BTN 35🌱

20.4K 2.1K 152
                                    

☻ᴴᵃᵖᵖʸ ᴿᵉᵃᵈᶦⁿᵍ❥






Di Koridor kali ini semua murid menatap kedua manusia yang tengah saling kejar dengan aneh dan terkejut seolah itu adalah moment langka.

"Veron! Veron berhenti!" seruan Ace membuat gadis didepannya menoleh sebelum memalingkan lagi wajah kedepan seraya menutup telinga, "Veron! Apa kau marah?!"

"Pikir saja sendiri!" sentak Veron berjalan menghentak-hentak dengan kesal, ia benar-benar kesal karena Ace tim kelasnya harus di diskualifikasi dari lomba, "Kenapa si dia nyebelin banget jadi manusia."

Ace bergerak lebih cepat dengan kaki jenjangnya, ia tarik tangan Veron hingga berbalik menubruk dada bidang pria yang memakai kaos tanpa lengan dipadukan jacket olahraga berwarna biru, dirinya tentu berperan penting dalam perlombaan para adik kelasnya.

"Aw ... Keras sekali dadamu hidungku rasanya ingin patah," ringis Veron mengusap-usap hidungnya yang memerah, sebelum ia menaikan pandangan dengan galak, "Apa lagi? Tuan sudah cukup membuatku didiskualifikasi dari lomba."

"Kau masih mempermasalahkan hal itu? Itu bukan sepenuhnya salahku Veron! Mereka saja terlalu lemah padahal hanya ku tarik pelan," angkuh Ace tersenyum smirk mencubit pipi Veron, "Kau harusnya berterimakasih amoeba ku, jika terus kubiarkan tangan kecilmu akan tergores."

"Tuan tetaplah tuan yang keras kepala! Percuma mencari pembelaan seperti apapun cara Tuan tetap salah! Sudahlah, aku tidak mau berbicara pada Tuan!" ketusnya berbalik pergi membuat Ace membulatkan mata.

"Heh Veron! Veron kau tidak bisa seperti ini! Ini bukan salahku kau seharusnya melihat dari dua sisi! Aku tidak salah!" kekeh Ace mengintilinya dari belakang bahkan menarik-narik ujung jacket olahraga Veron, "Veron kau dengar?! Sepertinya telinga mu bermasalah! Kau ... Veron kau tidak serius kan?! Veron! Jangan mendiami ku sialan!"

Veron berdecak mengabaikan mahluk itu, ia kepalang kesal dengan segala tindakan Ace yang tidak pernah berfikir konsekuensi nya dulu, hingga sampai di lorong kerah belakang nya ditarik lalu sebuah lengan kekar melilit dada, memeluk tubuhnya.

"Maafkan aku," gumam Ace membungkuk dengan dagu disimpan di bahu Veron, "Jangan mendiami ku, aku membencinya Veron ... maafkan tingkah menyebalkan ku."

"Tuan ... jangan mengulanginya," helaan nafas Veron terdengar diangguki Ace, "Sudah? Lepaskan aku."

"Aku mencintaimu."

"Ya aku juga," tubuhnya dibalik seketika dengan senyum Ace yang mengembang, "Aku juga mencintai kalian berlima, aku tidak bisa bertindak kurang ajar dengan membenci kalian hanya karena masalah spele ini. Kalian sudah sangat baik menganggapku sebagai adik kalian."

Ace mendatarkan ekspresi nya, sampai ia langsung menghimpit geram kedua pipi itu dengan telapak tangan, "Kau selalu membawa-bawa Kakak-Kakak dan Kakak! Kau fikir kami mau memiliki adik sepertimu?! Huh?! Gendut! Jelek! Pendek! Bodoh! Idiot!"

"Akan ku adukan Tuan pada Tuan Archer setelah melakukan body shaming padaku!" setelahnya Veron mengerjap kecil kala himpitan telapak tangan Ace berubah menjadi usapan lembut bahkan pria itu menyatukan pelipis mereka.

"Asal kau tau, aku tidak ingin mencintai mu sebagai saudara ku Veron."

Dua orang pria yang melihat dari belakang punggung Ace tertegun, sampai bawahannya menegur pelan, "Tuan Asher tidak apa-apa? Sepertinya mereka berciu--"

"Hentikan, batalkan acara berikutnya kita pulang sekarang," potong Asher berjalan pergi dengan kepalan tangan yang menonjolkan urat menegang nya, ia berucap dingin, "Siapkan keberangkatan ke Aus sekarang aku ingin menjernihkan otakku."

Back To Normal (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang