Skip hari ke 3 selepas nonton horor....
°°°
;D
Di kelas, Ekal duduk sendirian sebab Meng tak masuk sekolah, ia bilang gak enak badan dan ingin istirahat, itu kata Meng pada Ekal, namun sejatinya Ekal begitu peka, ia sedikit merasa aneh dan entah mengapa merasa cemas.
Dan di kelas itu juga, Verro celingak-celinguk mencari dimana Meng berada, ia juga sempat bertanya pada Ekal namun Ekal juga gak tahu.
Ekhmmm.... Mas pacar cemas gak tuhhh.
"Katanya sahabatan lama, kok gak tau kabarnya!" sindir Marsel yang fokus membolak-balik bukunya. Tentu saja Ekal merasa panas, ditambah lagi pikiran yang tidak-tidak terus terlintas.
"Gue sahabatnya ya Taik, bukan bapaknya!" lanjut Ekal yang masih bisa menahan emosinya. Namun semakin di reda semakin nyolot juga nih anak orang.
Ekal yang tertekan pun langsung berdiri dan tak basa-basi memukul wajahnya hingga terhempas, Marsel masih tersungkur di lantai terkejut dengan kejadian yang begitu cepat.
"Gue!! Gue tau Hendra orangnya gimana, tapi jangan sekali-kali lo desak gue dengan kata 'sahabat'" makinya kesal dan Marsel hanya diam menatap Ekal begitu emosi, ia sendiri kaget padahal ia hanya mengulik kata 'sahabat sejati' tapi kenapa Ekal marah.
Sebabnya. Marsel menggunakan kata sahabat saat Ekal di puncak emosinya, juga terus mengecap kata 'siapa tau dia ninggalin lo' itu yang membuatnya marah, kalian juga tau kan, Meng punya penyakit kronis.
Ekal yang merasa kasihan pun membungkuk langsung di hadapan Marsel, "so, sorry, gue kebawa emosi," lalu pergi dan membuat anak IPS tercengang saat Ekal membungkuk.
"Anjirr setan mana yang masuk, biasanya gak gitu?" bisik lirih seorang siswi Ips.
Dan saat itu Ekal pergi entah kemana, Marsel merenung bingung, tiba-tiba rasa nyerinya pudar saat melihat anak se bandel Ekal membungkuk dan meminta maaf, "shittt!" batin Marsel tak paham
Kini Ekal duduk sendirian di atas atap, ia takut ucapan Marsel akan terjadi, dimana ia akan kehilangan Hendra sahabat terbaiknya. "Meng? Andai lo gak kenapa-napa, pasti gue sama lo bisa lakuin apa aja!" keluhnya.
Di rumah sakit pelita Jaya.
Sebuah keranjang dorong sudah mengangkut Hendra yang sudah ngos-ngosan bernapas, masker oksigen satu-satunya penyelamat baginya, dan kini penyakitnya kumat lagi.
Om Ucup tak bisa apa-apa selain pasrah dan merenung di kursi tunggu, dan merasa kesal sendiri sebab anaknya masuk IGD, yup, Hendra masuk IGD yang dimana itu sudah seberapa gawat kondisinya.
Di monitor pun detak jantungnya begitu lemah dan peredaran darah juga sedikit lambat, infus segera di pasang dan Hendra pun mendapatkan perawatan tepat. waktu
~
Lalu ponsel Ekal berdering dan ia segera mengangkatnya, "halo om Ucup?" awal panggilan dan om ucup menyahut.
"Nak Ekal! Ekal sibuk gak?"
"Sekolah lagi jam kos sih om! Ada apa?"
"Bisa kesini gak?"
"Kerumah?"
"Kerumah sakit! Hendra masuk IGD nak!" lalu nada sesenggukan menangis.
"Ma, masuk IGD om? Rumah sakit biasa kan, yaudah yaa Ekal kesana!" tak basa basi ia menutup panggilan dan segera pergi dari atap.
Tergesa-gesa ia masuk kekelas, ia ngos-ngosan saat sampai di mejanya, terlihat Marsel yang menatapnya penuh pertanyaan. Namun Ekal segera mengajak Tika.
"Ka, ikut gue ka!"
"Kemana?" bingung tapi siap-siap membereskan alat tulisnya saat melihat Ekal terburu-buru. "Ikut aja lah!"
"Ini soal Hendra!" dan seketika Verro ingin ikut, "gue ikut lo Kell!" selanya dan Ekal mengangguk.
Ina yang masih belum paham pun cuman saling lirik sama Marsel, mereka berdua terkesan banget kek orang dongo, wkwk.
°°°
Akhirnya mereka ber 3 di rumah sakit dimana Meng dirawat. Semua terdiam sesaat di depan ruang IGD, Vero menatap Ekal yang penuh kesedihan. "Bukan waktunya ya!" batin Vero.
Di dalam sana terlihat Meng begitu memprihatikan, jelas Ekal langsung memeluknya dan membuat Verro merasa cemburu, namun ia juga sadar, sebelum ada dirinya ada Ekal yang Meng sukai, jirr lah fak kata gue tehhh.
"Meng!!! Lo tega banget gak ngabarin gue, lo bilang cuman istirahat, gini cara lo istirahat?" kesalnya dengan nada yang sedikit manja.
Setelah Ekal puas memeluk sahabatnya, Vero meminta izin untuk duduk di samping Meng. "Misi Kell, gue boleh duduk di situ?"
"Emm, jagain bentar ya, gue mau cari makan dulu," lalu berdiri "oh ya, lo mau makan apa? Gue bawain nanti!" tawaran Ekal.
"Gausah lah!"
"Ah cepetan geh!"
"Ya udah terserah lo aja!"
Tika juga berdiri dari atas sofa, "gue mau nyusul om Ucup, ke tempat administrasi," lalu pergi bersama Ekal.
Kini tinggal Vero sendirian di kamar itu, ia mulai berbicara "kenapa Ndra? Kenapa lo gak bilang gue kalo lo punya penyakit kronis kaya gini!" merasa bodoh sebab tak tau apa-apa.
Meski ia tak pandai dalam berkata-kata, Vero terus menyemangati Hendra, ia juga melihat monitor di sebelahnya, ia merasa kasihan padanya setelah tau detak jantungnya begitu rendah.
Ia menatapnya tajam lalu bergerak perlahan dan secara halus mengecup kening Meng, "cepet sembuh Bocah ingusan!" ledeknya sambil menahan sedih.
Ponselnya lalu berdering, "mama? Kenapa?" ucapnya saat melihat layar ponsel itu.
~~
~~Selesai dari panggilan.
Ia menunggu sebentar sampai Ekal datang, dan saat pukul 9.45 Ekal kembali dengan mata yang sedikit lebam.
"Kel, gue pulang dulu, mam gue nelpon!"
"Oh iya, nih makan lo, bawa aja!"
"Makasih Kel!" lalu pergi keluar.
Ekal duduk mencoba tersenyum.
"Meng!! Kalo lo bangun nanti, kita pergi ke pantai lagi yok, keknya asik juga di sana!" dumelnya sendirian.
Ia juga mengelus-elus tangan Meng, "maafin gue ya Meng, dulu gue bodoh banget, lagian itu masih kelas 10 kan!"
"Harusnya gue ngertiin perasaan lo juga ngehargain perasaan lo ke gue, waktu itu gue gak tau aja, lo suka sama gue, di lain hati gue juga sama Amanda, tapi gue juga suka sama lo, gue ragu!" ocehnya serasa curhat.
"Tapi untuk sekarang, lo udah ada Vero kan?"
Dan di sinilah ia tau, saat Ekal tak sengaja melihatnya dari balik pintu kaca, hanya sekilas saat Veri mencium keningnya lalu ia pergi sebab tak ingin ketahuan oleh Vero.
Next chapter woehhh
Belibet dikit kaga ngaruh yaaa
hehehehe :)
STAI LEGGENDO
IPA vs IPS [BOYLOVE]
Storie d'amoreBenci yang menjadi akrab, dan keakraban menumbuhkan rasa ingin memiliki. Kisah dua berandalan sekolah bernama Marselio dan Mykel, kedunya adalah anak IPA juga IPS. sering cek-cok dan saling mengejek, bahkan tawuran pun juga di lakukan. namun semua b...