24. TERUNGKAP PELAKU DIBALIK KEHILANGAN ANAK ASRAMA

79 60 23
                                    

"Menurut lu gimana mar, gimana caranya biar kita bisa jebak malingnya" Simon mencoba berdiskusi dengan Amar untuk mengatur siasat, siapa sebenarnya pelaku dibalik kehilangan uang dan barang-barang anak-anak di asrama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Menurut lu gimana mar, gimana caranya biar kita bisa jebak malingnya" Simon mencoba berdiskusi dengan Amar untuk mengatur siasat, siapa sebenarnya pelaku dibalik kehilangan uang dan barang-barang anak-anak di asrama.

"Gua juga lagi mikirin, ga habis pikir aja perasaan kita tiap malam begadang di aula. Tapi bisa-bisanya kecolongan kayak gini, sampe anak-anak kehilangan uang serentak dalam keadaan semalam. Mana sampe 3 kamar lagi kehilangan barang dan uang" Kebingungan yang tak bisa dijelaskan akan kehilangan yang dialami anak-anak di asrama, membuat mereka berdua lebih berfokus menghadapi kasus tersebut sebagai bentuk tanggung jawab mereka karena menjadi pembimbing kamar di asrama itu.

"Ntar gua coba selidikin sama anak-anak kelas 2 sama 3 deh, barangkali mereka lihat siapa aja yang belum tidur dan kelihatan mencurigakan malam kejadian itu" Amar beranjak dari duduknya, dia turun dari asrama menuju masjid.

Sembari berjalan menuju ke masjid Amar terus memikirkan kejadian tersebut. "Kejadian begini udah sering, tapi dalam waktu semalam kehilangan sampe 3 kamar tuh udah keterlaluan banget sih" Gumamnya dalam hati.

Sesampainya di masjid ia langsung mengambil air wudhu untuk mengerjakan sholat ashar.

"Akhirnya kelar juga sholat ashar, gini nih kalo jadi pembimbing kamar pasti selalu telat untuk jamaah. Terkadanh pengen juga sesekali berjamaah, tapi gimana lagi. Udah kewajiban gua begini, jadi ya jalanin ajalah" Beranjak dari selesai sholat, Amar melihat Devon yang sedang mengaji di sudut masjid. Ia pun langsung mendekatinya dan bertanya soal kehilangan yang sedang jadi pembicaraan anak-anak asrama.

"Oy von lagi ngapain?" Devon yang sedang mengaji pun langsung menyudahi bacaannya.

Devon meletakkan Qur'an yang habis dia baca "Lu mar, ga ada ngaji doang gua. Kenapa nih"

"Gini von gua lagi pusing banget sama masalah yang ada di asrama baru-baru ini" Devon masih belum tahu akan masalah yang terjadi di asrama tempat Amar "Masalah apaan emangnya? Kek serius banget"

"Pagi tadi abis anak-anak sholat shubuh kan, tiba-tiba rame banget di asrama. Gua bingung, kenapa nih anak-anak pada marah di asrama. Ternyata mereka kehilangan uang sama barang-barang mereka di lemari, ada yang hilang jam tangan, uang, makanan. Sekarang gua lagi nyoba nyari tau siapa malingnya, nah gua penasaran ada ngga sih yang ngeliat di asrama gua malam tadi siapa aja yang belum tidur dan kelihatan mencurigakan gitu" Devon yang mendengarkan itu pun terkejut, dia kembali mengingat siapa saja yang belum tidur malam itu di asrama tempat Amar. Yang sangat kebetulan Devon saat itu bergadang tepat di depan asrama.

"Kayaknya gua inget deh siapa yang malaman itu mondar-mandir di aula, sampe jam 12 san gua liat dia belum tidur. Sedangkan yang lain itu udah tidur semua saat itu" Amar yang mendengarnya langsung senang, seakan menemukan titik terang akan masalahnya.

"Siapa orangnya von?" Devon hanya menjawab singkat "Orang yang gemuk dari kamar 6 Usman itu siapa namanya?"

"Kamar 6 Usman yang gemuk, maksud lu Bobi" jawab Amar yang sangat yakin dari ciri-ciri yang disebutkan Devon barusan.

BASKARA SENJA-ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang