Perjalanan dari istana kembali ke Pegunungan Suci Orznt memakan waktu selamanya bagi Aesbral. Tak bisa berteleportasi begitu menyusahkan. Ia harus berkuda melewati kota dan beberapa desa serta padang rumput dan sebuah hutan. Semua yang dulunya magis, kini terasa kosong.
Menghabiskan waktu berjam-jam di negeri yang tanpa sihir adalah sesuatu yang benar-benar asing bagi Aesbral—atau juga bagi semua penyihir. Udara terasa hampa dan terlalu tawar. Kota dan desa yang hancur juga bukan pemandangan yang ingin dilihatnya apalagi selama berjam-jam.
Aesbral baru tiba di depan kediaman Chrosionet ketika hari menjelang sore, itupun dengan berteleportasi tepat ketika memasuki area pegunungan yang memiliki sihir. Tanpa teleportasi sama sekali, ia mungkin baru tiba tengah malam.
Aesbral melompat turun dari kuda. Mengabaikan orang-orang yang berlalu lalang di halaman kediamannya, ia langsung menarik kudanya dan berjalan menuju ke istal, kemudian dengan terburu-buru mengandangkan kudanya.
"Aesbral?"
Seseorang memanggilnya, berjalan masuk ke dalam istal. Namun Aesbral tidak memiliki waktu untuk merespon. Dia harus segera menemui kakeknya dan membicarakan banyak hal.
Seorang pria dengan tumpukan jerami di tangannya memandang Aesbral tak habis pikir juga keheranan. Topi di kepalanya tidak terpasang dengan benar dan semakin miring ketika ia menunduk meletakan jerami ke tanah sebelah kiri pintu masuk istal. Ketika kembali berdiri tegak, ia melihat Aesbral melangkah cepat menuju pintu keluar di sampingnya.
"Dari mana saja? Semua orang mencarimu—"
"Di mana kakek?"
Pertanyaan tiba-tiba Aesbral membuat pria itu mengerjap. "Di ... di taman belakang bersama anak-anak. Mereka sedang—" Perkataannya kembali terhenti, dan satu tangannya yang sedang membenahi topi terhenti pula kala melihat Aesbral yang berlalu begitu saja melewatinya tanpa menoleh.
Semoga saja dia dapat mengerti bahwa Aesbral sedang terburu-buru untuk menemui kakeknya sekarang juga sehingga tak bisa lama mendengarkan ucapan pria penjaga kuda itu.
Aesbral berteleportasi menuju halaman belakang dan dia disambut oleh pemandangan kakeknya yang sedang melatih anak-anak menggerakkan kabut. Orbash Chrosionet selalu menyukai anak-anak untuk alasan yang tidak pernah Aesbral pahami.
"Kakek," panggil Aesbral sambil melangkah menuju ke sana.
Orbash Chrosionet yang sedang memperhatikan anak-anak mempraktikkan ajarannya, pun menoleh. Air mukanya menunjukkan keterkejutan tetapi juga kelegaan.
"Ha. Kakek tahu kau akan kembali," ucap Orbash Chrosionet menatap cucunya yang berjalan mendekat. Ia juga mengambil langkah mendekat, menjauhi anak-anak.
"Tentu saja aku kembali," balas Aesbral. Dahinya mengernyit aneh pada pernyataan kakeknya itu.
Orbash Chrosionet mengendikkan bahu. "Yah, mereka bilang kau pergi dengan hanya menitip pesan, jaga Putri Eliana, aku akan ke istana. Tentu saja kakek dan semua orang cemas kau malah dijebloskan ke penjara dengan sikap tidak tahu dirimu itu."
Aesbral menghembus nafas kasar. "Aku baru bertemu raja. Keputusannya adalah mengungsikan seluruh rakyat ke pegunungan ini."
Ini mungkin adalah berita paling mengejutkan seumur hidup kakeknya, tapi Aesbral jelas tidak punya waktu untuk berbasa-basi. Orbash Chrosionet tersentak. Rautnya yang semula tenang kini menegang. Kerutan di dahinya kala ia mengernyit menunjukkan kebingungan pada kalimat mendadak cucunya itu.
"Apa yang kau bicarakan, Aesbral?" Orbash Chrosionet menatap serius Aesbral. "Keputusan raja apa yang kau maksud ini?"
"Intinya, penyerangan di kota akan terjadi lagi. Kota dipastikan akan hancur total sehingga seluruh rakyat harus di pindahkan ke tempat yang aman."

YOU ARE READING
the Castle
Fantasy[Fantasy-Siblinghood-(Minor)Romance] ||Follow sebelum membaca ya, guys. Terima kasih^_^|| _____ Vyradelle tidak tahu harus menyebut dirinya apa. Dia tinggal di sebuah kastel tua, hidup selayaknya tuan putri, tapi tak ada rakyat untuk dipimpin. Sendi...