Chapter 25 - Pelayan Mesum

4.5K 14 0
                                    

Thomas kembali menyeringai seraya berdiri di hadapan Reinata. Dia maju satu langkah lagi membuat wanita di depannya bergerak mundur.

Pria 40 tahun itu mencondongkan wajah pada Reinata. Dia berhasil menangkap kelinci betina dalam perangkap.

"Ma-mau apa kamu, Thomas? Jangan macam-macam atau--"

"Atau apa? Atau saya akan laporkan perbuatan Anda pada Tuan Besar dan Nona Muda? Pasti mereka akan sangat murka lalu mengusir Anda dari mansion mewah ini," cela Thomas membuat Reinata tidak berkutik lagi.

Wanita itu hanya menatapnya dengan  mimik gelisah, ketakutan.

Dan Thomas merasa sudah menang kali ini. Tinggal satu langkah lagi maka, dia akan mendapatkan Reinata dengan cuma-cuma.

"Lalu apa maumu? Jangan macam-macam padaku, Thomas. Aku punya banyak koneksi. Kamu tahu itu, hah?!" Reinata bicara ke wajah Thomas dengan tatapan murka.

Bajingan sekali pelayan sialan ini. Thomas pasti sedang merencanakan sesuatu, pikirnya curiga.

Pria berpakaian berupa stelan pelayan itu tertawa kecil melihat Reinata marah-marah.

Dengan gerakan cepat disambar rahang wanita di hadapannya. Thomas menatap tajam, dan Reinata dibuatnya sangat terkejut.

"Anda tanya mau saya apa? Saya ingin Anda mengikuti keinginan saya, Nyonya Reinata. Kalau Anda tak menurut maka ... saya akan melaporkan perbuatan dosa Anda pada Tuan Besar dan Nona Muda. Anda paham?"

Reinata memalingkan wajah setelah Thomas melepaskannya.

Sial!

Sudah dirinya duga, pelayan itu menginginkan tubuhnya. Bagaimana ini? Dia tak sudi melayani nafsu bejat Thomas.

"Temui saya di Hotel Exprada kamar nomor 1333 malam ini pukul sepuluh. Jangan sampai Anda tidak datang atau ..."

Thomas membelai wajah cantik di depannya dengan telunjuk. Bibirnya menyeringai saat mata Reinata menatap geram.

Thomas segera pergi usai melakukan satu tindakkan pada Reinata. Pria itu tersenyum puas sambil merapikan ritsleting celananya.

Reinata meraung sambil menjambak rambutnya sendiri.

Bajingan!

Brengsek!

Thomas memaksanya berciuman lalu mengoral keperkasaannya?

Menjijikan!

Reinata berusaha memuntahkan apa yang sudah masuk ke tenggorokan pada wastafel di kamar mandinya. Cukup banyak cairan yang dia telan dan itu membuatnya sangat jijik.

"Bajingan kamu, Thomas!"

Kepalan tangannya menghantam tepi wastafel.

Bahu Reinata naik turun sambil memandangi siluetnya di cermin. Dia harus melakukan sesuatu. Ya, dia harus bergerak cepat.

"Anjing Hitam, kamu di mana? Temui aku di Hotel Exprada. Aku mau membunuh orang malam ini. Kamu harus membantuku."

Reinata bicara lewat sambungan ponselnya dengan seorang pria.

"Good. Aku tunggu kamu di sana," ucap wanita itu lagi seraya menurunkan ponsel dalam genggaman.

Bibirnya mengulas senyum licik. Lantas berjalan memasuki kamar.

"Kamu pikir kamu sedang berhadapan dengan siapa? Dasar pelayan cabul!"

Reinata menaikan sudut bibirnya sambil berdiri di depan meja rias.

Tangannya sibuk mengenakan sarung tangan warna hitam, seperti warna gaun dan heels-nya malam ini.

Beni sudah terbang ke Jepang pukul tujuh sore tadi. Lorong mansion tampak sepi.

HOT PASSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang