🔞Ch.14 Cambuk Kuda

80.4K 1K 78
                                    

Part ini banyak mengandung adegan dewasa dan kekerasan pada wanita. Kalau merasa tidak sreg dengan adegan tersebut bisa di-skip saja, ya!
Happy Reading Everybody

Follow IG: @rein_angg / FB: Rein Angg / FB Group: Rein Angg And Friends / TikTok:@rein_angg47
***

“Say that again? You’re fucking what?” 

Aragon mengerutkan keningnya karena mengira salah dengar. Perawan adalah sebuah kata yang tak pernah dia dengar seumur hidup.

Perawan? Apa itu!

Dengan terbata, menangis ketakutan, Arwen mengulang ucapannya. “S-saya … p-pe-perawan, T-Tuan ….”

Aragon diam, termenung.

Satu detik ….

Dua detik ….

Tiga detik ….

Pada detik keempat, tawanya meledak sangat kencang. Bibir terbuka lebar dan deretan gigi putih bersih yang tertata rapi memperlihatkan kalau ia jelas menertawakan ucapan Arwen barusan.

“Kamu perawan? For God’s sake! Kamu perawan?” Ia tertawa, terus merasa perutnya tergelitik. “Are you fucking kidding me!”

Percaya? Tentu saja tidak!

Mendadak, tawanya hilang dan wajah tampan si Brengsek itu berubah dengan seringai mengerikan. Jari-jari kokoh sudah ada di rahang Arwen dan mencengkeram kencang.

“Akh!” pekik Arwen ketika rahangnya serasa remuk akibat tekanan jemari sang lelaki.

“Kamu pikir aku ini a fucking stupid, Bitch? Oh, oh, my Little Girl! Kamu salah menilaiku!” desisnya.

Kepribadian yang memang mengerikan, itulah Aragon. Sekilas ia sedang dalam keadaan bahagia karena tertawa. Ternyata, apa yang ada di baliknya bukanlah seperti itu.

“I don’t fucking believe kalau kamu adalah seorang perawan!” tegasnya meremas rahang Arwen lebih kencang lagi. “Tidak ada wanita perawan di dunia ini kecuali dia masih anak-anak! Dan aku yakin, kamu bukan lagi anak-anak, Arwen fucking Constantine!”

“S-saya … saya tidak bohong!” engah Arwen menggerak-gerakkan wajahnya agar terbebas dari cengkeraman mafia kejam di depannya.

Namun, aksinya barusan tidak berguna sama sekali. Justru sekarang lilitan jemari Aragon beranjak ke leher jenjang nan harum. Sebuah cekikan lebih keras hadir di sana!

“Kkk … kkhh …,” sengal Arwen merasa udara perlahan meninggalkan kerongkongan. Air mata mulai menitik di pipi berlapis perona merah muda.

Ia mengira malam ini sudah pasti akan mati di tangan mafia kejam yang tampan. Besok, mayatnya mungkin sudah akan dibuang di tengah lautan.

“Aku benci pembohong! Kamu pikir aku tidak tahu seperti apa keluargamu? Kakakmu adalah piala bergilir! Seluruh lelaki di Milan pernah meniduri kakakmu!” desis Aragon.

Tatapnya sebuas serigala di tengah malam. Dengan netra cokelat menusuk tajam membuat nyawa Arwen semakin berada di ujung tanduk.

“Dengan kakak lacur seperti kakak tirimu, kamu mengatakan padaku  bahwa kamu masih perawan? Fuck you!”

Aragon berteriak kencang. Leher Arwen ditarik ke bawah hingga kepala terhempas di atas ranjang. Ia benamkan wajah cantik di tengah-tengah kasur tanpa bisa bernapas.

Arwen meronta, menjerit dengan suara yang tidak terdengar akibat mulut tertutupi kasur berlapis sprei surta berwarna putih terang. Seluruh tangan dan kakinya menggelepar, membuat bunyi rantai bergemerincing di udara.

MAFIA'S DARK LUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang