Chapter 52

10 2 0
                                    

Aku tak pernah bisa lupa hari itu. Hari ketika banyak orang tua yang mengantarkan kepergian anaknya yang akan melanjutkan studi S1 nya. Di saat aku pergi selain orang tua, banyak sekali teman-teman satu SMK yang datang untukku. Mereka memberikan banyak hadiah boneka sampai aku kesulitan membawanya. Dengan melihat wajahku yang kesal kerepotan membawa semua benda pemberian itu mereka tertawa puas. Walaupun mereka semua mengesalkan, namun aku tak membenci mereka. Aku senang mereka datang dan memberi support kepadaku.

Aku memandang banyak wajah di sana. Dan benar saja, aku masih berharap seseorang untuk datang. Aku hanya ingin menatapnya terakhir kali hingga akhirnya bisa kurelakan masa mudaku. Tapi meskipun sudah lama menunggu dia tetap tak memunculkan batang hidungnya sama sekali. Aku pun mulai berhenti berharap dan akhirnya naik ke bis.

Bis pun berjalan dan semua orang yang mengantarku melambaikan tangan kepadaku. Bayang-bayang mereka pun semakin jauh seiring Bis yang kutumpangi terus melaju. Tapi tiba-tiba saja aku melihat pesepeda yang datang mendekat. Dia mengayuh sepeda dengan penuh tenaga. Rambutnya yang coklat cerah sampai lepek karena keringat tubuhnya.

Semakin dia mendekat aku begitu jelas melihat raut wajah yang biasa imut dan kalem itu mulai merah engap karena terlalu banyak mengerahkan tenaga. Mata coklat terangnya memastikan setiap orang yang ada di Bis. Hingga akhirnya dia menemukanku di dalam sana. Mata pesepeda itu seketika melebar dan makin cepat mengayuh sepedanya.

Dia mendekat ke Bis yang kunaiki. Dia mengetuk-ngetuk pintu supir. Dia benar-benar punya kenekatan yang luar biasa meskipun banyak orang yang memarahi aksinya itu. Dia meminta untuk bertemu denganku. Dan dengan tubuh penuh peluh dan napas yang berat dia memberikan sebuah boneka beruang besar berwarna putih yang dia ikat di bekalang punggungnya. Dia tak banyak bicara saat menyerahkan boneka itu. Hanya beberapa kata yang mampu dia ucapkan saat itu.

"Aku akan ke Tokyo! Jangan lupakan aku!"

Orang itu tak lain adalah adik laki-laki Kumada-Senpai cinta pertamaku. Bocah itu bernama Kumada Yukari. Dialah pemilik Momo yang selama ini menjadi boneka peneman tidurku.

Dulu aku sempat berpikir jika Kumada-Senpai yang memberikan boneka ini padaku. Itupun karena secarik kertas yang menggantung di pita leher Momo. Aku masih ingat isinya..

Aku minta maaf atas kebodohanku
Tapi aku tak akan pernah menyesalinya
Maaf aku tak bisa datang di saat terakhir
Itu juga bukan karena sengaja
Aku hanya ingin kau tak lagi terbayang akan kebodohanku.

Kumada

Dari tulisan itu aku sempat mengira jika orang yang telah menolak cintaku itu yang memberikan hadiah ini. Tapi setelah kupikir-pikir mana mungkin juga. Firasatku berpikir yang saat itu menunjukan ketulusannya adalah Yukari dan bukan kakaknya.

Dan lucunya. Siapa sangka setelah bertahun-tahun tak melihatnya, dia sekarang magang di Perusahaan D.

Aku memang tak menyimak banyak profil dari pelamar. Aku hanya membaca sekilas saja beberapa orang yang kriterianya sesuai dengan keinginan Nagata. Dan dari sekian banyak benang di genggaman, Yukari lah yang mendapatkan kesempatan itu. Aku cukup terkejut. Tetapi juga kagum. Dia benar-benar bisa pergi ke Tokyo.

"Nah, Yukari-kun!" Nagata menepuk bahu Yukari, "Silahkan perkenalkan dirimu.." ujar Nagata.

Yukari menghirup udara terlebih dahulu, "Namaku Kumada Yukari! Salam kenal! Saya akan bekerja keras! Mohon bantuannya!" Serunya dengan begitu lantang.

Perkenalan itu di iringin dengan tepuk tangan meriah dari semua orang.

Nagata merangkul Yukari, "Yukari-kun, mulai sekarang kau akan menjadi asisten dari Art Director kita" ujar Nagata.

VoyeurismWhere stories live. Discover now