IY : Bagian 4-Prince Charming

871 58 1
                                    

Exel Radit Mahardika.

Berparas tampan, charming, dengan rahang tegas dan alisnya yang tebal. Bola mata tajam dan berwarna coklat gelap, perpaduan antara keturunan Inggris Indonesia.

Tinggi dan warna kulitnya di ambil dari gen Ibunya yang berasal dari Inggris. Namun sifat dan kelakuannya sama seperti Ayahnya yang berasal dari Indonesia.

Teman-teman kantor Radit sering menjulukinya lelaki dengan pesona berjuta Volt, sementara Arga-teman sekaligus atasan Radit- sering di juluki Malaikat tanpa sayap.

Mereka adalah duo Cogan, jika mereka berjalan berdua, maka tatapan Ratu Elizabeth pun tak akan bisa berpaling dari mereka.

Sampai-sampai terdengar rumor, jika separuh dari teman kantor mereka memiliki fansclub sendiri yang dinamai 'Exel in My Heart' Fansclub.

Radit hanya bisa melempar senyum tipis kepada setiap wanita yang menatapnya tanpa berkedip. Bukan untuk tebar pesona, karena memang sifat ramah Radit yang memaksanya untuk selalu tersenyum, tidak seperti tabiat pria ganteng kebanyakan, yang seolah selalu dingin dan jutek. Sifat itu tidak berlaku bagi Radit kecuali di anggap perlu olehnya.

Radit, pria yang nantinya akan mewarisi HM (Harves Mahardika) Group, perusahaan besar yang bergerak di bidang kesehatan, tepatnya menjadi pendukung pelayanan kesehatan yang menyediakan apapun komponen kesehatan yang di perlukan, termasuk obat-obatan dan peralatannya.

Keluarga Radit merupakan keluarga berencana, mempunyai orang tua lengkap dan adik penggemar kartun pokemon dan spongebob, bernama Lucky. Sesuai namanya, ia beruntung.

Beruntung mempunyai orang tua dengan materi dan kasih sayang yang berlimpah, juga mempunyai kakak yang selalu bisa di andalkan. Dan bisa di teror setiap saat.

Seperti pagi ini, Lucky memerintah Radit mengantarnya ke sekolah tanpa bisa di bantah.

"Kakak!! Bangun cepet anterin aku ke sekolahhh!!!"

Mata Radit tetap terpejam dengan handphone yang menempel di telinganya.

"Ky, kakak baru aja tidur habis sholat subuh barusan, masak kakak bangun lagi?. Kakak masih ngantuk, Ky". Radit memelas, alisnya bertautan mengharapkan iba dari adik kesayangannya.

"Kalau kakak mau nganterin Lucky, aku mau deh belajar ngaji lagi tiap malem".

Mata Radit terbuka spontan, "Bener ya?! Tiap malem?"

Lucky mengangguk, "tiap malam selama satu minggu,"

Radit beranjak dari ranjangnya, "kalau kakak nganterin kamu tiap hari, gimana?"

Alis Lucky bertautan, kakinya menghentak keras ke lantai membuat ayah dan ibunya menoleh bingung, "aku cuma butuh satu hari aja kakak, soalnya ban mobil kempes, perlu di ganti yang baru tapi bakalan lama prosesnya"

"Iyaiya deh. Tungguin kakak di rumah ya?. Mau mandi dulu." Radit menutup sambungan telfonnya, menatap jam dinding seraya berkacak pinggang, 'apa kalau gue datang saat jam makan siang kemarin, ketemu Elena lagi?'

Radit menggeleng, menampik pikiran-pikiran tentang Elena yang selalu berputar di dalam otaknya.

___

"Pa,Ma, Exel sama Lucky berangkat ya?. Assalamualaikum" Ucap Radit saat berada di ambang pintu.

Lucky berdiri dari meja makan dengan roti isi memenuhi mulutnya, "ayo kak, berangkat" Ujarnya saat akan berpapasan dengan Radit.

Tepat saat mereka berhadapan, satu ciuman dari telapak tangan Radit mendarat di kening Lucky. "Salamnya mana?"

Lucky mengusap pelan keningnya, wajahnya cemberut. "Assalamualaikum Mom, Dad"

I'm Yours (Exel and Elena)Where stories live. Discover now