Chapter 81 - Dilema Panjang

406 12 3
                                    

Setelah menempuh perjalanan sekitar dua jam, akhirnya mobil Lamborghini Huracan warna merah yang dikemudikan oleh Joshua menepi di area basement gedung di mana unit apartemen Kayla berada.

Pria itu menoleh pada wanita di sampingnya. Kayla masih tampak acuh. Bahkan mereka tidak terlibat perbincangan sepanjang perjalanan tadi.

"Kay, apakah kamu baik-baik saja? Apakah kamu sakit karena Pak Beni mengusirmu dari rumah itu?" tanya Joshua dengan tatapan cemas.

Kayla tidak buru-buru menjawab pertanyaan Joshua. Tentu saja dirinya sangat sakit. Namun, mau bagaimana lagi? Kenyataannya dia memang bukan bagian dari keluarga Danuarta. Dia bukan anak kandung Beni! Kenyataan ini sangat sulit dirinya terima.

"Kay, apa kamu tahu? Jika Rain adalah anak kandung Pak Beni yang sebenarnya?" Joshua bicara lagi. Dia mengangguk pelan saat Kayla menoleh padanya.

"Apa?"

"Ya, Rain adalah anak kandung Pak Beni dari hasil pemerkosaan yang pria itu lakukan pada ibuku. Dengan kata lain, Rain adalah adikku meski kami berbeda ayah," jawab Joshua. Kemudian dia memalingkan pandangan lurus ke depan.

Kayla sangat terkejut mendengarnya?
Rain adalah adiknya Joshua? Ya Tuhan ... Itu artinya semalam dirinya telah tidur dengan adik iparnya sendiri?

Kepalanya menggeleng lalu dipalingkan wajah itu ke arah jendela mobil.

Ini benar-benar konyol!

"Kay, aku sekarang Tuan Muda Gumilang. Kamu tak perlu takut meski Pak Beni sudah mengusir kita." Joshua bicara lagi. Diraih jemari Kayla yang berada di pangkuan. Joshua mengecupnya lembut, dan tersenyum manis saat wanita itu menatap.

"Lepaskan! Aku turut senang karena kamu sudah menemukan identitasmu. Namun, keputusanku sudah bulat. Kita akan tetap bercerai," kata Kayla. Ditarik paksa jemarinya dari Joshua. Wajahnya dipalingkan. Dia ingin bergegas turun dari mobil sport itu.

"Kay, tunggu!" Joshua buru-buru melepaskan seat belt yang melingkar di tubuh. Dia bergegas menyusul Kayla keluar mobil.

"Kay, tunggu. Aku mohon ... Biarkan aku tetap bersamamu. Aku tak bisa membiarkan kamu sendiri di saat seperti ini?" pinta Joshua setelah berhasil mencekal lengan Kayla.

Dia menatap wanita di depannya dengan wajah memohon.

Kayla hanya menghela napas. Wajahnya dipalingkan ke lain arah. Dia benci, benar-benar benci dengan situasi yang seperti ini. Entah benar atau tidak jika Joshua sudah menyesali perbuatannya.

Dirinya juga harus punya pendirian. Suaminya sudah berselingkuh, bahkan tidur dengan wanita lain. Harga dirinya sudah diinjak-injak oleh mereka. Dia tak bisa terima semua itu.

Pandangan Kayla kembali pada Joshua. Dia menarik seringai tipis pada sudut bibirnya.

"Baiknya, kamu tak perlu mencemaskan diriku lagi, karena aku akan baik-baik saja meski tanpa dirimu. Selama ini aku buta dan sekarang mataku sudah terbuka. Aku lelah dan muak, Joshua. Tolong bebaskan diriku."

Mendengar ucapan Kayla, Joshua sangat tersentak. Dia jatuh pada jurang keputus asa'an. Hingga saat wanita itu melepaskan genggaman tangannya, Joshua hanya membeku bak sebongkah balok es.

Asanya hilang bersama perginya Kayla dari hidupnya. Dia harus menghadapi kehampaan dan penyesalan ini seorang diri.

Kayla mengusap kasar pipinya yang mulai basah. 'Aku mungkin tidak bisa tanpa dirimu, tapi aku akan membiasakannya mulai sekarang. Aku sudah menyerahkan segalanya pada seorang pria, dan dia menyia-nyiakan semua itu. Bagaimana mungkin aku mau dengan mudahnya kembali. Apakah aku begitu bodoh?'

HOT PASSIONWhere stories live. Discover now