/ᐠ。ꞈ。ᐟ\
 ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄Masih dengan perasaan dongkolnya, Radel berjalan dengan langkah cepat menyusuri lorong koridor sekolah yang masih nampak sepi.
"Deeell." Tiba-tiba saja ada seseorang yang memanggilnya.
Ia pun langsung menoleh kearah sumber suara. "Apa?" tanyanya datar. Melihat siapa orang yang telah memanggilnya. kalian tau siapa?
"Kangen." Achel langsung melingkarkan kedua tangannya ke pinggang Radel, begitu erat.
"Lepas!" sentak Radel. Menyingkirkan tangan Achel dari pinggangnya dengan kasar.
"Del, kamu kok berubah jadi kasar gini sama aku?" ucap Achel, raut wajahnya berubah sedih.
"Terus? Lo maunya gimana, hah?!" Bentak Radel yang amarahnya semakin memuncak.
Achel mengerucutkan bibir, sebal. Hampir dua tahun tidak bertemu dengan Radel, ternyata begitu banyak perubahan dari cowo itu. "Padahal dulu kamu ga pernah kasar gini sama aku. Kamu selalu lembut kalau bicara sama aku." lontar Achel.
"Aku pindah kesini biar deket terus sama kamu." Achel kembali mendekati Radel, lalu bergelayut manja di lengan Radel. Tentu saja membuat cowo itu merasa risih.
"Lepasin gue, Chel!" ucap Radel penuh penekanan.
"Gak mau! Aku kangen sama kamu." rengek Achel manja. Semakin mengeratkan pelukan.
Radel mendengkus kasar. "Lo bener-bener mempermainkan kesabaran gue." Radel kembali melepas pelukan Achel. Ia mendorong tubuh Achel kuat, hingga membuat gadis itu terhuyung kebelakang.
Mendapat perlakuan kasar dari Radel, membuat kedua mata Achel berkaca-kaca. "Kamu tega, Del. Perlakuin aku kaya gini." lirih Achel mendramatisir.
Cowo itu hanya diam, terus menatap Achel dengan tajam. Dia benar-benar muak dengan seorang pembohong seperti Achel.
"Dulu kamu yang pengen pacaran sama aku, terus kenapa sekarang giliran aku udah dateng, sikap kamu jadi seperti ini sama aku? Kamu udah ga cinta lagi sama aku?" celoteh Achel, mulai mengingkit-ungkit masa lalunya.
"Itu dulu, sekarang semuanya udah beda. Termasuk perasaan gue. Lo denger baik-baik, gue udah ga cinta lagi sama lo. Gue udah punya cewe yang pastinya jauh lebih baik dari lo. Sekarang hati gue sepenuhnya buat dia." tekan Radel.
Achel menggeleng kuat. "Gak mungkin! pasti kamu bohong kan?"
"Buat apa?" balas Radel datar.
Achel masih saja tidak percaya dengan ucapan Radel. Dengan lancang, ia kembali memeluk cowo itu. "Aku udah cinta sama kamu, Del. Aku mohon, jangan tinggalin aku sekarang, Kita mulai semuanya dari awal." ujar Achel terdengar begitu enteng.
Radel terkekeh sinis. "Emang lo pikir gue cowo apaan? Yang mau nerima kembali cewe yang dulunya nolak gue. Lo tolak gue dengan alasan ga mau pacaran, tapi apa? Besoknya lo malah pacaran sama Mirza, sahabat gue sendiri."
Achel menggeleng lemah. "Aku minta maaf, Del. Sekarang aku nyesel, karena dulu aku udah sia-siain kamu." lirihnya. "Aku mohon, kembali lagi sama aku." Achel menatap Radel penuh harap.
"Mau lo apa sih?" setak Radel, semakin tak suka saja dengan cewe itu. Radel menatap tajam ke arah Achel. Sedari tadi ia sengaja bersikap kasar padanya, agar gadis itu sadar diri dan berhenti mengganggunya, tapi ternyata ia salah. Ternyata makin dikasarin, malah semakin tidak tau diri.
Achel melepas pelukan, lalu tersenyum tipis. Ia mendongak, menatap wajah Radel lumayan lama. kemudian sedikit berjinjit, mendekati wajah cowo itu. "Aku mau kamu." bisiknya sensual di telinga Radel.