Bab 10 - Cemburu

8 4 0
                                    

Pukul 07.00

“Selamat pagi anak-anak,” sapa Pak Anton memasuki kelas.

“Pagi Pak,” sahut oleh beberapa anak.

“Hari ini siapa yang tidak hadir?”

“Raka Pak.”

“Lah kemana dia Bagas?”

“Biasa bolos kali Pak,” mendengar hal itu Pak Anton sama halnya dengan guru lain, hanya menggeleng-geleng.

“Kita mulai langsung pelajaran saja ya. Pahami halaman 289 dan setelah itu kerjakan halaman 292. Setelah selesai kita akan bahas bersama.”

“Hmm ya Pak,” sahut Hesti yang terdengar sedikit malas.

Malya menoleh ke arah Kinan. “Kinan kamu nggak bawa buku paket? Berdua sama aku ya.”

“Gue nggak bisa kalo berdua.”

“Terus gimana donk?”

“Gue pake punya lo, lo pinjem ke Bagas.”

“Tapi Kinan, dia kan--” belum sempat Malya menyelesaikan perkataannya, buku paket telah direbut dari tangan Malya.

“Buru sono,” celetuk Kinan.

“Aku nggak enak, tapi gimana lagi ya.” Malya menghela nafas.

Beberapa saat Malya memberanikan diri untuk menoleh ke Bagas, lalu memanggilnya dengan suara seperti berbisik.

“Bagass, husstt.”

Bagas menoleh. “Kenapa?”

“Boleh pinjem buku paket kamu nggak?” tanya Malya dengan sedikit isyarat tangan.
Bagas melirik ke Kinan yang tengah membaca buku paket.

“Boleh kok,” angguk Bagas.

Bagas beranjak dari kursi dan menaruh buku paketnya di meja Malya, lalu Bagas menghampiri Pak Anton yang tengah sibuk dengan leptopnya.

“Pak bisa pinjem bukunya, setelah selesai mengerjakan, langsung saya kembalikan.”

“Silahkan Bagas.”

Bagas pun berbalik badan sembari memberi senyuman tipis ke arah Malya yang tengah memperhatikannya juga.

Pukul 12. 00.

Bel istirahat berbunyi.

Malya menoleh ke arah Kinan yang telah beranjak dari kursinya.

“Kinan tunggu aku ya.” Malya bergegas menyusul Kinan, pergerakannya membuat Malya terheran.

“Kinan, kamu mau kemana? Kantin kan arah sana.”

Kinan menoleh. “Ikutin gue.”

Mereka pun melangkah berlawanan dari arah kantin.

Beberapa saat Malya kembali dibuatnya terheran, Kinan mengajaknya ke Gudang yang berada di pojok sekolah. Gudang tersebut sudah lama tak digunakan, jadi tak heran jika tempatnya sepi dan kumuh.

Kini Kinan mengajaknya masuk ke ruangan, Malya tampak sedikit bingung, ia tengah menoleh ke arah kanan dan kirinya.

“Kinan, kenapa kamu ajak aku kesini?”
Yang tiba-tiba saja, Plakkkhhhh.

Awwhhhh, rintih Malya kesakitan.

“Kenapa kamu tampar aku Kinan?” tanya Malya cemas.

“Gue nggak suka sama lo!” ketus Kinan.

“Aku ada salah apa sama kamu Kinan?” tanya Malya yang matanya tengah berkaca-kaca.

Seketika dari belakang kunciran rambut Malya dibuka kasar lalu rambutnya dijambak.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: 6 days ago ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Benci Raka Cakrawala || TERBITWhere stories live. Discover now