Part.2

2.5K 132 5
                                    

Sudut Kampus. 08,30 WIB

"Namanya Baron, lantai 21, unit 2110, paling ujung. Awalnya katanya yang akan nemuin gue namanya Nyoman, tapi tadi pagi diganti jadi Baron. Katanya sih bos nya langsung ini" ucap Via pagi itu.

Via adalah sahabat dekat Elsa. Mereka berdua menjalin persahabatan dari bangku SMA dulu. Walaupun kuliah di kampus yang berbeda, namun saat ini mereka berdua sama-sama bekerja di Universitas yang sama. Elsa sebagai dosen musik, sementara Via di bagian kesiswaan.

Saat ini Via sedang ada permasalahan dengan kekasihnya. Ia curiga kekasihnya ini ada main di belakangnya. Namun sampai dengan saat ini Via belum menemukan bukti apapun.

"Vi, lo yakin ini beneran mau pake detektif-detektif-an gini?" dengus Elsa. Pertanyaan ini sudah yang kesekian kalinya ia tanyakan pada Via.

"Lo nanya sekali lagi, gue kasih sandal jepit nih!" balas Via dengan tatapan tajam. Ia sudah jengah dengan keraguan sahabatnya itu.

"Lo niat bantuin ga sih sebenernya?"

"Gue mana tau kalau si Riko udah balik semalem, segala niat ngasih surprise! Pret!" kesal Via melanjutkan.

Ya, seharusnya yang berangkat ke Silent Mode Operation atau SMO adalah Via. Dia sudah membuat janji dengan salah satu agen disana atas nama Nyoman.

Diluar prediksi ternyata kekasihnya, target selidiknya, malah mengajak bertemu hari ini. Via tidak mungkin menolak dengan alasan akan bertemu dengan detektif kan!

Dari semalam Via menelfon Elsa untuk meminta tolong sahabatnya itu bertemu dengan agen detektif yang sudah membuat janji dengannnya dari seminggu sebelumnya.

"Ya iya, gue mau bantuin lo!" sabar Elsa

"Tapi aneh aja gitu, segala pake jasa detektif segala lo! Tau-tauan darimana lagi ada detektif model begitu"

"Biasanya kan cewe tuh ada feeling sendiri, nyari tau sendiri, lo segala ide pake detektif!"

"Lo dapet darimana sih?" Elsa masih saja nyerocos, menyampaikan kebingungannya yang tidak kunjung usai dari semalam.

"Kan semalem udah gue ceritain semuanya! Gue dapet dari si Niko! Kakaknya kemarin pake jasa ni detektif! Kerjanya cepet, ringkes! Gue ga mau dan ga bersedia meluangkan waktu gue buat nyari tau macem beginian buat cowo! Ih ga level!" sewot Via dengan meggebu-gebu.

"Lah, ga level-ga level! Ga mau meluangkan waktu, tapi membuang duit! Bacot! Bacot viaa!!!" omel Elsa lagi.

Mereka berdua terdiam, saling menatap, kemudian sama-sama terbahak. Via baru saja tersadar atas kekonyolan kelakuannya setelah ucapan Elsa tadi.

"Lah, iya yah! Kok gue tolol ya!"

"Nah! Udah sadar kan lo! Jadi udah ga usah ke detektif yak! Mending gue balik kanan, pengen tidur gue!" Elsa merasa pintar, sudah menyadarkan sahabatnya.

"Heh! Gue Cuma sadar kalau gue goblok, tapi gue tetep akan pake jasa ni detektif! Lo udah janji mau bantuin gue, dan lo akan bantuin gue!!!" Via kembali ke mode sangar.

"Sa, tolong lah, persoalannya bokap gue harus tau tentang hal ini Sa! Lo kan tau bokap gue sesayang itu sama si Riko! Kalau gue ga punya bukti apapunm si Riko bakal puter balikin semua nya Sa!" lanjut Via lagi.

Perkataan Via barusan merupakan ketok palu untuk Elsa. Elsa mengerti kondisi Via saat ini. Dari awal hubungan Via dan Riko adalah hasil perjodohan dari Ayah Via. Entah kenapa Ayah Via sangat mengagumi Riko dan menginginkan Riko untuk menikahi Via. Sampai dengan saat ini Via merasa tidak sreg dengan Riko.

Loby Apartemen, 13.20 WIB.

Elsa sudah sampai di Apartemen yang diarahkan Via pagi tadi. Saat ini ia sedang melangkahkan kakinya menuju lift yang akan membawa dirinya ke lantai 21, dimana pertemuan akan diadakan.

Silent Mode Operation!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang