17. Kilas Balik Saat Itu.

17 2 0
                                    

Hari ini Bara tak kunjung melunturkan senyum di bibirnya, ia berada dalam suasana hati yang sangat baik setelah mengajak sang kekasih berkencan. Karena berada di sekolah yang berbeda, Bara menjemputnya terlebih dahulu sepulang sekolah kemudian berkencan setelahnya.

Mereka berkeliling kota dan mengunjungi banyak tempat sesuai keinginan sang kekasih, hingga tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 8 malam. Cukup larut bagi seorang siswa yang keluyuran sepulang sekolah.

Saat ini mereka sedang berada di taman kota, menikmati udara kota yang terlalu sejuk itu sambil menikmati ice cream. Kekasihnya yang meminta dan tentu saja Bara menurutinya.

Skylar, atau biasa dipanggil Sky, itulah nama kekasihnya. Nama yang  sangat cantik, persis seperti pemiliknya.

Betapa Bara mencintai kekasihnya. Sky adalah satu dari sedikit orang yang kuat menghadapi sifatnya yang ia akui sendiri sangat menyebalkan, acuh, dan juga keras kepala. Sky berhasil memanjat dinding tinggi yang ia bangun dan yang paling penting, gadis itu berhasil membuatnya bersikap manis dan lembut pada seseorang.

Bara rasa, Skylar memang diciptakan Tuhan untuk menjadi miliknya. Ia sangat berterimakasih atas hal tersebut.

"Udah jam 8, mau pulang sekarang?" tanya Bara sembari mengusap sisa es krim yang tertinggal di ujung bibir sang kekasih.

Gadis itu membuat wajah berpikir mendengar pertanyaan dari sang kekasih yang mengundang kekehan kecil dari empunya. Lihatlah betapa imutnya kekasihnya ini, bahkan tanpa berusaha pun ia terlihat sangat imut.

"Ya udah ayo, udah malam juga. Orang rumah pasti juga nyariin," balas Skylar lalu memakan habis cone ice cream miliknya.

Bara mengusak gemas rambut sang kekasih yang disambut erangan kesal empunya.

"Ih jangan gitu, rambut aku makin berantakan tau," ujar Skylar dengan bibir cemberut yang kembali disambut kekehan kecil dari Bara.

"Iya princess maaf, habisnya salah siapa gemesin banget."

Decakan sebal Skylar tercipta kala mendengar perkataan Bara. Ia sudah terlampau sering mendengar kalimat semacam itu dari sang kekasih.

"Udah ah, ayo pulang nanti makin malem. Aku lagi nggak mau dengerin celotehan Sean yang ngalahin emak-emak rumpi itu."

"Nggak boleh gitu, sama kakak sendiri juga," ujar Bara yang dibalas delikan dari sang kekasih.

"Ih kakak apaan, dia cuma beruntung keluar 7 menit sebelum aku," balas Skylar dengan nada terima.

Sampai kapanpun Skylar tidak akan sudi menganggap Sean sebagai kakaknya. Title mereka itu sama tau, si kembar. Malah aslinya Skylar yang jadi kakak, tapi Sean dengan kurang ajar menyalip dirinya untuk keluar ke dunia.

"Iya-iya si paling nggak mau jadi adek." Bara kembali menggoda, namun sempat Skylar membuka mulut ia terlebih dahulu menarik lengan sang kekasih dan membawanya menaiki Motor miliknya, "udah ya, ayo pulang."

Bara membantu memasangkan helm bercorak biru ke kepala Skylar dengan lembut. Bara yang membelikan helm itu untuk sang kekasih. Ia juga selalu membawanya kemana-mana jika sewaktu-waktu kekasihnya ingin keluar bersama, kekasihnya itu tidak perlu repot membawa helm.

"Udah siap?" tanya Bara setelah dirinya selesai dengan urusan perlengkapan dirinya sendiri.

"Siap!" balas Skylar dengan semangat, ia melingkarkan kedua lengannya di pinggang sang kekasih erat-erat.

Tak menunggu waktu lama, Bara segera menancap gas dan membawa sang kekasih menembus angin malam. Mengantarkan sang kekasih menuju persinggahannya setelah menghabiskan hari yang menyenangkan.

RESET [ON GOING] (SEQUEL OF JUST D) Where stories live. Discover now