.
.Target vote 700 & komen 300 yaa
.
.Duduk berhadapan di samping langit malam dengan bulan dan bintang yang begitu indah, Tealia tersenyum menunggu Archilleo mencicipi masakannya.
Saat sore tadi, Tealia langsung bergegas ke dapur, berpikir lama tentang apa yang harus ia masak, dan kemudian memasak makanan barat kesukaan Archilleo dengan sepenuh hati. Jadi tiba saat Archilleo memakannya, Tealia dengan mudah merasa gugup tapi juga bersemangat sekaligus.
Archilleo mengunyah makanan itu dengan senyum tipis saat melihat ekspresi menunggu Tealia yang berbinar penuh harap.
Menelannya. "Hm..." gumamnya yang makin makin membuat Tealia gugup.
"Bagaimana?" Tanya Tealia penasaran.
Memiringkan kepalanya, Archilleo tak menjawab. Justru membuat ekspresi yang seolah sedang kesulitan, melihat itu Tealia langsung dilanda resah. "Coba sekali lagi, potong lebih besar, mungkin kau bisa tau dengan jelas rasanya" sarannya melihat wajah tak enak Archilleo yang langsung di angguki pria itu.
Menyuap untuk kedua kalinya, Tealia kembali di buat menunggu dengan deg deg an. Menatap dengan seksama saat Archilleo untuk kedua kalinya menelan. "Jadi rasanya bagaimana?" Tanya Tealia segera, tak sabar ingin tau. Terlebih saat melihat ekspresi Archilleo yang jauh dari kata enak.
'Apa rasanya sangat buruk?' Pikirnya resah. Tapi Archilleo yang melihat wajah gugup Tealia dengan cepat menyembunyikan senyumnya.
"Hm...rasanya..." ucapnya menjeda-jeda dengan ekspresi yang kini seolah bingung membuat Tealia akhirnya benar-benar cemas.
Tapi kemudian Archilleo menyuap lagi untuk ketiga kalinya. Dan sekali lagi Tealia dengan pasrah menunggu penuh antisipasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding Hell
Romance"Sepertinya belum sebulan sejak pemutusan pertunangan Tuan muda Zarren, tapi dia dengan cepat melangsungkan pernikahan" "Apa benar kalau pengantin wanitanya hamil?" "Pengantin wanita punya aura lemah lembut, sedangkan mantan tunangannya terkesan kua...