part24

1.2K 192 22
                                    

/⁠ᐠ⁠。⁠ꞈ⁠。⁠ᐟ⁠\
 ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄





"DEL! FREYA! KITA UDAH DATANG NIH." Tiba-tiba, teriakan itu memecahkan lamunan Freya dan ia langsung melepaskan pelukannya dengan kaget. Tubuhnya terhenti sejenak sebelum beranjak dengan cepat bangkit dari tempat tidur.

Sementara itu, laki-laki yang tengah mencari kehangatan di sampingnya, tak terima dan menggeram sebal akan kelakuan Freya yang tiba-tiba itu. "Siapa sih, pake teriak segala. Gangguin aja deh," kesal Radel.

"Rollan sama Doniel, tadi aku yang minta mereka buat datang ke sini. Sekalian bawain kamu obat," jelas Freya.

Radel hanya diam, lalu merubah posisi tidurnya menjadi membelakangi Freya. Radel merasa kesal, kenapa sih Freya gak paham dengan perasaannya, yang Radel inginkan sekarang bukanlah obat melainkan pelukan dari Freya.

"Aku temuin mereka sebentar ya, nanti aku balik lagi," pamit Freya. Segera keluar dari kamarnya.

Freya berlari kecil, menuruni anak tangga dengan gerakan cepat dan lincah. Sesampainya di lantai bawah, matanya langsung terarah pada dua laki-laki yang tampak santai di sofa. Mereka masih mengenakan seragam sekolah. Freya menghela napas, merasa lega mereka sudah datang.

"Kalian udah dateng?" tanya Freya seraya tersenyum manis.

"Hai Bumil yang cantik dan mempesona," balas Rollan tak lupa juga melontarkan kata-kata buayanya.

"Gak usah genit, Llan. Ntar ketahuan sama Radel bisa abis lo," sinis Doniel.

"Gak pa-pa dong. Genit sama istri sahabatnya sendiri," jawab Rollan santai yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Doniel. Freya hanya terkekeh pelan, melihat berdebat kecil itu.

"Fre, ini obatnya." Doniel menyodorkan kresek berisi obat kepada Freya.

"Makasih banyak ya, jadi ngrepotin."

"Nggak ngrepotin sama sekali kok. Btw, Radel mana?" ujar Doniel.

"Lagi baringan di kamar."

"Kita boleh jenguk gak?"

Freya tersenyum mengizinkan. "Boleh dong, masa gak boleh sih. Sana kalau mau jenguk Radel. Aku ambilkan minuman dulu buat kalian, pasti kalian haus 'kan?" tanya Freya.

"Wih, tau aja nih, Bumil kalau kita haus," jawab Rollan seraya terkekeh.

Freya pergi meninggalkan ruang tamu menuju dapur, sementara Rollan dan Doniel langsung berlari menuju kamar Radel.

Brak.

"Del," panggil Rollan dan Doniel secara bersamaan. Mereka berdua membuka pintu kamar Radel dengan kuat, membuat laki-laki yang tengah berbaring itu terlonjak kaget.

Radel menatap dengan garang ke arah pelaku. "Bisa kan, gak usah teriak segala?" desis Radel. Rollan dan Doniel hanya menyengir sembari mengangkat kedua jarinya membentuk peace.

"Lo sakit, Del?" tanya Rollan dengan wajah penuh kekhawatiran. Ia kemudian mendudukkan diri di ranjang, tepat di sebelah Radel, yang tampak lesu dan lemas. Rollan merasa iba melihat sahabatnya dalam kondisi seperti itu.

"Hm."

"Kok mendadak sih, perasan tadi pagi lo masih baik-baik aja deh," cecar Doniel, ikut mendudukkan diri di sebelah Radel.

"Atau jangan-jangan lo demam karena obat perangsang itu?" tebak Rollan. Membuat Radel menatap kearahnya dengan salah satu alisnya yang terangkat.

"Lo tau dari mana kalau gue minum obat perangsang?"

karam?el 【FreDel】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang