Bab 21

220 26 4
                                    

Hujan mulai turun satu persatu, membasahi tanah yang di lalui freen untuk menemui mon yang sudah terkubur di pemakaman. Kepalanya tidak tertutupi apa pun, sehingga hujan dengan leluasa membasahi kepala dan seluruh tubuhnya.

Tidak terlihat raut sedih dari wajah freen. Hanya matanya saja yang sedikit membengkak dan terdapat lingkar hitam dibawah matanya. Freen menatap makam mon begitu lama. Seberapa kuat pun usahanya menahan air mata, tetap saja mereka mengalir dengan mulusnya di kedua ujung mata freen yang sepertinya sudah lelah.

Kali ini freen melepaskan tangisannya. Ia tidak kuat lagi menahan semua kepedihan dihatinya. Memanggil nama pemiliknya berulang kali, berharap ia bisa kembali memeluk tubuh hangatnya.

Dari arah belakang ia merasakan usapan pada punggungnya. Chiquita berusaha menenangkannya. Ahyeon meletakkan bucket flower diatas makam mon dan berdoa.

"Kamu adik kelas yang baik mon. Senang bisa mengenalmu. Istirahatlah"

Disusul rami dan bona. Mereka juga memanjatkan doa.

"Ini pasti berat bagimu, freen. Tabah ya" Bona mengelus kepala freen yang masih betah dengan tangisnya.

"Sebaiknya kita kembali atau mencari tempat teduh. Aku dan ahyeon bisa sakit kalau hujan-hujanan begini"
Keluh rami

Ia berjalan menghampiri freen yang mulai terisak. Rami memeluk tubuh freen yang sudah basah kuyup karena hujan

"Kau tau. Semakin sering kau menangisi kepergiannya, maka mon tidak akan tenang. Biarkan dia beristirahat. Kalian pasti akan bertemu lagi, nanti.."

Freen mengangguk perlahan. Tangisnya mulai berhenti. Ia membenamkan wajahnya di dada rami hingga detak jantung rami terdengar oleh kedua telinganya.

Rami perlahan menyeret tubuh freen menjauh dari makam mon, dan kini semuanya berjalan menuju café tempat biasa mereka berkumpul sepulang sekolah.

🧛‍♂️🧛‍♂️🧛‍♂️🧛‍♂️

Keesokan harinya, kedua orang tua mon mendatangi sekolah. Mereka meminta pertanggung jawaban pihak sekolah karena salah satu murid telah membunuh anak mereka dan melukai vampirenya.

"Aku tidak mau tau!! Pokoknya vampire yang membunuh anakku harus di musnahkan!!" Bentak ayah mon

"Tenang dulu Tuan Kami tidak bisa mengambil sembarang tindakan. Harus meminta persetujuan dari pemiliknya dulu"

"Kalau begitu! Bawa dia kesini sekarang juga!"

"Dia sedang menuju kesini bersama vampirenya juga.."

Tak lama, minji muncul bersama bella. Mereka menunduk tidak berani menatap wajah kedua orang tua mon yang kini menatapa mereka tanpa berkedip.

"Nak,vampiremu sudah membunuh dan juga melukai murid yang ada disekolah ini. Bukankah kau tau peraturannya? Selama dilingkungan sekolah, hal itu sangat dilarang"

Minji hanya mengangguk. Ia mengepal kedua tangannya erat-erat, kesal, malu, semua perasaan itu bercampur aduk didalam hatinya. Nama baiknya seolah-olah tercoreng karena perbuatan vampirenya yang selalu ia bangga kan.

"Nak, kami akan mengambil tindakan lebih lanjut. Guna pemberian hukuman kepada vampiremu"

"Lakukan saja semau kalian... dia ini... bukan vampireku lagi..."

Bella menegakkan kepalanya. Ia bahkan tidak mendengar pembelaan dari mulut minji. Kenapa? Bukankah ia vampire yang sangat dibanggakan?

"No..na-minji..."

"Bagus! Dengan begini, dia bisa dimusnahkan dengan mudah.." Ayah mon berjalan mendekati bella.

Minji mengembangkan kedua tangannya, menghalangi langkah Ayah mon yang hampir menyentuh kepala bella.

That Strange Creature that I love (GXG) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang