𐙚 𝑲𝒆𝒉𝒊𝒍𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𐙚

30 25 3
                                    

𝑯𝒂𝒍𝒐 𝒑𝒂𝒓𝒂 𝒓𝒆𝒂𝒅𝒆𝒓𝒔... 𝑲𝒆𝒏𝒂𝒍𝒊𝒏 𝒂𝒌𝒖 𝑴𝒊𝒓𝒆𝒊𝒍𝒍𝒆, 𝒌𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒑𝒂𝒏𝒈𝒈𝒊𝒍 𝒂𝒌𝒖 𝑴𝒊𝒓𝒆𝒊.𝑰𝒏𝒊 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒃𝒂𝒓𝒖 𝑴𝒊𝒓𝒆𝒊, 𝒎𝒐𝒉𝒐𝒏 𝒅𝒊 𝒔𝒖𝒑𝒑𝒐𝒓𝒕 𝒚𝒂 𝒕𝒆𝒎𝒂𝒏 - 𝒕𝒆𝒎𝒂𝒏.

ᵐᵒʰᵒⁿ ᵐᵃᵃᶠ ᵇᶦˡᵃ ᵃᵈᵃ ᵗʸᵖᵒ

ᵐᵒʰᵒⁿ ᵐᵃᵃᶠ ᵇᶦˡᵃ ᵃᵈᵃ ᵗʸᵖᵒ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Meski ragamu tak lagi di sini, namun kenangan bersama mu akan selalu ku ingat, kau selalu menjadi bagian dari diriku.

Hari yang dinanti tiba. Matahari baru saja terbit, tetapi suasana di rumah sakit sudah tegang. Jane, yang akan menjalani operasi transplantasi sumsum tulang, duduk di ranjang rumah sakit, tampak pucat namun tetap berusaha tersenyum. Di sekelilingnya, keluarganya dan sahabat-sahabatnya berkumpul, mencoba memberikan semangat yang dibutuhkan untuk menghadapi operasi besar ini.

Mama Sophia memegang tangan Jane erat-erat, mengusap lembut punggung tangannya. "Kamu pasti kuat, Nak," ucapnya pelan, suaranya bergetar dengan kekhawatiran yang mendalam. Nenek Marni berdiri di samping, bibirnya terus komat-kamit berdoa, berharap cucunya bisa melalui ini dengan selamat.

"Jane," panggil Nydia pelan. Jane menoleh dan tersenyum lembut pada Nydia. "Terima kasih sudah ada di sini," ucap Jane, suaranya terdengar lemah. Nydia hanya mengangguk, menahan air mata yang ingin jatuh. "Kamu akan baik-baik saja, Jane. Kamu harus kuat, ya," jawabnya, meskipun dalam hatinya ia sendiri merasa cemas.

"Iya, makasi ya,Nydia" balas Jane lemah dan Nydia mengangguk. Kemudian dia pergi dari ruangan Jane.

Nydia duduk dengan wajah yang tampak pucat, lebih pucat dari biasanya. Tangan kecilnya yang gemetar menunjukkan betapa lelahnya dia, meski bibirnya tetap mengukir senyum tipis, berusaha menunjukkan keberanian yang ia miliki.

"Nydia, kamu yakin bisa melakukannya? Kalau kamu merasa tidak enak badan, kita bisa membatalkannya. Kita bisa menunggu pendonor lain," kata Marcus dengan nada cemas, matanya menunjukkan kekhawatiran yang mendalam.

"Aku hanya kelelahan saja, Kak" jawabnya dengan suara yang lembut

Matteo, yang berdiri di samping Marcus, tampak gelisah. "Nydia, kami hanya khawatir tentang kondisimu. Jika ada sesuatu yang salah, kami tidak akan pernah memaafkan diri kami sendiri," katanya dengan suara bergetar.

"Aku tahu kalian khawatir, dan aku sangat menghargai itu. Tapi percayalah, aku bisa melakukannya. Ini untuk Jane."

Melihat tekad Nydia, Marcus akhirnya menghela napas panjang, meski hatinya masih dipenuhi keraguan. "Baiklah, kalau itu keputusanmu.

Operasi dimulai. Jane dibawa ke ruang operasi terlebih dahulu, diikuti Nydia yang akan menjalani proses pengambilan sumsum tulang. Semua orang menunggu dengan cemas di ruang tunggu, berdoa agar operasi berjalan lancar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bayangan di Balik Senyuman [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang