Part. 38

1K 176 38
                                    

       "Lily, tolong jangan katakan apapun yang bisa bikin kita kembali jadi orang asing lagi."

       Deg!

       "Ma-maksudnya apa ngomong kayak gitu?" Please banget ini mah bukan seperti apa yang Lily pikirkan sekarang.

       Delynn meregangkan sedikit pelukannya meski dengan lampu yang masih belum menyala. Ada cahaya kilat yang menyambar dari luar jendela membuat suasananya udah kayak lagi di film azab ikan terbang. Sekilas Lily jadi bisa liat muka Delynn yang nggak nunjukin ekspresi apapun. Dengan susah payah Lily menelan salivanya.

       "Apapun yang ada dipikiran lo sekarang. Jangan dikeluarin." Kata Delynn yang bikin Lily seketika napasnya seperti tercekat. Sesak rasanya. Berasa ditolak sebelum berjuang. Eh!

       "Kenapa? Emang lo tau apa yang lagi gue pikirin sekarang?" Lily kembali bertanya yang bikin Delynn kini beranjak buat nyalain lampu karakter Batman yang bisa nyala karena menggunakan daya charger. Sekarang sudah ada sinar di kamar Delynn meski nggak sepenuhnya. Setidaknya itu bisa mengurangi rasa takut Delynn akan kegelapan.

       "Lo nggak mau mandi dulu?" Tanya Delynn tiba-tiba. Bukannya menjawab Delynn malah ngomong hal lain.

       "Hah?" Kan bikin Lily jadi tambah bingung. Sontak dia jadi ngeluarin ekspresi pelanga pelongonya dong.

       "Mau mandi sendiri apa gue yang mandiin?" Tanya Delynn yang ngomongnya persis banget samping telinga Lily. Bikin sekujur tubuh Lily jadi merinding seketika. Terus dia refleks malingin muka ke sumber suara. Bikin mukanya jadi nggak sengaja nempel sama mukanya Delynn yang juga kaget.

       Lily langsung melompat ketika wajahnya dan Delynn bertemu. Nggak sekedar bertemu melainkan bibir mereka juga sempat silaturahmi meski cuma sepersekian detik doang. Lily shocked tapi Delynn malah biasa aja. Seolah emang yang barusan tadi itu Delynn lagi modus aja. Tapikan---

       Delynn mengangkat satu alisnya. Melipat tangan didada sembari berkata. "Dah, sana mandi. Ntar gue siapin baju buat lo." Ujarnya yang masih bisa bersikap santai kayak yang nggak ada apa-apa barusan.

       "Ta-tapi lo sendirinya aja belum mandi." Sahut Lily dengan polosnya sekaligus tambah bingung sama celetukannya Delynn. Gimana nggak bingung tiba-tiba bahas mandi.

       "Atau lo mau kita mandi berdua?" Tanya Delynn lagi yang kali ini sambil maju ke depan deketin Lily. Dia pikir Lily doang yang bisa bikin hatinya ketar-ketir jedag jedug gegara omongan melanturnya tadi. Delynn juga bisa kali.

       "Bu-bukan gitu. Tapi, lampunya kan masih padam." Sahut Lily sedikit memundurkan tubuhnya karena Delynn jadi terlihat nakutin. Bukan nakutin kearah yang nyeremin sih. Tapi.... yah gitu lah pokoknya.

       Muka Delynn sontak memanas saat dia kembali sadar sama keadaan kalau lampu masih belum menyala. Saking inginnya membalas omongan melantur Lily membuatnya jadi mendadak lupa sekitar. Delynn juga sampai nggak takut sama suara petir yang sempat menyambar lagi tadi diluar. Dia pun lantas beranjak buat duduk ke sofa samping lampu Batman-nya berada. Meninggalkan Lily yang cuma natap cengo ke dia. Bisa-bisanya abis bikin spot jantung anak orang main pergi gitu aja.

       Lily mengedipkan mata berkali-kali. Dia masih belum terbiasa ngadepin sikap bunglonnya Delynn emang. Cuma sedikit banyaknya yang dia tahu kalau Delynn itu emang sifanya suka berubah-ubah. Cuma dia nggak expect aja kalau bakalan secepat itu berubahnya.

       "Kalau lo kuat berdiri lama silahkan aja." Cetus Delynn yang membuat Lily terjaga dari bengongnya.

       Lily bergerak buat ikutan duduk di samping Delynn.

NYAMAN. (Orine & LiLynn) 48 Gen 12Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang