𐙚 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒐𝒉𝒐𝒏𝒂𝒏 𝒎𝒂𝒂𝒇 𐙚

52 38 25
                                    

𝑯𝒂𝒍𝒐 𝒑𝒂𝒓𝒂 𝒓𝒆𝒂𝒅𝒆𝒓𝒔... 𝑲𝒆𝒏𝒂𝒍𝒊𝒏 𝒂𝒌𝒖 𝑴𝒊𝒓𝒆𝒊𝒍𝒍𝒆, 𝒌𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒑𝒂𝒏𝒈𝒈𝒊𝒍 𝒂𝒌𝒖 𝑴𝒊𝒓𝒆𝒊.𝑰𝒏𝒊 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒃𝒂𝒓𝒖 𝑴𝒊𝒓𝒆𝒊, 𝒎𝒐𝒉𝒐𝒏 𝒅𝒊 𝒔𝒖𝒑𝒑𝒐𝒓𝒕 𝒚𝒂 𝒕𝒆𝒎𝒂𝒏 - 𝒕𝒆𝒎𝒂𝒏.

ᵐᵒʰᵒⁿ ᵐᵃᵃᶠ ᵇᶦˡᵃ ᵃᵈᵃ ᵗʸᵖᵒ

ᵐᵒʰᵒⁿ ᵐᵃᵃᶠ ᵇᶦˡᵃ ᵃᵈᵃ ᵗʸᵖᵒ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Malam itu, suasana rumah Nydia terasa mencekam. Angin malam berdesir lembut di luar, tetapi di dalam rumah megah itu, badai kemarahan sedang berkecamuk. Nydia duduk di ruang tamu dengan perasaan cemas yang kian menggunung. Jantungnya berdegup kencang, sementara pikirannya dipenuhi oleh bayangan yang mengerikan.

Pak Surya, ayahnya, muncul di pintu dengan wajah memerah karena marah yang membara. Setiap langkah yang diambilnya menggema di lantai marmer, menciptakan ketegangan yang tak terelakkan. Nydia merasa tubuhnya menegang, ia tahu bahwa pembicaraan ini tidak akan berjalan dengan baik.

“Kamu kenapa bisa ceroboh sekali?” ucap Papa nya sambil melemparkan bantal sofa ke arah Nydia.

"Papa, aku bisa menjelaskan,” Nydia mencoba mengeluarkan suara, meskipun tenggorokannya terasa kering.

Papa nya menatap Nydia dengan tatapan yang dingin, penuh kemarahan. “Jelaskan? Jelaskan apa? Bagaimana Matteo bisa tahu tentang rencana kita? Kita hampir berhasil, Nydia! Perusahaan itu sudah di ujung tanduk, dan sekarang semuanya hancur gara-gara kamu!”

Nydia mengepalkan tangannya, berusaha menahan air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya. “Matteo… dia… dia menemukan chat kita, Pa. Dia membaca pesan-pesan yang kita tukar tentang rencana itu.”

Papa nya terdiam sejenak, seolah tidak bisa mempercayai apa yang baru saja didengarnya. Wajahnya yang sudah merah kini semakin memerah, kemarahan yang ia rasakan makin memuncak. “Jadi, kamu ceroboh?! Kamu tidak bisa menjaga hal sekecil ini? Bagaimana bisa kamu membiarkan ponselmu diambil alih begitu saja?”

"Papa, aku tidak sengaja! Aku tidak tahu kalau Matteo akan melihat ponselku saat itu. Dia mungkin menemukannya saat aku pergi sebentar,” jawab Nydia, suaranya bergetar penuh ketakutan.

“Kamu tidak tahu?! Seharusnya kamu lebih berhati-hati! Kamu merusak semuanya, Nydia! Rencana yang telah kita susun dengan susah payah hancur hanya karena kecerobohanmu!” teriak Papa nya tangannya mengepal kuat, seolah menahan dorongan untuk melempar sesuatu.

Nydia tidak tahu harus berkata apa lagi. Hatinya dipenuhi oleh rasa bersalah, dan ketakutan “Papa… aku benar-benar tidak bermaksud…,” Nydia mencoba meminta maaf, namun kata-katanya terputus oleh isakan kecil yang akhirnya tak bisa ia tahan lagi.

Bayangan di Balik Senyuman [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang