Ch.24 Terbayang Selalu

25.1K 789 60
                                    

Follow IG: @rein_angg / FB: Rein Angg / FB Group: Rein Angg And Friends / TikTok:@rein_angg47

Yang mau baca bab selanjutnya lebih duluan bisa ke website Nih Buat Jajan. Di sana sudah ada Bab 25 & Bab 26.

Tutorial baca di Nih Buat Jajan ada di daftar novel Author, ya. Atau kalau bingung kalian bisa DM saja.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Arwen baru selesai mandi pagi dan diolesi obat saat pintunya dibuka. Beberapa hari berlalu sejak peristiwa penyiksaan di Kamar Bermain, di mana Aragon sama sekali tidak menemuinya.

Menatap dengan penuh rasa takut, deru napas wanita itu mengembus cepat. Jantung berdentum dipenuhi kekhawatiran.

Sorot Aragon terlihat memperhatikan dari ujung kepala hingga ujung kaki. "Buka jubah mandimu!" desis sang mafia bengis.

Tanpa menunda meski hanya satu detik, Nona Constantine mengangguk, lalu menarik ikatan di pinggangnya. Ia cepat melepas, meletakkan jubah mandi berbahan handuk di atas meja rias, dan membiarkan tubuh telanjangnya dipandangi lekat.

Aragon bisa melihat bagaimana sang wanita dilanda ketakutan. Wajah pucat pasi serta dada kembang kempis, ditambah mata mulai berkaca-kaca. Tangan Arwen tergenggam kaku di sisi kedua kaki.

"Aku hanya ingin melihat apakah lukamu sudah sembuh atau belum," ucap Aragon, menyentuhkan jari-jarinya di kulit punggung yang tidak terlihat mulus untuk saat ini akibat bekas cambuk darinya.

Tak mampu berkata-kata saking takutnya, Arwen hanya mengangguk. Saat jari lelaki itu mulai menyentuh, ia terhentak bersamaan dengan tubuh mendadak gemetaran.

Kini, dada Aragon menjadi sesak karenanya. Melihat bagaimana sang gadis begitu ketakutan tidak lagi terasa menyenangkan baginya. Ia justru kesal sendiri dan tidak mau Arwen melihatnya seperti monster.

"Bisakah kamu berhenti gemetaran? Aku tidak akan mencambukmu lagi, oke?" desis Aragon membentak pelan. "Fucking baby! Selalu saja menangis dan gemetaran setiap kusentuh!"

Arwen memandang dengan sorot memelas, sangat meragukan ucapan lelaki tampan di hadapannya. 'Mana mungkin kamu tidak menyiksaku lagi? Kamu begitu menikmati saat menyiksaku!' rintihnya tetap ketakutan di dalam hati.

Helaan napas panjang muncul dari bibir Aragon, lalu ia membolak-balikkan tubuh Arwen. Matanya benar-benar meneliti apakah luka gadis itu sudah mulai membaik atau tidak.

"Hmm, tidak ada lagi luka bakar. Salep Dokter Marco memang manjur. Yang kemarin melepuh juga mulai mengering," gumam Tuan Besar Vincenzo.

Lengan kekarnya kemudian mengambil jubah mandi di atas meja rias, lalu menyampirkannya di pundak Arwen. "Pakai lagi," perintahnya singkat.

Mengusap matanya yang digenangi butiran bening, Arwen mengangguk. Setiap Aragon berbicara tentang salep Dokter Marco, ia sungguh ketakutan dan trauma. Semua penyiksaan serta rasa sakit seakan datang lagi mendera, membuatnya ingin berteriak.

MAFIA'S DARK LUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang