Bab 39

156 22 10
                                    

Rami berjalan dengan terburu-buru. Mencari sepupunya, ahyeon.

Rami menyusuri tiap kelas, lorong sekolah, sampai ia kembali ke aula sekolah. Tetap, ia tidak menemukan ahyeon.

Pecariannya terhenti di sebuah sudut ruangan. Ahyeon terlihat menangis di dalam pelukan yujin. Rami jadi tidak berani menanyainya.

"Tunggu dulu, itu yujin kan? Ngapain dia dekat-dekat nona ahyeon! Minta di hajar ya..."

Pharita yang emosi langsung di tahan oleh bona.

"Sebaiknya jangan rita. Nona ahyeon, tidak seperti dia yang dulu. Dan kalau kamu mau menghajarnya, ada baiknya kamu tunda dulu"

"Loh, kenapa? Aku tidak takut dengannya!"

"Bukan begitu.. Hanya saja, yujin itu..."

"Sudahlah. Kita cari saat yang tepat. Aku benar-benar tidak tahan melihat kakakku yang terus di sakiti seperti itu"

"Kakak?" Tanya pharita dan bona bersamaan.

"Eh.. ah.. maksudnya... Chiquita!"

Karena ketidaksengajaannya, rami hampir saja menambah masalah baru. Pada akhirnya, rombongan rami kembali melanjutkan game quiz, dan meninggalkan ahyeon dan juga yujin.

Game quiz telah usai. Semua murid berkumpul, kecuali ahyeon dan rami. Keduanya sedang berada di ruangan lain.

"Ahyeon! apa maksudmu mengusir chiquita? kau tidak ingat bagaimana dia menjagamu dulu? Kau tidak ingat bagaimana tersiksanya dia menahan spell yang diberikan ayahmu?! Hah? Kau tidak ingat?"

"Apa ini? Kok kamu jadi marah sama aku? yang salah itu canny, ramiii..."

"Aku tidak percaya kalau chiquita setega itu padamu. Aku tau bagaimana dia... meski sifatnya banyak jeleknya, tapi dia tidak akan sampai tidur dengan orang lain. Dia mencintaimu yeon!"

"Sudahlah rami! Aku capek membahas ini terus! Kamu tidak tau apa-apa, jangan ikut campur!"

"Yeon! Aku ini sepupumu, satu-satunya keluarga yang kau punya disini! Wajar aku ikut campur. Kau itu sudah melukai chiquita! Sadarlah!"

"Dia! Dia yang melukai aku duluan rami! Kau pasti tidak tau rasanya, orang yang mengaku mencintaimu tapi ternyata tidur juga dengan orang lain. Bagaimana kalau bona melakukan itu padamu? Ku rasa mungkin kau bukan hanya mengusirnya, tapi juga memenggal kepalanya"

Kali ini rami kalah.Rami menyerah, ia mulai putus asa. Tidak tau harus melakukan apa lagi untuk membalikkan keadaan. Akhirnya rami berjalan meninggalkan ahyeon perlahan..

"Rami?"

"Hmm..."

Rami menjawab tanpa membalikkan tubuhnya.Ahyeon berlari menghampiri sepupunya itu, dan memeluknya.

"Maaf, aku sudah kasar. Maaf aku membentakmu. Maaf rami.. maaf.."

"Tidak apa.. aku tau.. pasti sakit rasanya.. maaf juga tadi aku membentakmu, yuyun"

Kini ahyeon membalik tubuh rami, mendaratkan sebuah ciuman singkat,
di bibirnya.

*Cup*

"Terima kasih rami.."

"I..iya.. ce..cepat.. kita harus kembali"

Dengan wajah yang tersipu malu. Rami menggandeng tangan ahyeon dan membawanya keluar ruangan untuk ikut berkumpul dengan murid lain di aula sekolah.

🧛‍♂️🧛‍♂️🧛‍♂️🧛‍♂️

Malam hari. Rami mengunjungi kamar asrama asa, bersama freen dan bona. Rami membawa beberapa buah-buahan. Dan Rora menerimanya dengan senang hati.

Di lain sisi, mata freen tidak lepas dari perut besar asa

"Emm.. Nona asa. bayinya nanti perempuan atau laki-laki?"

"Oh iya, kalian baru kali ini kesini ya setelah aku periksa terakhir kali. Bayinya perempuan freen"

"Asiiik!! Bisa aku ajak main... adik cepat lahir yaa..."

*Cup*

Lagi, asa mendapat kecupan di perutnya selain dari Rora. Asa tentu merasa senang, tapi sepertinya tidak dengan Rora yang dari tadi mempelototi freen.

Rami hanya menggeleng kepala, freen selalu saja mencari kemarahan orang lain. Sifat isengnya tidak berubah.

"Oh ya asa. Ada yang ingin aku
tanya.."

"Apa itu? Nama bayinya?"

"liih, bukan.. ini tentang yujin. Asa tau yujin dulunya gimana? Asal keluarganya gitu, atau semacamnya"

"Maaf rami.. untuk itu aku tidak tau jawabannya. Aku saja baru kenal yujin setelah wouyong yang mengenalkannya padaku"

"Ah.. begitu..."

"Kenapa? Pasti ada masalah ya.."

"Sebenarnya begini.. Asa..."

Dengan panjang lebar, rami menjelaskan semuanya. Tentang kejadian tadi pagi di sekolah, hingga tentang status chiquita, yang merupakan kakak kandungnya.

"KEREEEEEEN!!!"

Freen memecah keheningan di dalam ruangan yang di penuhi orang-orang yang masih tidak percaya dengan cerita rami,

"Hush! Freen.. diam dulu!"

"Maaf... maaf "

Rami pun kembali melanjutkan ceritnya. Tidak percaya itu wajar, apalagi, di lihat dari sifat keduanya, rami dan chiquita sangat berbeda jauh.

"Rami, apa kamu sudah cerita soal ini ke chiquita?"

"Belum sih, tapi, aku ingin cerita. Tapi, chiquita dalam masalah sekarang. Aku
jadi tidak berani cerita"

"Ah! Ah! Biar aku yang cerita ke kk chiquita ya. Ya..ya.. pa ya.."

Freen mengacungkan satu tangannya.
Entah di sengaja atau memang tidak mau menanggapi, rami kembali bertanya kepada asa

"asa, gimana? Ada ide?"

Merasa tidak di dengarkan, akhirnya freen memasang wajah kesal dan memangku kedua tangannya.

"Ih, aku di cuekin..."

Rora dan bona berusaha menahan tawa
mereka, melihat wajah sebal freen. Asa menjadi bingung, ia sendiri tidak tau harus bagaimana. Melihat asa yang di paksa berfikir keras, Rora justru khawatir. Dan tiba-tiba ia teringat
sesuatu..

"Tunggu dulu, Sersan. Aku punya kenalan yang bisa mencari informasi
seseorang"

"Benarkah? Bisa kita ajak kerja sama?"

"Aku rasa bisa. Dia temanku sewaktu masih di vampire's jail dulu"

"Bagus. Kalau begitu Rora, tolong temui temanmu itu besok ya. Aku benar-benar ingin cepat menyelesaikan masalah ini"

Rora mengangguk.

Malam panjang itu akhirnya usai. Rami, bona dan freen berpamitan. Mereka harus pulang, karena tidak ingin mengganggu asa yang membutuhkan istirahat banyak demi sang bayi.

That Strange Creature that I love (GXG) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang