"Yubin... sayang... Kamu sudah besar ya?"
Pria tinggi itu diam hanya menatapi monitor rumah sakit. Ia berdecak lalu bangun hendak meninggalkan ruangan sang ibu.
akan ku lakukan apapun untuk ibuku sembuh..
maaf.. aku harus melakukan nya.
"Kali ini berbeda. Bawa [name] untuk masuk ke crew Sabbath!" ucap Sangho terdengar mutlak dan tidak menerima penolakan apapun. "Setelah perlombaan nya, ia akan masuk kedalam huming bird... membantu sahabat nya."
"Yubin.. apakah kau bisa melaksanakan nya?" tanya sangho sambil menyeringai melihat raut Yubin yang seperti nya sangat berat untuk menerima tugas sangho kali ini. "pertama tama... kau harus keluar dari humming bird."
Wooin menepuk pundak Yubin sambil terkekeh, "semangat atas uang yang akan kau terima. Uang adalah segalanya bukan?"
Hyuk yang menguping dari jauh mendecak malas, "tidak harus melibatkan [name] kan... padahal gadis itu hanya diam."
"tenang Hyuk.. [name] akan di keluarkan kembali setelah Yubin melakukan tugas nya. Jadi tenang saja, lagi pula akan ada satu orang lagi yang akan berkerja sama dengan kita." Wooin menyeringai lagi dan lagi.
"memangnya kau tidak ingin bertemu dengan nya lagi setelah sekian lama? dia semakin cantik dan menggemaskan tahu~"
"kau menyatakan itu seperti kau menyukainya saja.." malas Hyuk. "Lagi pula aku hanya kalah karena tidak bermain cepat, bukan karena skill mendekati hati perempuan."
Yubin hanya diam dia langsung pergi dari sana tanpa menyatakan apapun. Wooin masih menyeringai dan membuka topi nya. "adik mu harus di kalahkan dulu..." ucap nya kepada Sangho.
apapun yang terjadi, [name] harus masuk kedalam kasus doping.. atau Jahyun yang akan menyusul.
Tangan dengan jari yang lentik itu bergetar hebat, menggenggam erat kertas yang ia pegang di dua tangan nya.
Tes DNA
Tes yang menunjukkan bahwa DNA nya tidak sama dengan ibu dan ayah nya.
Mulai dari ia merapihkan barang barang itu dan membuka kotak kecil kemarin. Menemukan surat yang terselip di beberapa tumpukan album yang belum ia buka sampai sekarang.
Luka yang awalnya ia simpulkan adalah orang tua kandung nya sendiri, ternyata salah. Ia tidak ada ikatan sama sekali dengan dua orang itu. melepaskan kacamata nya dan menunduk.
stress.
selama ini ia seperti orang bodoh yang hanya diam di perlakukan dengan keji nya. Tangan terkepal erat dan menaruh surat tadi di atas meja. Mengambil kotak tadi lalu mengambil satu album.
Membuka nya.
Foto bayi yang mungil ini terlihat akan bahagia di masa depan nya. Tapi apa arti dari semua ini.
menggeser nya lagi sampai di mana ia menemukan beberapa foto bahwa ada dirinya yang masih dalam keadaan merah, di gendong dengan pria yang tidak asing di matanya. Pria itu tersenyum bahagia sambil memeluk istrinya.
beberapa juga ada ketika ia balita sedang di ajarkan caranya belajar berjalan, memulai dari merangkak. Pria itu bertepuk tangan riang, ketika anak perempuan pertama nya menerima hadiah pita darinya.
Memilih untuk memeluk ibu dan membiarkan ayah nya pundung di pojok ruangan.
Masih banyak lagi foto foto kenangan.
"pergi dari sini dasar anak tidak tahu di untung! kau hanya perlu belajar dan masuk ke universitas favorit! apakah sesusah itu?!"
Jahyun menatap dingin sang ayah, tangan itu di angkat dengan tinggi nya dan mendarat di pipi Jahyun dengan sangat keras nya.
"Aku akan pergi ke rumah paman, jangan cari aku jika aku memang anak tidak berguna."
Membawa pulang kembali [name] menjadi tugas utama Kazuma. Mereka membicarakan rencana mereka supaya bisa membujuk [name] untuk kembali ke jepang dan tidak menetap terus di Korea.
Semuanya bertabrakan, mempunya masalah mereka masing masing sampai lupa akan teman yangs selalu ada untuk mereka.
Mempunyai urusan masing masing dan tidak ingin ada campur tangan di antara masalah mereka. Gadis yang hanya ingin mempunyai peran orang tua nya dalam hidup nya, sesulit itu akan mendapatkan nya.
Pria cerdas yang hanya ingin mengetahui penyebab kematian paman nya, di larang keras oleh kedua orang tua nya. Di kekang untuk selalu belajar dan belajar dalam satu waktu hingga waktu berikutnya, berkutat dengan tumpukan buku.
Keduanya memang mempunyai masalah yang berbeda, tapi mereka memiliki keinginan yang hampir sama.
ingin mendapatkan peran orang tua, ingin bebas, ingin tahu akan kematian, dan ingin terlepas akan rantai yang menarik punggung mereka.
walau begitu, saat ini.
Yubin tengah di landa kebingungan yang harus ia pilih dengan dua pilihan yang keduanya sangat sangat ia butuhkan di hidup nya.
ibu... Yubin bingung...
Ketiga orang yang itu harus menjalani hidup seperti biasa ketika mereka tidak baik baik saja. Punggung remaja yang seharusnya mereka isi dengan momen berharga, harus menampung beban kehidupan sendiri.
apakah mereka harus memilih jalan yang akan membuat semuanya menghilang seketika?
mati.
"apapun yang terjadi, masalah apapun itu aku tidak akan berpikir untuk mati. "
-Yubin"mati meninggalkan masalah begitu saja bahkan lebih pengecut dari seorang pengecut."
-[name]"semua butuh proses untuk membuat semuanya kembali aman, dan kematian bukan jalan nya."
-jahyun"pak dallen?.. apakah kita terhubung?"
"paman, aku akan selalu membantu dirimu ."
"apapun akan Yubin lakukan untuk membuat ibu kembali bahagia."
#TBC.
kangen?
KAMU SEDANG MEMBACA
Pertemanan •𝖂𝖎𝖓𝖉𝖇𝖗𝖊𝖆𝖐𝖊𝖗
Teen FictionKisah pertemanan (love story) [name] dengan teman teman nya ketika di Korea. Windbreaker X reader. cerita tidak sama, dan saya hanya meminjam beberapa scene, meminjam karakter nya juga. karya asli milik Jo Yongseok.