BTN 16 🌱

26.8K 2.5K 246
                                    

☻ᴴᵃᵖᵖʸ ᴿᵉᵃᵈᶦⁿᵍ❥











Veronica bangun agak siang hari ini, masih dengan piyama tidur dan rambut pendeknya yang sedikit acak-acakan ia menuruni anak tangga.

"Kayaknya mereka serius nyuruh gue gak masuk sekolah dulu, gila jam sembilan baru bangun. Kalau di dunia nyata udah jadi bahan omelan Bunda," gumamnya melirik jam dinding besar di sudut ruangan besar itu dengan bibir mencibik, "Tuan Hans."

Veronica hampiri pria yang tengah menata makanan di meja makan itu, begitu sampai perhatian Veronica malah terpaku pada banyaknya hidangan diatas meja makan siang ini, "Woah apakah ini semua Tuan Hans yang menyiapkan?! Perutku jadi lapar boleh aku cicipi Tuan?"

"Itu semua untuk mu Veron, para Tuan Muda yang menyiapkannya dan menyuruh ku untuk menunggu disini sampai kau bangun, makanlah," Hans mempersilahkan bahkan menarik kursi untuk diduduki Veron, "Makan dengan lahap karena mereka tidak ingin kau sakit lagi, bahkan pagi ini para Tuan Muda tidak sarapan."

"Kenapa?" Senyum Veron luntur saat setelah duduk dengan kerutan bingung, "Kenapa bisa mereka tidak sarapan? Apa karena aku terlambat bangun dan lupa menyiapkan sarapan?"

"Tidak, sepertinya kau sudah seperti vitamin untuk mereka. Melihatmu makan sedikit tadi malam membuat nafsu makan kelimanya hilang," jelas Hans.

Veronica tatap cupcake diatas piring itu, ia langsung meraih dan melahapnya, "Padahal mereka memiliki nafsu makan yang banyak hingga bisa bertubuh besar seperti itu, baiklah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Veronica tatap cupcake diatas piring itu, ia langsung meraih dan melahapnya, "Padahal mereka memiliki nafsu makan yang banyak hingga bisa bertubuh besar seperti itu, baiklah. Ku anggap ini sebagai permintaan maaf mereka, ternyata benar yang dikatakan Tuan Ace aku semakin besar kepala jika dimanjakan oleh makanan ini."

Hans yang mendengarnya hanya menarik sudut bibir diantara kumis itu, "Luka diwajah mu sudah berkurang? Memarnya sudah mulai menghilang sedikit sebelah mata memerah mu juga mulai membaik."

"Iyakah? Aku belum sempat bercermin tadi, tapi kenapa sangat cepat? Aku tidak mau pusing memikirkan hal itu," Veronica mencoba mengabaikan semua itu, ia lalu berucap sesuatu pada Hans, "Tuan Hans, kemarilah Aku ingin berbisik."

"Apa Nona?" Hans ini terkadang memanggil Nona, Tuan atau menyebut namanya ya. Pria itu mendekat membungkuk sedikit.

"Aku sedang datang bulan, bisa antarkan Aku ke rumah sakit setelah ini? Aku juga ada keperluan lain boleh ya," pintanya dengan puppy eyes, Hans tampak terdiam menatap wajah Veronica dari dekat.

Pria itu menegakan kembali tubuhnya, "Itu hal wajar yang baru ku dengar lagi selama ini, baiklah hanya sebentar sebelum mereka para Tuan benar-benar pulang."

"Aw terimakasih kau baik sekali seperti Ayahku," centilnya menonjok kecil pangkal lengan Hans, sementara orang yang diperlakukan nya seperti itu hanya geleng-geleng kepala.

"Boleh Aku bertanya sedikit padamu Veron?" Veron menoleh dengan mulut penuh, alisnya terangkat seolah menjawab, "Apa kau juga mendapatkan luka dibawah bibirmu?"

Back To Normal (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang