Bab 32

206 29 9
                                    

3 Bulan setelahnya

"Hari ini cukup sampai disini. Untuk besok, bawa salah satu ramuan dari 3 formula yang sudah kita pelajari hari ini." Jelas seorang guru di depan kelas

"Baik!" Jawab murid-murid serentak

Ahyeon masih berusaha mencatat formula yang tertera dari papan tulis. Karena baginya, sulit sekali mendengar penjelasan dari guru sambil mencatat pelajaran.

Ahyeon mencoba mencermati formula yang ia tulis satu persatu. Ia memijat dahinya karena masih tidak paham. Terlihat rumit dan susah untuk ia buat sendiri.

Ia memutar tubuhnya ke belakang, mencoba mencari pertolongan dari sepupunya, rami.

"Rami. Kamu mengerti dengan formulanya?"

Mungkin karena kebiasaan, ahyeon tidak ingat kalau dia dan rami sudah mengambil penjurusan yang berbeda. Dan tentu saja, tidak ada rami yang biasa duduk di belakangnya. Dia hanya akan bertemu dengan rami jika pelajaran penjurusannya sudah selesai.

"Ah iya! Beda kelas" Keluh ahyeon

"Aku harus minta tolong ke siapa ya?"

Ahyeon masih mencari jalan keluar dari permasalahannya. Selagi ahyeon membereskan buku pelajarannya, rami masuk ke kelas dengan wajah lesu.

Rami membanting keras tubuhnya di kursi miliknya dan menghela nafas berat. Ahyeon memperhatikan wajah sepupunya itu. Tatapannya kosong seperti orang yang baru saja kehilangan sesuatu yang sangat berharga.

"Rami?? Ada apa?"

Rami tidak menjawab. Ia seakan tenggelam jauh dalam lamunannya. Akhirnya ahyeon melempar dahi rami dengan karet penghapus miliknya.

"Aduh! Sakit bodoh!" Keluh rami sambil mengelus-elus dahinya.

"Kamu kenapa? Kelahi sama bona?"

"Bukan begitu. 2 bulan lagi kan ujian tengah semester. Masa kami harus menghafal 50 spell. Gilanya lagi, ujiannya akan di adakan satu lawan satu"

"Jadi calon exorcist sulit juga ya"

Rami hanya mengangguk lemah. Pikirannya kusut dan rasanya mau meledak saat memikirkan semua itu. Rami hanya membaringkan tubuhnya di atas meja sementara teman-teman
sekelasnya sudah ada beberapa yang pulang.

Di pintu kelas, berdiri gadis cantik dengan rambut panjang terurai. Ia memang sudah biasa menjemput sang sersan ke kelas atau sebaliknya.

"Permisi..."

"Masuk aja bona" Seru ahyeon dari tempat duduknya

Bona berjalan perlahan dan sesekali memperbaiki letak rambutnya karena ia berjalan dengan sedikit menunduk.

Setibanya bona di meja rami, rami langsung meraih tangan vampirenya itu
dan langsung memeluk lengannya.

"Loh, ada apa rami?"

"Aku mau berhenti sekolah aja..."

"Kok gitu?"

Rami kembali terdiam.

Bona melirik ahyeon dan sedikit
menggerakkan kepalanya ke depan.

"Rami hanya capek bona"

Bona hanya mengangguk menanggapi jawaban dari ahyeon.

"Yaudah. Kita jemput freen dulu setelah
itu kita pulang. Istirahat di rumah saja"

Rami mengangkat tubuhnya yang lemas itu. Dan pelukannya pada lengan bona masih belum di lepasnya.

"Kamu manja banget rami!"

Rami memutar arah pandangnya dan menatap ahyeon sambil menggembungkan kedua pipinya. Ahyeon hanya terkekeh geli
melihat sepupunya yang tumben sekali mau bermanja-manja.

That Strange Creature that I love (GXG) ENDOnde histórias criam vida. Descubra agora