New Chapter

161 22 3
                                    


Orang - orang mulai berdansa meski Jendra dan Daniar melangsungkan pernikahan secara sederhana yang hanya mengundang orang - orang terdekatnya dan ketika ayahnya diberitahu bahwa ia menerima lamaran Jendra, beliau lah orang yang paling senang mend...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Orang - orang mulai berdansa meski Jendra dan Daniar melangsungkan pernikahan secara sederhana yang hanya mengundang orang - orang terdekatnya dan ketika ayahnya diberitahu bahwa ia menerima lamaran Jendra, beliau lah orang yang paling senang mendengar hal tersebut bahkan sampai mengundang teman - temannya ke rumah. Seminggu sebelum mengikrarkan janji suci, Jendra mengajak Daniar berkunjung ke makam ibunya lalu mereka berdua menaburkan bunga juga menyiram tanah kuburannya yang sudah kering.

"Selamat siang Bu," Jendra duduk berjongkok diikuti oleh Daniar yang berada disamping sambil menggenggam tangannya.

Jendra menoleh ke arah Daniar kemudian tersenyum sebentar lalu mengucapkan segala hal yang ingin dibagi oleh Daniar maupun Jendra.

"Bu, ini Jendra. Jendra mau kasih tahu bahwa sekarang Jendra udah lulus S2, dan akan bertanggung jawab menjadi seorang suami untuk Daniar," ia menghela napasnya sebentar, "kalau saja ibu masih ada dan bisa berbicara, sudah pasti ibu akan suka berkenalan dengan wanita yang ada di sebelah Jendra ini. Aku izin ya Bu, minta restu ibu," Jendra mengusap pelan batu nisan yang sudah dikalungi oleh bunga tersebut.

"Kamu mau ngomong sama ibu, nggak?" Jendra bertanya pada Daniar.

Daniar mengangguk lalu mereka bertukar posisi, "Bu, izinkan Daniar untuk menjaga Jendra, mengurus segala kebutuhannya dan juga membahagiakan Jendra ya, karena setelah apa yang kami alami bersama semakin memperkuat cinta kami, semoga ibu bahagia dan tenang disana," Daniar tersenyum sambil diusap punggungnya oleh Jendra.

Tiga hari setelah kunjungannya ke makam orang tua Jendra dan juga ibunya Daniar, akhirnya hari ini mereka resmi menjadi sepasang suami dan istri, ucapan selamat mengalir kepada kedua mempelai. Klien Daniar yang memang kasusnya banyak dibantu oleh wanita tersebut pun turut hadir memeriahkan acara. Begitu acara selesai Jendra memutuskan untuk pindah ke rumahnya Daniar karena ternyata selama ini gadis tersebut memiliki rumah untuk ia tinggali sendirian namun rencananya berubah semenjak Jendra hadir dalam hidupnya.

"kamu kenapa murung, sih?" Daniar sedang membersihkan make up di wajahnya ketika melihat Jendra hanya diam memperhatikan sebuah foto lama yang ia simpan di dalam dompetnya yang ternyata disana ada tiga pemuda yang berfoto saat naik gunung bersamanya, Hardin dan juga Tito. Tito memang sudah pergi selamanya, tetapi Hardin, selama satu tahun tidak pernah lagi bertegur sapa dengannya, lantas Daniar menyibakan selimutnya untuk bergabung di atas kasur bersama dengan Jendra yang sudah selesai mandi terlebih dahulu.

Daniar ikut memperhatikan foto yang dipegang oleh Jendra, "kamu kangen mereka?" ia mengambil foto tersebut lalu memperhatikan setiap inci wajah suaminya dulu ketika awal masuk kuliah.

"Iya, aku nggak tahu salah aku dimana sampai orang - orang terdekat aku pun ninggalin aku gitu aja, okelah Tito memang tidak ada, tapi  Hardin?" Jendra menoleh kepada sang istri kemudian bersandar kepada wanita yang kini menjadi belahan jiwanya.

Eyes On YouWhere stories live. Discover now