Welcome to hell, Tealia

33.1K 684 63
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Hotel bintang lima di tengah pusat kota Luminae Lux bersinar terang oleh kilatan kamera wartawan, ditambah lampu gedung hotel yang bersinar di tiap sudut bangunan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hotel bintang lima di tengah pusat kota Luminae Lux bersinar terang oleh kilatan kamera wartawan, ditambah lampu gedung hotel yang bersinar di tiap sudut bangunan.

Karpet merah terbentang sepanjang area loby, dimana para wartawan berdesakan mengambil gambar setiap detik.

Suara halus mobil mahal dan hiruk pikuk petugas keamanan mengamankan tamu, terlihat di bawah langit malam yang sepenuhnya gelap tanpa bintang.

Berbeda dengan langit gelap yang sepenuhnya buram, di dalam ballroom hotel orang tua pengantin yang mengenakan pakaian formal dengan hiasan bunga putih di saku memancarkan senyum kelewat terang.

"Selamat datang" sapa pria yang kini menjadi tuan rumah acara, menyalami tiap tamu yang masuk dengan senyum yang melengkung sampai ke mata.

Felix Berdine, Ayah dari pengantin wanita menunjukkan antusiasnya pada acara pernikahan putri keduanya.

"Silahkan nikmati acaranya, saya harap anda merasa nyaman" ucapnya ramah.

Pemandangan yang wajar sebenarnya, jika saja besan dari Felix menampilkan hal yang sama pula, tapi sayangnya pasangan Zarren itu hanya diam dengan sikap sopan setengah hati.

Dean Zarren dan Adara Zarren, orang tua dari pengantin pria tampak sangat bermartabat dan sangat angkuh, yang justru tampak seperti bukan tuan rumah acara besar malam ini.

Pasangan itu hanya berdiri diam, tak menyambut hangat para tamu, tapi juga tak sepenuhnya mengabaikan. Perilaku suam-suam kuku itu pun mengundang gosip para tamu yang hadir.

Di meja panjang yang di penuhi bunga berwarna-warni yang terlihat indah dan mahal, satu persatu tamu mulai menilai kesenjangan dua tuan rumah acara.

"Apa anda sempat bicara dengan Tuan Zarren? Saya ingat beliau bahkan tidak menyapa sama sekali"

"Kenapa hanya Tuan Berdine yang terlihat bahagia hari ini?"

"Saya merasa ada yang tidak beres saat melihat kedua besan itu"

Wedding HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang