Ch.12 Persiapan Malam Pertama

58K 943 60
                                    

Duduk di sofa yang nyaman, Aragon memperhatikan bagaimana Arwen memilih pakaian tidur seksi dengan dibantu oleh pelayan toko.

Sambil sesekali menerima telepon yang mengabari ini dan itu mengenai kerajaan bisnisnya, mata cokelat sang mafia tak pernah lepas memperhatikan liuk sintal di tubuh molek gadis tawanannya tersebut.

‘Hmm, kenapa dia terlihat lebih cantik daripada pertama bertemu? Sepertinya tidak ada yang berubah, tetapi kenapa dia jadi kian memesona di antara barisan lingerie seksi?’

‘Ada yang salah dengan mataku, atau memang aku yang selama ini tidak pernah terlalu memerhatikan betapa cantinya Arwen Constantine?’

Aragon terkekeh sendiri di dalam hati, ‘Dia berterima kasih karena aku membelanya? Cih! Siapa bilang aku membelanya? Buat apa aku membela seorang wanita? Tidak ada untungnya!’

‘Aku hanya kesal Sebastian memegang bokongnya, lalu menamparnya. Lihat itu, pipinya masih merah akibat tamparan fucker bodoh tadi! Enak saja dia memegang-megang, padahal aku sendiri belum mencicipi Arwen secara utuh! Untung aku masih bisa menahan emosi dan tidak meledakkan kepala si bodoh itu dengan sungguhan!’

Ia menyangkal apa yang dirasakan karena sungguh ini adalah perasaan asing yang tak pernah merasuk sebelumnya. Berpikir ini hanyalah ego serta pride yang membuat diri memberi pelajaran pada Sebastian.

***

Arwen menatap Aragon dari tempatnya memilih-milih pakaian dalam yang seksi. Ia tak tahu menahu mana yang dianggap membangkitkan gairah pria hingga level teratas. Membayangkan tubuhnya dimasuki oleh Aragon saja sudah membuatnya lemas!

Ia membayangkan organ kelaki-lakian pria itu memasuki lorong paling rahasia dari dalam dirinya. Sebuah tempat yang belum pernah dijamah oleh siapa pun selain jari-jari Aragon.

Akan tetapi, tindakan Aragon di restoran tadi membuatnya sedikit terkejut. ‘Kenapa dia membelaku? Kenapa dia tidak membiarkan rekannya itu menghajarku? Apa … ah, tidak mungkin! Aku tidak memiliki arti apa pun untuknya!’

‘Aku hanya perlu melakukan saran Moreen yaitu membuatnya puas, membuatnya senang dengan pelayananku. Biarlah aku menjadi pelacur untuknya jika itu yang dibutuhkan agar bisa bebas dari sini,’ engah Arwen terus membatin.

‘Apakah dia akan bercinta dengan kasar lalu membunuhku? Kata gosip yang beredar, bukankah dia selalu berlaku kasar saat bercinta hingga membuat wanitanya menjerit kesakitan?’

***

Malam itu tiba. Sudah waktunya Aragon menagih ucapan terima kasih Arwen. Ia mendatangi sang gadis di kamar tidur ujung lorong.

Melihat tubuh polos dibalut oleh secarik kain tipis berbayang, Aragon terkekeh buas. Matanya terus menatap ke area di bawah pusar. Ia tidak sabar untuk segera mencicipinya lagi!

Lingerie putih seperti itu sudah cukup seksi atau belum untuk Aragon?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lingerie putih seperti itu sudah cukup seksi atau belum untuk Aragon?

Buah dada yang montok dengan ujung meruncing berwarna merah muda terlihat menggoda di balik lingerie semi transparan berwarna putih.

“Kemari!” panggil sang mafia, lalu mengeluarkan sehelai penutup mata berwarna hitam.

“I-itu untuk apa?” engah Arwen tidak menggerakkan kaki.

Karena sang wanita tidak berjalan, maka Aragon mendekat dengan terus menyeringai buas. Ia memandangi wajah cantik sedang menatapnya takut.

“Ini untuk menutup matamu. Aku akan memberimu kejutan, Little Girl!” desis Aragon kini sudah berada di belakang tubuh Arwen. Ia mulai meletakkan penutup mata di wajah, lalu mengikat ke belakang.

Lengan kekar merengkuh pinggang Arwen. Menyentuhkan punggung sang gadis dengan dada gagahnya. Bibir menciumi tengkuk serta pundak yang terbuka.

Ia usap dua benda bundar kenyal di dada menggunakan tangan kanan, sementara tangan kirinya membelai area sensitif di antara dua paha. Di situ, terasa hangat.

Jari telunjuk yang besar menelisik, menekan dari balik lingerie transparan. “Aku akan membuatnya basah malam ini. Bersiaplah, kita akan segera bercinta.”

Lalu, mendadak Aragon menghentikan semuanya! Ia menarik tangan Arwen hingga sang gadis mengikuti langkah dengan tertatih.

“T-Tuan! Kita ke mana!” pekik Arwen ketika telapak kaki merasa tengah menginjak karpet di luar kamarnya.

Aragon tidak menjawab, ia hanya terus membawa Arwen menuju sebuah ruangan khusus yang terletak di sebelah kamar tidurnya persis.

Pintu berwarna merah tua dibuka, mereka memasukinya. Lalu, pintu itu kembali dikunci menggunakan pasword angka. Jika bukan dia, maka tidak ada yang bisa membukanya.

Menempatkan dirinya kembali di belakang Arwen, jemari Aragon menyelinap di antara bibir Arwen, membasahi dengan liur sang wanita. Jari yang basah itu kemudian ia usapkan di bibir kewanitaan Arwen.

“Mmmh!” pekik Arwen ketika merasa butiran kecilnya ditekan dengan ujung jari yang basah. Pinggul bergerak secara reflek.

Aragon tertawa melihat liukan tubuh wanita itu. Ia menarik keluar tangannya dari balik Lingerie. Perlahan, ikatan kain yang menutup mata Arwen dibuka.

“Siap untuk menjerit?” bisik Aragon meremas dua bokong padat milik tahanannnya.

Arwen mengerjapkan mata. Apa yang ia lihat sontak membuatnya terbelalak dan merinding pada saat yang bersamaan.

Borgol, cambuk, kursi seperti di ruang pemeriksaan kehamilan, rantai, tali berbagai jenis, kalung berbahan kulit, tabung berbagai ukuran yang menyerupai bentuk kejantanan seorang lelaki, dan masih banyak lagi lainnya.

Terdengarlah suara Aragon yang kian membuatnya ingin pingsan.

“Mana yang ingin kamu pakai terlebih dahulu, Little Girl?”

BERSAMBUNG

MAFIA'S DARK LUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang