[CHAPTER 14]

18.3K 517 18
                                    

"EH! Itu mirip Aira selebgram itu ga sih?"

"Ada tahi lalat di lehernya, kayaknya bener!"

"Lah, kok gue gatau dia ngampus di sini?!"

Gue dan Lily saling natap ketika mendengarkan suara bisikan-bisikan itu terdengar sepanjang kami berjalan di lorong outdoor kampus. Ini memang bukan pertama kalinya kami mendatangi kampus, karena sebelumnya kami berdua memang pernah datang untuk mengurus berkas beasiswa gelombang pertama. Jadi, kami berdua cukup familiar dengan denah dan tata letak kampus.

Masalahnya, kami gatau kalau ternyata Kak Aira terkenal banget di sini? Perasaan dia di kos hihi-haha kayak nggak ngapa-ngapain.

"Kak Ai terkenal ya?" Shannon bertanya dengan polos ketika kami sudah masuk ke ruang tata usaha, ketika Lily sedang nganterin berkas.

"Hah? Enggalah. Kalau aku terkenal, nggak mungkin aku di kosan mulu kayak pengangguran," jawab Kak Aira.

Ternyata, ada yang lebih lelet daripada antena Shannon. Kak Aira bahkan nggak ngeh kalau dia sudah menjadi topik pembicaraan hangat sejak kami menginjakkan kaki di area kampus.

Gue pun berinisiatif ngeluarin HP gue, nyoba buat buka instagram, tapi apa daya, HP soak ini tak mengizinkanku mengakses instagram update-an terbaru, sehingga gue harus ngelihatin HP Shannon.

"Kak Aira username IG-nya apa?" tanya gue.

Kak Aira nyebutin username-nya, sementara Shannon mencari nama itu di kolom pencarian, hanya untuk menemukan kalau Kak Aira punya followers lebih dari 150 ribu!

"Buset," ucap Shannon refleks.

"Gileee, followers banyak begini dibilang nggak terkenal?!" tanya gue.

"Oh, itu di-handle temenku. Soalnya aku lebih suka main di Tiktok," jawab Kak Aira, lalu ngintipin HP Shannon juga. "Oh, itu followers juga kebanyakan beli, kok."

Shannon refleks ngecek like postingan, menemukan kalau yang ngelike juga cukup banyak. Komenannya juga interaktif, tidak seperti akun-akun bodong palsu. Hanya ngecek sekilas instagramnya, gue langsung paham kalau—

IYA! FIX, INI KAK AIRA DIKIBULIN TEMENNYA!

"Tapi ini like sama komennya juga banyak," ucap gue.

"Oh. Temenku beli like sama komen juga katanya," jawab Kak Aira. "Pakai teknologi bot-bot gitu. Aku kurang paham juga sih."

Gue dan Shannon sampai speechless. Bisa ya, ada orang yang lebih parah daripada onengnya Shannon. Kak Aira bahkan nggak nyadar kalau dia sudah dikibulin temennya.

"Terus, ini foto-foto Kak Aira dapat dari mana?" tanya gue.

"Temenku kadang datang buat foto-foto sih, sama beberapa produk. Katanya bisa jadi portofolio bagus lho buat model amatir kayak aku."

BUSET ASDFGHJKL!!!???! PORTOFOLIO KEPALA BAPAK TEMENNYA!!!! Jelas-jelas ada tulisan 'info? DM'!! Semua caption dari foto-foto Kak Aira bersama produk tadi juga kelihatan template, beneran kayak endorse-an! Jadi ni orang memanfaatkan kepolosan dan ketidaktahuan Kak Aira buat keuntungan pribadinya! Sebagai seseorang yang sangat menjunjung tinggi pertemanan sejati, rasanya gue pengen banget geplak kepala tu orang!

"Berkasnya udah diterima, ayo kita mampir ke bakso kantin!" ajak Lily. "Eh, kok muka kalian berdua pada aneh?"

Shannon memilih untuk menjelaskan situasi itu di luar ruangan tata usaha, sementara gue masih bersama dengan Kak Aira yang malang. Dia cuma senyam-senyum, nggak paham sama situasi yang terjadi dengannya.

KOSAN MEGA [GXG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang