40

61.1K 2.4K 357
                                    

#####

Segerombol pria berpakaian rapi memasuki rumah Wiratama dengan posisi tangan siap memegang pistol mengarah kepada lima pria dan dua perempuan ibu dan anak yang terkejut.

Membelah jalan untuk tuan besar lewati, seorang pria yang nampak berkharisma melangkah dengan sangat gagahnya meski di umurnya yang semakin tua. Namun tatapan tajam nya berhasil membuat lawan di hadapannya bergetar ketakutan.

"Letakana senjata palsu kalian!" Perintahnya lagi yang dengan spontan di ikuti oleh ke empat pria yang wajahnya masih di tutupi itu.

Namun tidak dengan satu pria yang tak lain Baron, yang kini terlihat menodongkan pistolnya dengan tangan bergetar.

"Jika sampai cucuku terluka, jangan harap kalian bisa bernapas dengan tenang." Ucapnya kembali dengan suara datarnya.

Kinan dan Syerly saling melemparkan pandangannya satu sama lain. "Kenapa kalian malah takut, lawan dong," jengkel Kinan mendorong bahu salah satu anak buah Baron yang terlihat gugup dengan mengangkat kedua tangannya ke atas.

"M-mereka bawa senjata," gugup pria itu yang di angguki yang lainnya terkecuali Baron yang terlihat sedang mencari celah dengan tangan masih siap siaga menodongkan pistol ke arah lawannya saat ini.

"Kalian juga kan bawa senjata, kenapa takut," desis Syerly ikut berbicara.

"Hanya bos Baron yang memiliki pistol asli," jelas yang lainnya ikut berbicara, ucapannya itu berhasil menarik senyum meremehkan dari Bramantyo.

"APA GUE BILANG ITU SENJATA BOHONGAN. YEHHH GUE GIBENG JUGA LO!" Pekik keras Zaki dengan berlagak ingin melayangkan bogemannya ke arah salah satu anak buah Baron yang tadi ingin mengikat dirinya dan yang lainnya.

"Ay-ayah," ucap pelan Andra menatap tak percaya pada pria yang wajahnya sudah mulai berkeriput itu.

Sedangkan Arga masih setia menjaga Lea yang berada di belakang tubuhnya, Lea sendiri hanya diam melihat drama tegang yang sedang terjadi.

Kembali lagi pada Bramantyo yang kini terlihat menatap anaknya yang tak lain Andra dengan tatapan kesal nya. "Payah," desis pelan Bramantyo penuh kekecewaan menatap sekilas putranya itu. Kemudian tatapan Bramantyo beralih kembali menatap Baron.

Dengan berani melangkah semakin mendekati pria yang masih menodongkan pistol itu. "Ini Cek kosong bisa kamu isi berapa pun nominalnya yang kalian inginkan. Namun serahkan senjata itu kepadaku!" Ucap panjang Bramantyo mengacungkan selembar Cek kosong, dan menadahkan sebelah tangannya untuk menerima pistol di tangan Baron.

Kinan dan Syerly terlihat berbinar terang mendengar tawaran pria asing di hadapannya itu. "Kasih saja pistol itu, cepat Baron," desak Kinan.

"Iya Pak kasih aja!" Saut Syerly ikut bersuara.

Baron pun terlihat meneguk ludahnya kasar, dengan ragu-ragu mulai menurunkan todongan pistolnya. Namun detik betikutnya pistol itu sudah di rampas cepat oleh Kinan.

"Ini tuan," ucap cepat Kinan meletakan pistol itu di telapak tangan Bramantyo dengan suka rela. Kemudian tangannya pun terlihat bergerak ingin mengambil selembar Cek tadi namun gagal saat Bramantyo meremasnya kuat lalu melemparkan asal.

"Ringkus semuanya, jangan biarkan mereka lolos!" Perintah tegas Bramantyo yang langsung di ikuti orang-orang yang datang tadi bersamanya.

"Sial, bodoh kamu Kinan!" Pekik Baron saat kini gerakan tubuhnya sudah tidak lagi bebas saat borgol besi itu sudah mengunci pergerakan tangannya.

"Arggh, sialan!" Erang Kinan yang juga sama sudah tidak bisa lagi bergerak. Sedangkan Syerly melihat kegaduhan itu dia gunakan untuk melarikan diri, namun

My Sexy NeighborTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang