Hal tersebut juga yang menyatukan mereka dalam agency ini.

Agency ini bukan pencarian nafkah utama buat mereka berlima. Masing-masing sudah memiliki pekerjaan utama yang lebih credible jika dituliskan di atas kertas. Tapi jika sedang ada proyek/kasus dan berhasil, klien bisa memberikan bonus yang lumayan besar untuk mereka.

Kantor? Mereka lebih suka menyebut MARKAS ketimbang KANTOR. Markas mereka jika sedang ada proyek/ kasus adalah di apartemen Baron yang memang dibeli hanya untuk investasi, karena Baron masih tinggal bersama dengan Ibu dan keluarga kakaknya di rumah masa kecilnya dulu. Ia enggan meninggalkan keluarganya sampai dengan saat ini. Ya, Baron adalah family man.

Percintaan Baron tidak semulus karirnya. Ketika kuliah dulu ia sempat menjalin hubungan serius dengan seorang wanita, teman seangkatannya dulu. Namun harus kandas ditengah jalan karena si wanita tiba-tiba dijodohkan oleh orangtuanya.

Eiit..itu info dari wanitanya, kenyataannya ternyata si wanita selingkuh dengan kakak tingkatnya yang kaya raya. Si wanita tidak tahu kalau Baron ternyata lebih kaya jauh dari kakak tingkatnya. Ya, Baron memang tidak pernah mengaku anak orang kaya. Penampilannya pun ya seadanya saja, tidak sok kaya.

Apa Baron tahu wanitanya itu menipunya? Yes, dia mengetahuinya. Tidak sulit untuk mengetahuinya, walaupun pada saat itu ia belum mendirikan agency detektif ini. Kejadian itu membuat Baron malas dekat dengan wanita lain, pikirnya dekat dengan wanita hanya akan membuat hidupnya ribet dan ujungnya hanya sakit hati. Senangnya hanya sementara.

Neng Elsa Pratama

Wanita, 25 tahun.

Ya, namanya Neng Elsa Pratama, yang artinya anak perempuan sunda pertama.

Ayahnya aslin Sunda, sementara Ibunya asli Probolinggo.

Waktu kecil ia dipanggil dengan sebutan Neng, namun beranjak SD ia menolak lagi disebut Neng, karena di lingkungiannya di Bandung dulu hampir semua perempuan dipanggil Neng.

Ia lebih senang dipanggil Elsa. Atau Eca untuk lingkup dalam keluarganya.

Elsa 2 bersaudara. Ia memiliki kakak lelaki yang bernama Eldrian Putra Pratama. Kakaknya sudah menikah dan memiliki anak perempuan bernama Khiara Kumala, berusia 4 tahun.

Beranjak kuliah, Elsa sekeluarga pindah dari Bandung ke Jakarta, mereka ikut ayahnya yang pada saat itu dipindahtugaskan oleh kantornya untuk mengurus cabang Jakarta.

Saat ini Elsa sudah bekerja sebagai dosen musik di sebuah Universitas Swasta di Jakarta. Ia sungguh menikmati pekerjaannya mengingat memang musik adalah hobinya sedari kecil.

Selain menjadi dosen, ia juga mengisi reguler live music di kafe milik sahabatnya setiap weekend. Hal ini untuk mengisi kesenggangan dan kejombloannya.

Ya, Elsa terakhir berpacaran di bangku kuliah dulu. Pacarannya lumayan lama, sekitar 3 tahun. Mantannya ini bahkan sudah dekat dengan keluarga Elsa. Namun tiba-tiba pria ini pamit undur diri dari hidup Elsa, alasannya ia ingin fokus di karirnya yang baru saja ia mulai. Si pria adalah musisi, katanya ingin fokus dengan karir musiknya, dan akan datang menjemput Elsa kembali jika ia sudah mapan.

'Bulshit' kalau kata Elsa. Menurutnya kalau memang mau ya mereka bisa berjalan bersama beriringan dalam mencapai karir mereka kan. Bukannya malah memilih putus. Itu hanya alasan omong kosong belaka. Elsa menyetujui keputusan si pria, ia jadi tahu bahwa pria ini memang bukan "the one" untuknya.

Terus kok masih jomblo? Susah move on kah?

Nope, bukan susah move on. Tapi Elsa merasa waktunya terbuang percuma selama 3 tahun menjalin kasih dengan pria itu. ia ingin jika pun bertemu dengan lelaki lain, maka lelaki itu lah yang akan menjadi suaminya.

Banyak lelaki yang berusaha mendekati Elsa, namun si supel ini hanya menganggap mereka sebagai teman saja. Belum lagi Elsa tipikal yang mudah ilfil atau hilang feeling.

Silent Mode Operation!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang