Sore menjelang malam pun tiba.
Akhirnya Naruto mulai tersadar dari pingsannya. Hal pertama kali yang ia lihat adalah kamar Hinata.
Naruto menolehkan kepalanya ke kanan dan kiri untuk mencari seseorang.
Tidak perlu repot-repot mencari, karena orang yang ingin ia cari sudah berjalan memasuki kamar tersebut.
"Mommy?"
"Baby! Astaga, kamu bikin mommy khawatir saja." Hinata langsung berlari menaiki kasurnya.
Naruto mendudukkan dirinya.
Hinata membawa tubuh Naruto ke dalam pelukannya. "Saat mommy melakukan absensi di kelasmu, Chouji mengizinkanmu ke UKS, maaf mommy harus tetap mengajar sampai jam istirahat."
Naruto mengangguk.
"Mommy tidak tau kalau kamu bakal sakit seperti ini." Hinata bisa merasakan gelengan lemah di dadanya.
"M-mommy..." Naruto terisak pelan.
"Ada apa, baby? Kenapa menangis?" Hinata bertanya panik. Melepaskan pelukannya dan melihat wajah Naruto yang sudah basah.
Naruto semakin terisak.
"Baby? Berhentilah menangis, oke?"
Naruto menubrukkan kepalanya dengan keras ke dada Hinata.
Hinata menahan sakit karena tubrukan yang lumayan itu. "Baby?"
Isakan pelan berubah menjadi tangisan pilu.
Hinata semakin panik dibuatnya. Mendekap erat tubuh Naruto. Mengelus punggung yang bergetar karena tangis itu. Terlihat sangat rapuh.
"Baby? Kamu bertengkar dengan Kiba?"
Naruto menggeleng.
Hinata menghela nafas.
Naruto melepaskan pelukan Hinata. Menatap kedua mata Hinata dengan sedih dan terlihat tulus ketika mengucapkan, "Naru cinta mommy!"
Hinata mengangguk. "Mommy juga cinta sama kamu, baby."
"Mommy... maafin Naru."
"Naru hanya tidak bisa menahan perih karena tatto ini..." Naruto berbohong lagi. Mengangkat kemeja, memperlihatkan tattonya.
Hinata mengangguk, "Maafkan mommy ya?"
"Kok malah mommy yang minta maaf sih?"
"Karena tatto yang bikin kamu sakit itu adalah paksaan dari mommy."
Naruto menggelengkan kepalanya, "Tidak! Bukan salah mommy!"
"Sini peluk mommy lagi."
Naruto pun menurut. Mereka pun saling berpelukan.
Naruto menguap lebar. Hinata pun terkekeh pelan.
Naruto cengengesan, "Hehehe, ngantuk mommy."
"Padahal baru bangun sudah mengantuk lagi."
"Biarin." Naruto menjulurkan lidahnya berniat mengejek Hinata.
Hinata gemas dan iseng menarik lidah itu.
"Eh!" Naruto terkaget.
Hinata tertawa bahagia.
Naruto melipat kedua tangannya, ngambek!
"Bocah kecil." ledek Hinata.
"Diam!"
Hinata pun semakin mengejek Naruto.
Sekarang gantian Naruto tertawa lepas untuk melupakan kejadian siang tadi.
Hinata menggelitik pinggang Naruto.
Naruto pun menggeliat tak karuan. Mencoba menjauh dari gelitikan Hinata tapi tetap saja gagal. "M-mommy sudah hahahaha..."
Hinata pun menghentikan gelitikannya. "Ayo tidur!"
Naruto mengangguk.
"Sebuah ciuman sebelum tidur!" Hinata menindih tubuh Naruto.
Hinata mulai mencium kening dan kedua pipi Naruto. Berpindah ke bibir Naruto, menempelkan kedua bibir mereka cukup lama. Hinata dengan sengaja menjilat dan menggigit bibir bawah Naruto. Naruto mengerang.
Naruto mendorong pelan tubuh Hinata dari atasnya. Ciuman di bibir mereka pun terlepas, Hinata tersenyum puas.
"Tidurlah..." Hinata memindahkan tubuhnya sendiri dari atas tubuh Naruto ke samping kiri.
Naruto mengangguk. Memejamkan kedua matanya.
Hinata memastikan Naruto benar-benar tertidur.
Lima menit berlalu, Hinata mendengar dengkuran pelan dari mulut Naruto.
Menarik selimut untuk menutup tubuh Naruto. Setelah itu, Hinata pun ikut membaringkan tubuhnya. Memeluk Naruto dan mulai memejamkan matanya.
Mimpi indah pun mendekat, selamat tidur!
.
.
.TBC
ŞİMDİ OKUDUĞUN
COMPLIQUÉ (SASUNARU)
RastgeleHARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN! "Memang seperti itu, perasaan yang begitu indah namun juga begitu rumit." Disclaimer @ Masashi Kishimoto [Semua tokoh dan gambar bukan milik saya] Start: 240524 End: