C.03.1

159 11 3
                                    

Jam 3 pagi, Naruto terbangun karena merasakan lapar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam 3 pagi, Naruto terbangun karena merasakan lapar.

Mengucek kedua matanya, dan masih menguap lebar.

Naruto mendudukkan dirinya. Menoleh ke arah samping untuk melihat Hinata yang masih tidur membelakangi dirinya.

Naruto tersenyum. Ia pun turun dari kasur kamar dan berjalan menuju dapur.

Sesampai di dapur. Naruto membuka kulkas dan melihat tidak ada makanan, hanya minuman kaleng bersoda.

Berjalan keluar dapur, dan membuka pintu masuk utama.

Duduk di depan teras. Tangan kirinya merogoh saku celana untuk mengeluarkan handphone miliknya.

Memencet nomor Kiba dan menelponnya.

Telepon tersambung, 'Halo?'

"Kibaaaa~"

'Ada apa?'

"Kamu sibuk?"

'Tidak, aku juga baru mau pulang main.'

"Nah kebetulan! Aku boleh minta tolong?"

'Boleh.'

"Belikan aku makanan, aku terbangun karena merasa lapar."

'Baiklah.'

"Kamu yang terbaik, Kiba!"

'Tidak juga. Matikan teleponnya, aku akan sampai sana dalam waktu 30 menit.'

Naruto pun mematikan teleponnya.

Setelah setengah jam menunggu Kiba, akhirnya yang ditunggu-tunggu pun tiba di depan gerbang apartemen Hinata.

Naruto berjalan untuk membuka pintu gerbang. Kiba langsung memasukkan motor sport miliknya ke dalam garasi.

Kiba turun dari motornya, dan membawa dua bungkus makanan yang di belinya dengan satu minuman berwarna putih.

Mereka berdua pun duduk secara bersamaan di lantai teras.

"Terimakasih." ucap Naruto ketika Kiba memberikan bungkusan itu.

Kiba berdehem.

Naruto pun mulai memakannya, dan menawari Kiba untuk ikut makan. Kiba menolak dengan alasan sudah kenyang.

Selesai makan, Naruto membuang bungkusnya ke dalam tempat sampah dan berjalan kembali mendekati Kiba.

Ketika hampir mendekati Kiba, tangan kanan Kiba pun menariknya sehingga membuat Naruto duduk dipangkuan tersebut.

Naruto memekik kaget.

Kiba hanya cengengesan. Memeluk erat tubuh Naruto.

Naruto pun hanya pasrah, "Kiba?"

"Kenapa?"

"Hari ini aku malas datang ke kampus..."

"Kenapa? Tumben sekali."

"Hanya merasa bosan."

"Aneh. Tidak seperti biasanya."

"Perutku sakit, Kiba!" Naruto setengah berteriak ketika tangan Kiba mulai membuka kancing bawah kemeja Naruto dan meraba-raba perut itu.

"Yakin?" Kiba menekan pelan tatto di perut itu.

Tubuh Naruto menggelinjang, "A-ahhh!"

Sentuhan itu terasa nikmat dan membuat tubuh Naruto terangsang. "Kibaa... ahh!"

Kiba terus meraba-raba perut Naruto dengan sensual.

"Nghhh... ugh!" 

Kiba melakukan hal yang sama berulang kali, hanya ingin mendengar desahan Naruto.

"Nghhhh~" Naruto dengan sengaja membuat gerakan berdiri, dan mendudukkan dirinya kembali dengan keras ke paha Kiba. Sehingga membuat pantatnya mengenai junior milik Kiba yang menegak sempurna dari balik celananya

"Sial! Kamu sengaja!" Kiba merasakan junior miliknya berkedut sakit.

Naruto terus mendesahkan nama Kiba. Kedua tangannya bergerak menurunkan celananya sendiri, dan menungging di depan wajah Kiba. Memperlihatkan hole pink yang sempit berkedut-kedut.

Naruto membasahi jari tengahnya dengan air liur.

Setelah dirasa jari itu basah, Naruto mengarahkan ke belakang dan memasukkan jari tengahnya yang basah ke dalam hole miliknya sendiri.

Tubuh Naruto tersentak nikmat. "Ahhhh..."

Kiba menjilat bibir bawahnya.

Kiba menjilat bibir bawahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

TBC

COMPLIQUÉ (SASUNARU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang